Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Gubernur dari PDIP Tolak Israel di Piala Dunia U-20, Akankah Berimbas ke Pemilu 2024?

Baca di App
Lihat Foto
Humas Pemprov Bali/Humas Pemprov Jateng
Gubernur Bali Wayan Koster (kiri) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Nama Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster tengah ramai diperbincangkan publik terkait penolakannya atas timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20 yang sebelumnya akan diadakan di Indonesia.

Kedua kader PDI Perjuangan itu menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia meskipun negara itu lolos kualifikasi sebagai peserta Piala Dunia U-20.

Keduanya menolak timnas Israel sebagai wujud dukungan kepada Palestina.

Seperti diketahui, Israel sejak lama terlibat konflik yang mengakibatkan jatuhnya jutaan jiwa. Indonesia sendiri merupakan salah satu pihak yang mendukung Palestina.

Sikap kedua kader PDI Perjuangan itu kemudian memunculkan pertanyaan mengenai apakah ada indikasi politik di balik penolakan mereka?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U20, Ganjar Kecewa, Koster Minta FIFA Coret Israel


Penolakan tidak konsisten
Lihat Foto
Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan keterangan terkait Piala Dunia U2) 2023 di Kantor Presiden, Jumat (31/3/2023).

Dosen Ilmu Politik Fisip UI juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menjelaskan, alasan Ganjar dan Koster menolak timnas Israel di Piala Dunia U-20 sesungguhnya sudah sesuai dengan amanat konstitusi.

Indonesia bertekad menjaga perdamaian, termasuk mendukung Palestina dari penjajahan Israel.

"Secara substansi, menurut saya tidak ada masalah," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023).

Meski begitu, ia mengaku heran dengan waktu penolakan yang terlalu dekat dengan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Menurutnya, seharusnya penolakan ini diserukan saat Israel resmi menjadi peserta pada 2022.

Selain itu, ia juga menyoroti tidak konsistennya penolakan terhadap atlet Israel. Hal ini karena banyak atlet Israel yang mengikuti acara olahraga lain yang sebelumnya diadakan di Indonesia.

"Kalau ada aturan resmi Israel dilarang di event olahraga Indonesia, maka ya sudah. Masalahnya, tidak konsisten," tambahnya.

Saat ditanya terkait publik yang beranggapan penolakan ini dilakukan berlatar belakang politik, Aditya tidak mengelak hal itu mungkin terjadi.

Meski begitu, menurutnya, tindakan kader PDI Perjuangan ini belum pasti membawa perubahan di Pemilu 2024. Kejadian ini bisa saja menambah atau mengurangi dukungan kepada partai tersebut.

"Bisa iya, bisa nggak. Sentimen publik ke PDIP juga banyak, ada juga dari orang Islam, maka orang tidak akan banyak berubah," lanjutnya.

Baca juga: Sejumlah Pihak yang Tolak Israel di Piala Dunia U-20 dan Alasannya

Blunder Ganjar

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menyatakan hal yang sama.

Menurutnya, penolakan Ganjar dan Koster dilakukan sesuai dengan ideologi PDI Perjuangan. Sikap pemimpin PDIP mengarah ke ingin menjaga nilai-nilai dari Bung Karno.

Namun, hal ini kemudian menimbulkan polemik bagi kedua politikus tersebut.

"Ganjar jadi blunder. Jika berdampak politik, bisa jadi pandangan buruk untuk tokoh Ganjar," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (31/3/2023).

Menurut Cecep, penolakan itu mungkin akan berdampak pada elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai salah satu tokoh yang digadang akan maju ke Pemilu 2024.

"Kalau ingatan akan penolakan Ganjar terhadap timnas Israel dan dampaknya bagi Indonesia itu terpelihara oleh publik, bisa saja berdampak pada dia dan PDIP," lanjutnya.

Terlepas dari itu, Cecep juga menekankan waktu penolakan yang tidak tepat karena hanya dalam hitungan hari menuju Piala Dunia U-20 dibuka.

"Kenapa nggak dulu disampaikan dari awal. Syarat mau diadakan di Indonesia, misalnya Israel tidak boleh ikut serta," tambahnya.

Menurutnya, jika dari awal ada informasi lebih jelas dari pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang lama, maka kejadian ini tidak akan terjadi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi