Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Kedatangan Timnas Israel di Indonesia, antara Komitmen Bangsa atau Sanksi FIFA

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Delegasi FIFA meninjau Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Kunjungan tersebut untuk melihat langsung kesiapan Stadion Gelora Bandung Lautan Api yang ditunjuk sebagai salah satu tempat latihan bagi tim yang berlaga pada ajang Piala Dunia U20 pada Mei 2023.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah pejabat dan tokoh publik ramai-ramai menyuarakan penolakannya atas keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U20 di Indonesia.

Diketahui, Piala Dunia U20 akan berlangsung pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Israel menjadi salah satu dari lima wakil negara Eropa yang lolos ke Piala Dunia U20, selain Perancis, Inggris, Italia, dan Slovakia.

Serangkaian penolakan ini tentu berkaitan dengan komitmen Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina yang dijajah oleh Israel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Asia 2023, Indonesia Ungguli Iran dan Israel

Komitmen bangsa

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, misalnya, ikut menolak Israel bermain di Indonesia.

Ganjar beralasan, penolakan tersebut merupakan wujud dari komitmen bersama dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Hal ini juga menjadi amanat dari Presiden pertama Indonesia Soekarno.

"Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, dan maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kita ikut amanat beliau," kata Ganjar, Kamis (23/3/2023).

Untuk itu, ia mendukung adanya terobosan agar Piala Dunia U20 tetap berjalan tanpa kehadiran Israel.

Baca juga: Mengapa Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al Aqsa Dikecam Dunia?


Persoalan penjajahan dan bukan soal agama

Senada, Gubernur Bali Wayan Koster juga menolak kehadiran Israel karena tidak sesuai dengan kebijakan politik Indonesia.

"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang Tim dari Negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali," kata Koster dalam suratnya.

"Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan Tim dari Negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali," sambungnya.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Nasir Djamil mengingatkan, penolakan atas kedatangan Israel ke Indonesia karena persoalan penjajahan, bukan agama.

Baca juga: Ribuan Ubur-ubur Muncul di Israel, Pertanda Bencana?

Menurutnya, Indonesia secara tegas tidak menerima adanya penjajahan di muka Bumi.

"Ini bukan soal keagamaan, ini soal penjajahan dan kemanusiaan. Sampai hari ini pemerintah Indonesia belum mengakui eksistensi negara Israel," kata Nasir, Senin (20/3/2023).

"Dalam pembukaan dasar konstitusi kita jelas bahwa kita tidak bisa pernah menerima penjajahan, karena penjajahan itu harus dihapuskan di muka bumi ini," lanjutnya.

Baca juga: Mengapa Respons Dunia terhadap Konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel Berbeda?

Sanksi FIFA

Namun, penolakan kehadiran timnas Israel juga berpotensi adanya sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk Indonesia.

Salah satu wasit Indonesia berlisensi FIFA, Fariq Hitaba mengingatkan, Indonesia sebagai tuan rumah tidak memiliki alasan untuk menolak Israel.

Pasalnya, Israel merupakan anggota FIFA, sehingga berhak mengikuti semua turnamen di bawah FIFA selama memenuhi syarat.

Jika Indonesia menolak Israel, hal itu akan menuai kecaman dari FIFA dan negara-negara lain.

Baca juga: Mengenal Iron Dome, Sistem Pertahanan Canggih Israel Lawan Rudal Hamas

Tak hanya itu, Indonesia juga berpotensi terkena sanksi berat, seperti pembekuan keanggotaan FIFA.

"Jika dibekukan, Piala Dunia U-20 tidak jadi berlangsung. Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA," ujarnya.

"Artinya tidak ada sepak bola karena sepak bola itu propertinya FIFA. Sepak bola itu milik FIFA. Lalu, pemain, pelatih, wasit, ofisial, mau makan apa kalau tidak ada sepak bola," imbuhnya.

Menurutnya, penolakan timnas Israel atas dasar penjajahan dan kemanusiaan seharusnya juga berlaku untuk negara lain yang pernah melakukan penjajahan.

Atas dasar itu, Fariq berharap agar pemerintah tetap mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U20 dengan kehadiran Israel.

Baca juga: Saat Satu Per Satu Negara Arab Jatuh ke Pelukan Israel...

(Sumber: Kompas.com/Ferril Dennys, Adhyasta Dirgantara, Titis Anis Fauziyah, Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor: Ferril Dennis, Dani Prabowo, Khairina, Dheri Agriesta)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi