Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Masjid di Jerman, Termasuk Jarang Mengumandangkan Azan

Baca di App
Lihat Foto
AFP/Patrik STOLLARZ
Masjid Tengah Cologne yang dijalankan oleh organisasi Jerman-Turki, DITIB, digambarkan pada 29 September 2018 di Jerman Barat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Jerman memiliki ribuan masjid yang sebagian besar terletak di kawasan industri.

Saat Hari Masjid Terbuka atau Open Mosque Day setiap 3 Oktober, seluruh masjid di penjuru Jerman membuka pintunya bukan hanya untuk Muslim, tapi juga untuk umum.

Berdasarkan data Konferensi Islam Jerman, ada sekitar 2.350 hingga 2.750 masjid yang tersebar di negara ini.

Kurang lebih 24 persen dari 5,5 juta Muslim Jerman pun mengunjungi masjid-masjid tersebut setidaknya seminggu sekali pada 2019.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi salah satu negara yang memiliki ribuan rumah ibadah umat Islam, berikut fakta menarik masjid di Jerman:

Baca juga: Cerita Ika Permatasari-Olsen Puasa Sembari Berlayar, Sahur dan Buka di Dua Negara Berbeda


1. Digunakan Kekaisaran Jerman untuk melatih jihadis

Dikutip dari laman Hindustan Times (4/10/2022), Masjid Wunsdorf di Brandenburg, dibangun pada 1915 atas permintaan Mufti Istanbul.

Masjid ini dianggap sebagai bangunan Islam pertama di Jerman dan seluruh Eropa Tengah.

Didirikan bagi tawanan perang beragama Islam di tengah kamp tawanan, masjid ini pun mendapatkan julukan sebagai "half moon camp".

Bukan hanya tempat berdoa, Kekaisaran Jerman kala itu turut menggunakan masjid ini untuk membangun sentimen negatif tawanan Muslim guna melawan Perancis dan Inggris.

Kekaisaran Jerman menyebut, langkah tersebut sebagai strategi revolusioner. Di masjid inilah, para jihadis disumpah dan dikirim ke garis depan untuk berperang.

Sebagian para tahanan juga dijadikan obyek penelitian, yang mencakup rekaman bahasa dan ukuran antropologis mereka.

Hasil penelitian tersebut, kemudian menjadi bagian dari bidang studi ilmu pseudosains yang oleh Nazi disebut "sains rasial".

Hingga pada 1928, saat sebuah masjid baru dibangun Wilmersdorf, Berlin, Masjid Wunsdorf pun mulai kehilangan perannya.

Masjid ini selanjutnya dihancurkan pada 1930, kurang dari 15 tahun setelah diresmikan.

Baca juga: Ramadhan di Negara Nordik, Serunya Mencari Aliran Puasa di Wilayah yang Punya Matahari Tengah Malam

2. Menyerupai Taj Mahal

Masjid di daerah Wilmersdorf, Berlin, tercatat sebagai masjid tertua yang ada di Jerman hingga saat ini.

Rumah ibadah bernama Masjid Ahmadiyah Berlin ini memiliki bentuk amat mirip dengan bangunan ternama di India, yakni Taj Mahal.

Dilansir dari laman berlin.ahmadiyya.org, masjid ini memiliki dua menara yang masing-masing setinggi lebih dari 30 meter.

Dirancang oleh arsitek Jerman, Karl August Herrmann, pembangunan masjid dimaksudkan untuk komunitas Ahmadiyah Lahore yang berasal dari negara yang sekarang disebut Pakistan.

Anggota komunitas ini datang pertama kali ke Jerman pada 1920. Mereka kemudian mendirikan komunitas dan bekerja sama dengan Muslim yang sebelumnya sudah ada di Jerman.

Kini, bangunan rumah ibadah umat Islam di Wilmersdorf ini menjadi pusat kegiatan umat Islam.

3. Khatib perempuan di Berlin

Pada 2017, salah masjid di ibu kota Jerman, Masjid Ibn Rushd-Goethe, mempersilakan para perempuan untuk menjadi khatib atau menyampaikan khotbah.

Dikutip dari laman resminya, masjid ini melabeli diri sebagai wakil Islam yang progresif dan kontemporer, sesuai dengan demokrasi dan hak asasi manusia.

Imbasnya, Seyran Ates, seorang pengacara, penulis, serta aktivis hak-hak perempuan yang ikut mendirikan masjid ini, pun harus membayar mahal untuk sikap progresifnya.

Dia kerap menerima ancaman pembunuhan dan selalu berada di bawah perlindungan polisi.

Baca juga: Menilik Masjid Nurd Kamal, Rumah Ibadah Muslim Paling Utara di Dunia

4. Sebagian besar tersembunyi, ada di halaman belakang

Bangunan suci umat Kristen dapat dengan mudah ditemukan menghiasi lanskap kota-kota di Jerman. Namun, hal serupa tak terjadi pada masjid.

Mayoritas masjid di Jerman hampir tidak dapat dikenali dari luar. Bahkan seringkali, hanya sebuah tanda yang menunjukkan bahwa ada masjid di belakang pintu masuk.

Masjid juga bisa jadi ada di sebuah unit rumah di daerah perumahan atau di daerah komersial di luar pusat kota.

Istilah dalam bahasa Jerman untuk merujuk masjid tersembunyi ini, yakni Hinterhofmoschee atau masjid halaman belakang.

5. Jarang mengumandangkan azan

Di negara-negara mayoritas Islam, seseorang akan menjadi muazin atau orang yang menyerukan azan sebagai tanda masuknya waktu shalat.

Kendati demikian, hal ini jarang dilakukan oleh masjid di Jerman. Pasalnya, praktik mengumandangkan azan tidak begitu diterima masyarakat.

Azan kerap dianggap sebagai gangguan kebisingan dan mendapatkan kritik dari deklarasi keagamaan.

Namun, seperti diberitakan Kompas.com (14/10/2022), masjid-masjid di beberapa kota telah lama diizinkan untuk mengumandangkan azan.

Masjid terbesar di Distrik Ehrenfeld pun menjadi masjid pertama di Kota Koln yang mengumandangkan azan shalat Jumat.

Adapun berdasarkan perjanjian, Masjid Pusat Koln diizinkan untuk mengumandangkan satu kali azan melalui pengeras suara hingga lima menit pada Jumat, antara siang hingga pukul 15.00 waktu setempat dengan volume tidak boleh melebihi 60 desibel.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi