Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

"Long March" Bangkok-Borobudur

Baca di App
Lihat Foto
P RADITYA MAHENDRA YASA
Tri Suci Waisak-Biksu berjalan di antara stupa candi saat menjalankan prosesi pradaksina di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/5). Prosesi ini dalam menyambut Perayaan Tri Suci Waisak 2556 BE. Perayaan tersebut memperingati tiga peristiwa penting yaitu kelahiran, kesempurnaan dan wafatnya sang Budha Gautama. Kompas/P Raditya Mahendra Yasa (WEN) 26-05-2012
Editor: Sandro Gatra

SAHABAT merangkap maha guru akupunktur saya, DR Willie Japaries berbagi sebuah rekaman video yang sempat menggetar sukma di lubuk sanubari saya.

Video dengan durasi sekitar 60 detik tersebut menampilkan adegan sekitar tiga puluh Bhiksu berjubah oranye pada tanggal 23 Maret 2023, mulai melakukan perjalanan ziarah spiritual Buddhisme dengan berjalan kaki alias long march dari kota Bangkok menuju Candi Borobudur.

Para Bhiksu melakukan perjalanan dengan berjalan kaki selama sekitar 60 hari tersebut bukan sebagai unjuk rasa untuk melakukan protes politik terhadap apapun, namun sebagai unjuk rasa penghormatan terhadap Hari Waisak yang menurut rencana akan dirayakan pada tanggal 4 Juni 2023, di Candi Birobudur sebagai monumen Buddhisme terbesar serta teragung di planet bumi.

Jarak dari Bangkok ke Borobudur sekitar 2606 km direncanakan ditempuh selama sekitar 60 hari. Berarti rata-rata setiap hari harus menempuh jarak sekitar minimal 45 kilometer.

Long march Bangkok-Borobudur yang dilakukan para Bhiksu Thailand tersebut pada hakikatnya merupakan Tudhong Kamathan pengejawantahan Dutthanga Kamatthana sebagai ikhtiar meneladani apa yang dilakukan oleh Siddharta Gautama tatkala mulai melakukan perjalanan mencari kebenaran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum menjadi Sang Buddha, Siddharta Gautama mulai berupaya mencari kebenaran dengan meninggalkan dan menanggalkan segenap gemerlap keduniawaan maka bukan dengan menggunakan helikopter atau private jet atau yacht atau kendaraan apapun, namun murni dengan berjalan kaki sebagai ungkapan kesederhanaan beserta kedekatan dengan alam yang paling mendasar.

Sangat mengharukan sekaligus menakjubkan bagi saya yang sama sekali bukan umat Buddhisme menyaksikan betapa besar gelora semangat spiritual para Bhiksu dalam menatalaksana pengorbanan jiwa raga serta lahir batin demi tulus menjunjung tinggi warisan kearifan ajaran-ajaran sang Buddha.

Dengan penuh kerendahan hati saya bersujud untuk berdoa memohon kepada Yang Maha Welas-Asih berkenan melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada para Bhikku agar dengan selamat dan sehat walafiat sampai di tujuan perjalanan demi bersama umat Buddha merayakan hari raya Waisak di candi Borobudur. AMIN.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi