Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Batas Normal Kadar Gula Darah Saat Berpuasa?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Berapa kadar gula darah normal?
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kadar gula (glukosa) darah dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dengan kondisi seseorang. 

Perubahan kadar gula darah dalam tubuh dapat terjadi ketika seseorang bangun tidur, setelah makan, dan juga saat berpuasa.

Diketahui, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya bisa menurunkan kadar gula dalam tubuh. Meskipun begitu, puasa juga bisa meningkatkan risiko kenaikan kadar gula darah, terlebih bagi penderita diabetes.

Untuk itu, penting untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil selama puasa dengan mengetahui berapa batas normalnya. Ini dilakukan agar seseorang bisa melakukan pencegahan dini terkait risiko diabetes.

Lantas, berapa kadar gula darah normal saat berpuasa?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Cara Mengontrol Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Saat Berpuasa

Batas kadar gula darah normal saat puasa

Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebelum makan atau berpuasa, normalnya seseorang akan memiliki kadar gula darah yang berkisar 70 mg/dL (3,9 mmol/L) dan 100 mg/dL (5,6 mmol/L).

Saat gula darah puasa antara 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga 6,9 mmol/L), maka perubahan gaya hidup dan pemantauan glikemia direkomendasikan.

Kemudian, dua jam setelah makan, kadar gula darah akan mengalami peningkatan menjadi kurang dari 140 mg/dL.

Namun, setelah tidak makan sama sekali (puasa) setidaknya selama delapan jam, maka kadar gula darah akan menurun menjadi kurang dari 100 mg/dL. 

Bila kadar gula darah saat kondisi puasa atau tidak makan mencapai 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih tinggi, maka seseorang menderita diabetes.

Sementara itu, seseorang dengan konsentrasi gula darah puasa rendah akan mengalami hipoglikemia yang batasnya di bawah 70 mg/dL (3,9 mmol/L).

Seseorang yang mengalami hipoglikemia akan menunjukkan gejala pusing, berkeringat, jantung berdebar, penglihatan kabur dan gejala lain yang harus dipantau.

Sedangkan, bila seseorang mengalami peningkatan konsentrasi gula darah puasa (hiperglikemia), maka hal tersebut merupakan indikator risiko diabetes yang lebih tinggi.

Baca juga: 8 Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah yang Cocok untuk Penderita Diabetes Saat Puasa, Apa Saja?

 

Tes untuk mengukur gula darah

Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk menguji kadar gula darah dalam tubuh baik untuk diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, atau pun prediabetes.

Beberapa tes di antaranya membutuhkan waktu untuk berpuasa terlebih dahulu, sementara beberapa lainnya tidak. Berikut ini adalah tes untuk mengukur kadar gula darah dalam tubuh:

1. Tes A1C

Tes A1C adalah tes untuk mengukur kadar gula darah rata-rata selama 2 atau 3 bulan terakhir.

Tes ini tidak mengharuskan seseorang untuk tidak makan dalam jangka waktu tertentu (puasa). Tes ini mengukur persentase gula darah yang melekat pada hemoglobin, protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Ini juga disebut sebagai tes hemoglobin terglikasi.

Semakin tinggi kadar gula darah seseorang, maka semakin banyak hemoglobin yang dimilikinya dengan gula yang menempel.

A1C di bawah 5,7 persen adalah normal, antara 5,7 dan 6,4 persen menunjukkan seseorang menderita pradiabetes, sementara 6,5 persen atau lebih tinggi menunjukkan bahwa seseorang menderita diabetes.

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya

2. Tes gula darah acak

Tes ini adalah tes gula garah yang sampel darahnya akan diambil secara acak, yaitu kapan pun seseorang terakhir makan.

Kadar gula darah 200 mg/dL hingga 11,1 mg/dL atau lebih tinggi menunjukkan bahwa seseorang menderita diabetes.

3. Tes gula darah puasa

Sampel darah akan diambil setelah seseorang tidak makan apapun pada malam sebelumnya (puasa).

Kadar gula darah puasa kurang dari 100 mg/dL (5,6 mmol/L) adalah normal. Tingkat gula darah puasa dari 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga 6,9 mmol/L) dianggap prediabetes.

Jika hasilnya 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih tinggi pada dua tes terpisah, Anda menderita diabetes.

Baca juga: 8 Perubahan Gaya Hidup untuk Kontrol Gula Darah bagi Penderita Diabetes

4. Tes toleransi glukosa

Untuk tes ini, seseorang harus berpuasa selama semalaman. Kemudian, kadar gula darah puasa diukur.

Lalu, seseorang akan diminta untuk meminum cairan manis dan kadar gula darah diuji secara teratur selama dua jam berikutnya.

Tingkat gula darah kurang dari 140 mg/dL (7,8 mmol/L) adalah normal. Pembacaan lebih dari 200 mg/dL (11,1 mmol/L) setelah dua jam berarti seseorang menderita diabetes.

Sementara itu, angka yang berkisar 140 dan 199 mg/dL (7,8 mmol/L dan 11,0 mmol/L) menunjukkan bahwa seseorang menderita prediabetes.

Jika dokter dan layanan kesehatan menduga seseorang menderita diabetes tipe 1, mereka mungkin akan menguji urin untuk mencari keberadaan keton.

Keton adalah produk sampingan yang dihasilkan saat otot dan lemak digunakan untuk energi.

Selain itu, dokter dan penyedia layanan kesehatan mungkin juga akan menjalankan tes untuk melihat apakah seseorang memiliki sel sistem kekebalan yang merusak terkait dengan diabetes tipe 1 yang disebut autoantibodi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi