Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Puasa Bisa Bantu Turunkan Asam Urat Tinggi?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Adi purnatama
Ilustrasi puasa
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Puasa, kegiatan menahan makan dan minum selama waktu tertentu, dipercaya memberikan sejumlah dampak positif bagi kesehatan.

Bagi Muslim, puasa dilakukan mulai fajar terbit hingga Matahari terbenam. Selain tujuan ibadah, puasa juga diterapkan untuk kondisi tertentu, seperti menurunkan berat badan.

Dikutip dari Kompas.com (22/3/2023), menjalankan puasa memberikan manfaat, termasuk menurunkan gula darah, meningkatkan kesehatan jantung, serta menghambat pertumbuhan sel kanker.

Lantas, apakah puasa juga membantu menurunkan asam urat dalam darah?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Benarkah Mengonsumsi Kopi Bisa Menurunkan Asam Urat Tinggi?


Puasa meningkatkan asam urat

Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi akibat penumpukan kristal asam urat di persendian, seperti jempol kaki, pergelangan tangan dan kaki, atau lutut.

Dilansir dari Mayo Clinic, asam urat adalah hasil metabolisme purin dan normalnya akan larut dalam darah serta keluar dari tubuh melalui urine.

Namun, kondisi tertentu membuat tubuh terus memproduksi zat ini, sehingga terjadi penumpukan kristal yang mengakibatkan nyeri pada sendi.

Dokter dan penulis asal Amerika Serikat, David Perlmutter mengungkapkan, asam urat berfungsi sebagai sinyal alarm yang mengingatkan bahwa makanan dalam kondisi langka.

Peningkatan asam urat berfungsi menjaga lemak tubuh dan glukosa, sehingga memberi tenaga pada otak untuk meningkatkan "kesadaran" agar menemukan asupan makanan.

Oleh karena itu, Perlmutter dalam laman drperlmutter.com, mengatakan bahwa puasa akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

Selama berpuasa, menurut dia, tubuh akan mulai memecah protein dan memanfaatkan asam amino sebagai bahan bakar.

Kondisi tersebut merupakan proses pemecahan katabolik protein yang membebaskan bahan kimia bernama purin. Selanjutnya, purin akan langsung dimetabolisme menjadi asam urat.

Bukan hanya dihasilkan tubuh, purin juga bisa berasal dari konsumsi makanan tinggi purin. Bersama alkohol dan makanan berfruktosa, purin turut meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

Baca juga: 7 Pemicu Serangan Asam Urat, dari Makanan hingga Obat-obatan

Senada, literatur ilmiah juga menunjukkan bahwa puasa bukan menurunkan asam urat, tetapi justru meningkatkan kadarnya untuk sementara.

Para peneliti pun mempelajari efek dari program puasa intermiten untuk menurunkan berat badan.

Metode puasa yang dilakukan, yakni dua hari puasa lengkap hanya diperbolehkan air, dan makan normal selama lima hari lainnya.

Setelah siklus berpuasa diulang sebanyak tiga kali, peneliti mulai melakukan analisis terhadap berat badan, rasio lemak tubuh, tekanan darah, glukosa darah, dan asam urat.

Asam urat tampak meningkat cukup siginifikan sejak awal, dari semula 7 mg/dL menjadi 9,7 mg/dL hanya dalam kurun waktu tujuh hari.

Menariknya, setiap minggunya, kadar asam urat kian menurun. Tercatat pada minggu pertama, asam urat berada di kadar 9,7 mg/dL.

Pada minggu kedua, asam urat turun meski tetap tinggi, di angka 9,5 mg/dL. Sedangkan, di minggu ketiga, kadarnya kembali turun ke angka 9 mg/dL.

Setelah berbuka, kadar asam urat kembali ke asalnya, yakni 7,2 mg/dL dan kembali turun menjadi 7 mg/dL.

Baca juga: 5 Makanan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat, Apa Saja?

Puasa tak meningkatkan serangan nyeri asam urat

Di satu sisi, penyakit asam urat bukanlah penghalang untuk menjalankan puasa, terutama puasa Ramadhan.

Sebab, berdasarkan hasil penelitian dalam Journal of Clinical Rheumatology, tidak ada risiko peningkatan yang signifikan pada serangan nyeri asam urat selama berpuasa.

Hasil tersebut diperoleh dari pengamatan pada puluhan partisipan Muslim yang menderita asam urat dan mematuhi diet rendah purin selama berbuka maupun sahur.

Untuk itu, penderita asam urat masih bisa berpuasa asalkan mengonsumsi makanan sehat rendah purin, serta menjauhi pantangan asam urat.

Beberapa pantangan makanan yang tak boleh dikonsumsi selama berbuka maupun sahur, termasuk:

  • Jeroan
  • Daging merah
  • Makanan laut
  • Alkohol
  • Makanan dan minuman manis dengan gula fruktosa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi