Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fibrodysplasia Ossificans Progressiva, Penyakit Tulang Langka karena Kelainan Genetik

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Mengenal apa itu penyakit tulang langka Fibrodysplasia ossificans progressiva (FOP).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan yang menampilkan foto terkait dengan kondisi penyakit tulang langka ramai di media sosial Twitter.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini pada Selasa (21/3/2023).

Dalam unggahan foto itu, pengunggah memberikan pertanyaan terkait dengan apa nama dari penyakit langka tersebut dengan memberikan petunjuk menjadi "batu". 

"Tebak penyakit yuk dok! Langka nih penyakitnya. Clue: menjadi batu," tulis pengunggah.

Baca juga: Mengenal Epidermodysplasia Verruciformis (EV), Penyakit Kulit Langka akibat Kelainan Genetik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Jumat (24/3/2023) siang, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 390.000 kali dan mendapatkan 92 komentar dari warganet.

Baca juga: Bahaya Prank Tarik Kursi yang Bisa Bikin Tulang Ekor Patah dan Lumpuh

Komentar warganet

Unggahan tersebut berhasil menarik perhatian warganet. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa kondisi penyakit langka itu disebut dengan Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP).

"Fibrosis ossificans progressiva, kasihan banget ini," tulis akun ini.

"Iniii tuh yang organ, otot, sel sel gituu jadi tulang ya. masyaAllah ga kebayang sakitnyaa terus pasti lama lama ga bisa gerak sama sekali," ungkap akun ini.

"Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP)," kata akun ini.

Baca juga: Gejala Awal Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai, Apa Saja?

Lantas, apa itu Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP) dan benarkah merupakan penyakit langka?

Adanya kelainan genetik

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi RSCM Jakarta, Achmad Fauzi Kamal menyampaikan bahwa Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP) adalah kondisi penyakit langka yang disebabkan karena kelainan pada genetik autosomal dominant.

"Fibrodysplasia Ossificans Progressiva itu masuk kondisi rare bone disease yang mana terjadi kurang lebih 1 kasus per 2 juta kelahiran," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (24/3/2023).

"Jadi bila ada cedera terutama pada otot, akan memicu sel progenitor atau sel punca untuk membentuk tulang pada otot," tambahnya.

Achmad mengatakan, ada tiga gejala yang bisa menjadi tanda dari FOP yang secara klinis meliputi kelainan malfirmasi kongenital (bawaan), osifikasi (pembentukan tulang) di luar kelaziman (heterotopik), dan progresivitasnya.

Baca juga: Tips Menjaga Kepadatan Tulang Usia 50 Tahun ke Atas

Diagnosis Fibrodysplasia Ossificans Progressiva (FOP)

Dokter bedah tulang di RSCM Jakarta itu mengatakan bahwa penyakit ini sering didiagnosis dengan osteochondrom karena benjolan tulangnya. 

Selain itu, pada penderita FOP juga terdapat kekakuan di berbagai bagian tubuh, sehingga sering juga didiagnosis dengan ankylosing spondylitis.

Ia menyampaian, penting untuk bisa mengenal secara dini penyakit tersebut dengan melihat tandanya. Namun, karena kasusnya yang jarang terjadi, jadi kemungkinan sangat sulit dikenali.

"Kalau dokter yang sudah pernah menemukan kasus ini biasanya dapat mengenalinya dari kekauan, adanya penonjolan tulang atau pembentukan tulang di luar kelaziman dan sejalan dengan waktu akan bertambah berat," ungkapnya.

"Jadi mendiagnosisnya secara klinis dan didukung oleh x-ray atau CT scan," tambahnya.

Setelah itu, bisa dilakukan upaya untuk mengurangi progresivitasnya dan mencegah cedera pada otot dengan menghindari penyuntikan pada otot.

Baca juga: Berapa Banyak Tulang dalam Tubuh Manusia?

Penyebab dan penanganan FOD

Senada, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, Rahyussalim mengatakan bahwa fibrodysplasia ossificans progressiva adalah kondisi pada proses pertumbuhan tulang yang tidak terkontrol.

Kondisi ini merupakan penyakit langka yang membuat jaringan lunak dalam sistem rangka, seperti otot, tendon, dan ligamen, berubah menjadi jaringan tulang yang keras yang didasari karena adanya kelainan genetik.

"Penyebabnya antara lain karena ada kelainan pembentukan protein dan bisa juga karena mutasi genetik," ucapnya terpisah.

Rahyussalim mengatakan, untuk penanganannya sendiri jika berdasarkan dari literature, maka harus melibatkan 6 disiplin, meliputi:

  1. Spesialis ortopedi
  2. Spesialis anak
  3. Ahli genetik
  4. Ahli rehabilitasi medis
  5. Spesialis neurologi
  6. Spesialis jiwa

Baca juga: 10 Fakta Mengejutkan tentang Tulang Manusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi