KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut bahwa balita (bayi di bawah lima tahun) yang sering diberi gadget akan cenderung mengalami speech delay, viral di media sosial Twitter.
Speech delay adalah gangguan perkembangan yang menyebabkan anak terlambat berbicara.
"Bacain repnya, sender ngerasa relate karena keponakan sender umurnya jalan 3 tahun tapi belum bisa ngomong suatu kata, even mama papa pun ga bisa bisa sembuh ga sih huhu," kata akun tersebut.
Hingga Jumat (24/3/2023) unggahan tersebut telah disukai lebih dari 16.800 kali.
Baca juga: Punya 4 Anak, Fanny Fabriana Jalani Ramadhan Tanpa Baby Sitter
Benarkah anak sering main ponsel sebabkan speech delay?
Psikolog dari Lembaga Psikologi Anava Solo, Maya Savitri menjelaskan bahwa anak balita memang sebaiknya belum diberikan ponsel.
Menurut Maya perkembangan usia balita terutama batita masih sangat rentan, sehingga yang paling dibutuhkan oleh anak usia tersebut bukanlah gawai, namun stimulus langsung dari orangtuanya.
Kasus yang banyak terjadi sebagai akibat dari paparan gadget berlebihan dan tanpa pendampingan orang tua salah satunya speech delay.
Maya mengatakan, gadget bisa membuat speech delay karena membuat anak cenderung menjadi pendengar pasif.
"Sehingga anak tak mampu melakukan komunikasi alami," kata Maya saat dihubungi Kompas.com (23/3/2023).
Baca juga: Ramai soal Membentak Anak Bisa Membunuh Sel-sel Otak, Benarkah? Ini Penjelasannya
Apa itu speech delay?
Dikutip dari laman Siloam Hospital Speech delay adalah gangguan perkembangan yang menyebabkan anak terlambat berbicara.
Anak pengidap speech delay mengalami keterlambatan dalam berbicara jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Speech delay terjadi ketika anak belum juga mencapai kemampuan berbahasa, walaupun dari segi usia seharusnya mereka sudah bisa berbicara. Pada kondisi ini, anak mungkin mengalami kesulitan memahami orang lain maupun mengekspresikan diri.
Beberapa parameter yang dapat dijadikan acuan untuk mengamati apakah anak mengalami speech delay adalah sebagai berikut:
- Usia 2 tahun: Ketidakmampuan mengucapkan setidaknya 25 kata atau tidak mampu menyebutkan nama-nama benda dengan benar.
- Usia 2,5 tahun: Ketidakmampuan menggunakan frasa dua kata atau kombinasi kata benda atau tidak mampu menyebutkan nama anggota badan dengan benar.
- Usia 3 tahun: Tidak mampu menggunakan 200 kata, sulit memahami ucapannya, tidak mampu meminta sesuatu dengan nama, atau tidak mampu menyusun sebuah kalimat.
- Usia di atas 3 tahun: Tidak dapat menirukan atau mengucapkan kata-kata yang sebelumnya sudah dipelajari atau tidak mampu menyebutkan nama lengkapnya dengan benar.
Penyebab Speech Delay
Penyebab speech delay belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang diduga dapat memengaruhi terjadinya speech delay pada anak. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Kondisi medis di kandungan atau baru lahirBeberapa kondisi medis pada bayi yang dapat menyebabkan speech delay adalah sebagai berikut:
- BBLR (berat badan lahir rendah).
- Kelahiran prematur.
- Bayi kuning.
- Infeksi TORCH dalam kandungan yang dapat memicu masalah pendengaran pada bayi dan menyebabkan speech delay.
- Tidak mendapatkan cukup oksigen saat lahir (asfiksi).
- Hipotiroid kongenital yang tidak terdiagnosis lebih awal sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Riwayat kejang yang lama, peradangan pada otak, dan trauma kepala yang terjadi pada bulan-bulan awal kehidupan dapat meningkatkan risiko speech delay.
3. Masalah pendengaranSalah satu penyebab utama dari speech delay adalah adanya masalah pendengaran. Memiliki gangguan pendengaran membuat anak hanya bisa mendengar dengan volume tertentu. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh infeksi telinga atau bawaan lahir.
4. Gangguan fungsi oromotor dan struktur mulutSpeech delay adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh masalah pada area otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi bibir, lidah, serta rahang untuk mengeluarkan suara. Kondisi ini juga kerap berdampak pada cara makan anak.
Selain itu, masalah struktur pada mulut, misalnya bibir sumbing, juga dapat menyebabkan gangguan pada gerakan lidah untuk memproduksi suara.
5. AutismeSebagian besar anak pengidap autisme mengalami masalah perkembangan bahasa dan sosial. Akan tetapi, keterlambatan berbicara akibat autisme lebih sulit disadari karena terkadang anak tetap dapat merangkak, berdiri, dan duduk sesuai usia perkembangan normal.
6. Riwayat keluargaSpeech delay adalah suatu kondisi yang juga bisa diturunkan dari keluarga. Apabila terdapat riwayat keluarga yang memiliki masalah berbahasa, seperti gagap, disleksia, atau terlambat bicara, risiko anak mengalami speech delay akan lebih besar.
7. Kurang stimulasiKurang stimulasi artinya anak tidak diberikan pancingan untuk berbicara, sehingga kurang terbiasa mengucapkan kata-kata. Salah satu penyebab anak mengalami speech delay adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang parenting.
8. Terlalu banyak bermain gadgetMenurut penelitian, anak yang memegang gadget untuk bermain games atau menonton video sebelum bisa berbicara dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara dibandingkan anak yang tidak bermain gadget.
Tanda dan gejala Speech Delay pada anak
Normalnya, anak berusia 2 tahun sudah menguasai 50 kosakata dan menggabungkan 2 kata menjadi kalimat sederhana. Namun, terjadi pengecualian pada pengidap speech delay. Beberapa kondisi yang perlu dicurigai sebagai gejala speech delay adalah sebagai berikut:
- Sulit merespon saat diajak berbicara.
- Jarang meniru perkataan orang lain.
- Kesulitan menyebutkan nama-nama benda di rumah.
- Lebih sering menunjukkan gestur tubuh daripada berbicara saat meminta sesuatu.
- Menghindari kontak mata dengan lawan bicara.
Cara mengatasi Speech Delay
Penanganan secara medis bagi pengidap speech delay adalah melakukan terapi wicara. Akan tetapi orang tua dapat melakukan beberapa upaya di rumah untuk menstimulasi kemampuan bicara anak, seperti:
- Sering mengajak anak berbicara.
- Menanggapi perkataannya.
- Mengajukan pertanyaan kepada anak dan memintanya untuk memilih.
- Membantu anak memahami nama benda.
- Membacakan cerita untuk anak.
- Membatasi penggunaan gadget pada anak.