Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curahan Hati Pemain Timnas U20 Hokky Caraka: Kurang 1 Persen Malah Kalian Hancurin

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PSSI
Aksi Hokky Caraka dalam laga matchday 3 Grup A Piala Asia U202 2023 Indonesia vs Uzbekistan di Stadion Istiqlol, Fergana, Uzbekistan, Selasa (7/3/2023) malam WIB.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para pemain Timnas U20 Indonesia tak bisa menutupi kesedihan dan kekecewaan mereka usai gagal berlaga di Piala Dunia U20.

Dalam banyak video yang beredar, semua pemain bahkan tampak menangis setelah mendengar kabar tersebut.

Kesedihan dan kekecewaan mereka bisa dimengerti. Piala Dunia merupakan turnamen besar dunia yang menjadi impian bagi semua pemain sepak bola.

Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia berhak mendapatkan satu tiket Piala Dunia U20, tanpa perlu melalui babak kualifikasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayang, FIFA harus mencopot status tuan rumah Indonesia, buntut penolakan sejumlah pihak akan keikutsertaan Israel.

Baca juga: Antiklimaks Euforia Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia...

Kekecewaan ini juga diungkapkan oleh Hokky Caraka, pemain Timnas U20 yang berposisi sebagai penyerang.

Bagi Hokky, para pemain telah mencurahkan semua waktu dan tenaganya untuk menjalani training camp (TC) atau pemusatan latihan selama bertahun-tahun.

"Kita di TC enggak cuma main-main, kita bener-bener pengen berubah untuk negara ini," kata Hokki dalam ROSI Eksklusif Episode Jangan Bunuh Mimpi Anak Bangsa yang ditayangkan di Kompas TV.

"Tapi ternyata kenapa kalian tidak menyadari bahwa para pemain benar-benar kerja keras untuk Piala Dunia ini, tapi kurang satu persen malah kalian hancurin," sambungnya.

Baca juga: Kata Media Asing soal Pencoretan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20


Baca juga: Sederet Tragedi Suporter Sepak Bola di Indonesia

Beratnya latihan yang harus dijalani pemain

Ia juga menceritakan betapa beratnya selama menjalani TC bersama pemain lainnya.

Dalam sehari, para pemain harus menjalani empat kali latihan, mulai dari pagi buta hingga malam hari.

"Setengah enam, kita sudah lari, lanjut siang nge-gym, itu enggak gym-gym ringan, untuk bentuk badan. Sore latihan lapangan, kerja keras, lari-lari, enggak mau lari, dihukum," jelas dia.

"Malamnya kita harus skipping (lompat tali), kalau kita tidak skipping dapat hukuman berat. Kita TC jauh dari rumah, jarang pulang," lanjutnya.

Baca juga: Dilema Kedatangan Timnas Israel di Indonesia, antara Komitmen Bangsa atau Sanksi FIFA

Atas keputusan FIFA ini, Hokky juga mengaku khawatir jika Indonesia terkena sanksi, sehingga berdampak pada turnamen sepak bola dalam negeri.

Padahal, ia tidak memiliki bekal di luar sepak bola untuk melanjutkan karier di bidang lain.

Ia mengaku sudah meninggalkan bangku sekolah selama tiga tahun demi berlatih bersama timnas Indonesia.

"Jadi kalau beneran di-banned, saya tidak punya ilmu apa-apa, tidak punya bekal untuk profesi lain. Kita tiga tahun cuma ngerjain tugas terus, tidak tahu bagaimana isinya pembelajaran itu," pungkasnya.

Baca juga: Ancaman Sanksi FIFA dan Kegagalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi