Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saling Lempar Kesalahan atas Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat meninjau Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya jelang Piala Dunia U-20, Senin (13/3/2023).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 menyita perhatian besar dari publik.

Pasalnya, berbagai persiapan telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir hingga menghabiskan dana ratusan miliar rupiah.

Pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U20 Indonesia oleh FIFA ini dilakukan setelah adanya penolakan dari beberapa pihak terkait keikutsertaan Israel.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi salah satu pihak yang vokal menolak kehadiran Israel ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ancaman Sanksi FIFA dan Kegagalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20...

Salahkan PSSI

Kendati demikian, PDI-P menyayangkan keputusan FIFA yang mencabut status tuan rumah Indonesia.

Dalam hal ini, PDI-P menyalahkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang tidak mampu melobi FIFA secara maksimal.

"Kami menyayangkan pembatalan event besar tersebut. Lobi-lobi PSSI terasa lemah atau tumpul," kata politisi senior PDI-P Hendrawan Supratikno, dikutip dari Kompas.com (30/3/2023).

Baca juga: Antiklimaks Euforia Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia...


Ia mengkelaim, pihaknya telah menyuarakan keberatannya sejak Agustus 2022 terkait kehadiran Israel di Piala Dunia U20.

Saat itu, Hermawan mengeklaim telah mengusulkan bahwa pertandingan khusus Israel digelar di luar negeri.

"Padahal sudah lama, sejak Agustus 2022, kami mengingatkan konsekuensi keikutsertaan Israel," jelas dia.

"Dari awal kami mengusulkan untuk pertandingan yang diikuti Israel dilakukan di LN, negara tetangga, karena kita dalam posisi sebagai Ketua ASEAN," sambungnya.

Baca juga: Kata Media Asing soal Pencoretan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Ungkapkan kekecewaan

Sementara itu, Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster kompak mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan ini.

Koster berharap, keputusan ini diharapkan menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk bisa membangun sepak bola sebagai bagian dari supremasi bangsa.

Ia pun meminta agar warga berdoa agar Israel dicorat dari kepesertaan Piala Dunia U20.

Senada dengan Koster, Ganjar juga berharap agar pencopotan status ini tidak memengaruhi semangat para pemain.

Menurutnya, hal ini bukan merupakan akhir dari segalanya.

"Harus tetap semangat terus. Ini bukan kiamat," kata Ganjar dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: PDI-P yang Tolak Israel dan Kini Turut Bersedih Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20

PSSI ungkit komitmen gubernur

Terpisah, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali juga tidak bisa menutupi kekecewaannya atas batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Padahal, pihaknya telah menyiapkan segara infrastruktur dan semua hal terkait dengan penyelenggaraan turnamen ini.

"Kalau ditanya seperti apa, pasti kita sudah siap, infrastruktur sudah siap, kementerian lembaga sudah menjalankan tugasnya masing-masing," kata Zainudin, dikutip dari Kompas.com.

"Arahan Presiden Joko Widodo jelas. Tiba-tiba dengan keputusan seperti ini membuat kita sedih dan kecewa," sambungnya.

Baca juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Kedaluwarsa, Apa Dampaknya?

Ia juga tak lupa menyoroti sejumlah kepala daerah yang sebelumnya telah menandatangani hostly agreement atau komitmen sebagai tuan rumah.

Dua di antaranya adalah Ganjar dan Koster.

"Karena FIFA menganggap bahwa kita sudah memberikan jaminan, dengan goverment guarantee yang ditandatangani oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, bahwa kita sanggup sebagai tuan rumah. ternyata tidak bisa dan kita dianggap tidak mampu," jelas dia.

Baca juga: Dilema Kedatangan Timnas Israel di Indonesia, antara Komitmen Bangsa atau Sanksi FIFA

(Sumber: Kompas.com/Ahmad Zilky, Krisiandi, Adhyasta Dirgantara | Editor: Ferril Dennys, Krisiandi, Icha Rastika)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi