KOMPAS.com - Penyakit kulit vitiligo adalah kondisi yang menyebabkan kulit kehilangan warna atau pigmennya.
Ini menyebabkan kulit akan tampak lebih terang dari warna kulit alaminya atau menjadi putih.
Vitiligo terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel melanosit yang merupakan sel penghasil melanin, zat pemberi warna pada kulit atau pigmentasi.
Selain memberi warna pada kulit, melanin juga membantu melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) matahari yang bahaya untuk kulit.
Vitiligo juga dapat memengaruhi warna mata dan rambut, serta menyerang orang-orang dari segala usia.
Baca juga: 11 Jenis Penyakit Kulit dan Penyebabnya, Apa Saja?
Gejala vitiligo
Dikutip dari ClevelandClinic, gejala atau tanda vitiligo meliputi:
- Bercak pada kulit yang kehilangan warna, ini bisa tampak berwarna putih atau lebih terang dari kulit aslinya.
- Bercak rambut di tubuh yang berubah menjadi perak, abu-abu, atau putih.
- Kadang mengalami kulit gatal sebelum terjadi depigmentasi atau menghilangnya pigmen kulit.
Penyebab vitiligo
Penyebab utama terjadinya vitiligo adalah kondisi autoimun, atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel atau organ sendiri.
Selain itu, beberapa kasus vitiligo juga disebabkan oleh faktor lain seperti:
- Perubahan genetik
Mutasi genetik atau perubahan pada DNA tubuh dapat memengeruhi fungsi melanosit.
Diketahui bahwa terdapat lebih dari 30 gen yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena vitiligo.
- Stres
Jumlah pigmen yang dihasilkan sel melanosit dapat berubah jika seseorang sering mengalami stres secara emosional atau stres fisik.
Stres fisik pada tubuh biasanya terjadi karena benturan, lecet, atau cedera.
- Lingkungan sekitar
Faktor lingkungan dapat memengaruhi fungsi sel melanosit, seperti radiasi ultraviolet dan paparan bahan kimia beracun.
Baca juga: Apa Itu Biduran: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya
Faktor risiko vitiligo
Faktor risiko penyakit atau kondisi autoimun lain yang dapat menyebabkan seseorang terkena vitiligo.
Kondisi autoimun tersebut, seperti:
- Penyakit Addison
- Anemia
- Diabetes tipe 1
- Lupus
- Psoriasis
- Rheumatoid Arthtritis
- Penyakit tiroid
Komplikasi vitiligo
Selain menyebabkan pigmen kulit menghilang, vitiligo juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
- Kulit sensitif
Makula dan bercak yang kekurangan melanosit menyebabkan kulit akan lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Ini dapat menyebabkan kulit seseorang akan lebih cepat terbakar oleh matahari.
- Kelainan mata
Orang dengan vitiligo, mungkin akan memiliki beberapa kelainan pada retina mata mereka.
Diketahui bahwa retina merupakan lapisan di dalam mata yang mengandung sel peka cahaya.
Selain itu, vitiligo juga memengaruhi terjadinya beberapa variasi warna pada iris.
Dalam beberapa kasus, terdapat peradangan pada retina atau iris, tetapi biasanya penglihatan tidak akan terpengaruh.
- Autoimun lain
Seseorang dengan vitiligo lebih memungkinkan untuk mengalami kondisi autoimun lainnya yang sebelumnya belum terjadi, seperti hipotiroidisme, diabetes, dan anemia.
- Emosional
Orang dengan vitiligo akan merasa malu dengan penampilan kulit mereka yang tidak sama warnanya sehingga menyebabkan kecemasan hingga depresi.
Beberapa orang dengan vitiligo akan merasa mempunyai harga diri yang rendah dan menjauhi kehidupan sosial yang bertemu banyak orang.
Baca juga: Ketahui tentang Cacar Air: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatan
Jenis-jenis vitiligo
Dilansir dari MedicalNewsToday, terdapat dua jenis vitiligo yakni non-segmental dan segmental.
Vitiligo non-segmental merupakan jenis vitiligo yang umum terjadi yang biasanya akan muncul secara simetris antara kedua sisi tubuh dan terjadi pada kulit yang sering terpapar sinar matahari.
Vitiligo non-segmental mempunyai sub-jenis, yakni:
- Umum atau generalized, muncul di bagian kulit mana saja dan tidak menentu.
- Akrofasial, terjadi terutama pada wajah, kulit kepala, sekitar alat kelamin, dan pada jari tangan atau kaki.
- Mukosa, muncul sebagian besar di sekitar selaput lendir dan bibir.
- Universal, akan terjadi di sebagian besar kulit dan sangat jarang terjadi.
- Fokal, beberapa bercak tersebar di area terpisah satu sama lain.
Sedangkan vitiligo segmental menyebar lebih cepat, tetapi dianggap lebih konstan, stabil, dan kurang menentu dibandingkan jenis satunya.
Vitiligo segmental biasanya memengaruhi area kulit yang melekat pada saraf yang muncul di akar dorsal tulang belakang.
Disebut juga dengan vitiligo unilateral, vitiligo segmental hanya muncul pada satu sisi tubuh.
Baca juga: Kenali Panu: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Pencegahan vitiligo
Berikut beberapa cara untuk mencegah seseorang vitiligo, menurut American Academy of Dermatology (AAD):
- Melindungi kulit dari sinar matahari, dengan sering mencari tempat teduh, kenakan pakaian yang menutupi tubuh, dan gunakan tabir surya dengan perlindungan spektrum luas minimal SPF 30.
- Jangan pernah menggunakan tanning bed atau sun lamp.
- Hindari luka, goresan, dan luka bakar.
- Jika ingin menambah warna pada kulit, gunakan riasan kamuflase, self-tanner, atau pewarna kulit yang aman.
- Ketahui risiko membuat tato, karena dapat menyebabkan vitiligo berupa bintik-bintik.
- Menjalani pola hidup sehat untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dengan baik
- Mengelola stres dan menjaga kesehatan mental.
- Pelajari tentang vitiligo dari orang yang terkena vitiligo atau literatur.
Pengobatan vitiligo
Dikutip dari MayoClinic, terdapat tiga cara untuk menangani vitiligo, yakni dengan obat, terapi, dan operasi. Namun, masing-masing penanganan mempunyai efek samping.
Sehingga, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter untuk memilih hingga prosedur penanganan selesai.
1. Obat-obatanTidak ada obat yang benar-benar menghentikan proses vitiligo, namun setidaknya meminimalkan terjadinya vitiligo.
Obat tersebut seperti:
- Kortikosteroid
Krim kortikosteroid efektif ketika vitiligo masih dalam tahap awal dan mudah untuk digunakan.
Perubahan yang terjadi mungkin memakan waktu selama beberapa bulan dan mempunyai efek samping yang akan timbul seperti penipisan kulit atau munculnya guratan atau garis pada kulit.
Selain itu, kortikosteorid dapat berupa pil dan krim. Pilihan obat ini untuk orang-orang yang mengalami vitiligo berkembang dengan cepat.
- Salep penghambat kalsineurin
Obat salep ini akan memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti tacrolimus atau pimecrolimus. Ini akan efektif untuk vitiligo yang berukuran kecil.
Namun, penggunaan obat ini diperkirakan dapat memicu limfoma dan kanker kulit.
Baca juga: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Bisul
2. Terapi- Fototerapi
Fototerapi dengan narrow band ultraviolet B (UVB) telah terbukti menghentikan atau memperlambat perkembangan vitiligo yang aktif.
Akan lebih efektif bila digunakan dengan kortikostreroid atau penghambat kalsineurin dan memerlukan terapi dua hingga tiga kali seminggu.
Diperlukan waktu satu hingga tiga bulan sampai adanya perubahan, dan diperlukan minimal enam bulan untuk mendapatkan efek yang nyata.
Efek samping yang akan muncul dari terapi ini meliputi kemerahan, gatal, dan rasa terbakar yang akan hilang dalam beberapa jam setelah terapi.
- Fotokemoterapi
Ini merupakan kombinasi antara terapi cahaya ultraviolet A (UVA) dengan psoralen yang merupakan zat yang berasal dari tumbuhan.
Terapi ini berfungsi untuk mengembalikan warna pada vitiligo berupa bercak.
Setelah seseorang meminum psoralen atau mengoleskannya ke kulit yang terkena, kemudian dikenakan cahaya terapi UVA. Efek samping dari terapi ini hampir sama dengan fototerapi.
- Depigmentasi
Terapi ini dilakukan dengan menghilangkan warna alami pada kulit untuk disamakan warnanya dengan kulit yang terkena vitiligo dan bersifat permanen.
Ini menjadi pilihan jika vitiligo sudah menyebar luas dan pengobatan lain tidak berhasil.
Efek sampingnya berupa kemerahan, bengkak, gatal, dan kulit yang sangat kering.
Baca juga: Kurap: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengobatinya
3. Operasi- Pencangkokan kulit
Dalam prosedur ini, dokter akan memindahkan sebagia kecil dari kulit yang sehat dan berpigmen ke area yang telah kehilangan pigmennya.
Operasi ini digunakan jika seseorang hanya memiliki bercak kecil dengan risiko yang mungkin terjadi seperti infeksi, jaringan lecet, penampilan seperti batu bulat, jerawatan, dan kegagalan area untuk berubah warna.
- Pencangkokan lepuh
Pada prosedur ini, dokter akan membuat lepuh pada kulit yang berpigmen, biasanya dengan penyedotan yang kemudian mentransplantasikan bagian atas lepuh ke kulit yang terkenan vitiligo.
Operasi ini juga digunakan pada seseorang yang memiliki bercak kecil vitiligo dengan risiko yang bisa saja terjadi, seperti jaringan lecet, penampilan seperti batu bulat, kegagalan area kulit untuk berubah warna, dan kerusakan pada kulit itu sendiri.
- Transplantasi suspensi sel
Dokter akan mengambil beberapa jaringan pada kulit berpigmen, memasukkan sel dalam larutan dan kemudian menstransplantasikannya ke area yang terkena.
Hasil dari operasi ini mulai terlihat dalam waktu empat minggu yang mempunyai risiko jaringan lecet, infeksi, dan warna kulit tidak merata.
Baca juga: Bisa Menular, Ini Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Kudis
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.