Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Mariko Aoki, Fenomena Mendadak Ingin BAB di Toko Buku, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Gramedia
Tangkapan layar video fenomena Mariko Aoki saat orang sakit perut di toko buku.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menunjukkan fenomena pembeli di toko buku mengalami sakit perut ingin buang air besar (BAB) tengah ramai di media sosial.

Video tersebut pertama kali diunggah akun TikTok @gramedia pada Minggu (2/4/2023). Dalam videonya, terlihat seorang petugas toko buku yang tersenyum kepada pembeli yang sedang sakit perut.

"Customer yang masih suka mules kalau ke Gramedia. Pegawai Gramedia yang sudah biasa," tulis akun tersebut.

Unggahan ini kemudian dibagikan oleh akun Twitter ini pada Senin (3/4/2023). Akun tersebut menuliskan tentang pentingnya mengerti perilaku pelanggan.

Salah satu warganet memberikan komentar dan menyebut itu adalah fenomena Mariko Aoki.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini namanya terkenal dengan Mariko Aoki Phenomenon, tapi sejauh ini semua penjelasan masih bersifat teori," tulis akun ini.

Hingga Selasa (4/4/2023) malam, video tersebut tayang di Twitter sebanyak 592.400 kali, disukai 2.659 akun, dan di-retweet 421 kali.

Apa itu fenomena Mariko Aoki, dan bagaimana penjelasan dokter?

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Perut, Apa Saja?


Fenomena Mariko Aoki

Perasaan ingin BAB saat berada di toko buku dikenal luas sebagai fenomena Mariko Aoki.

Fenomena ini berasal dari nama seorang wanita berusia 29 tahun dari Suginami, Tokyo, Jepang yang membagikan pengalaman atas kejadian ini ke sebuah majalah pada Februari 1985.

"Aku tidak yakin kenapa, Tapi sejak sekitar dua atau tiga tahun yang lalu, setiap kali saya pergi ke toko buku, saya selalu ingin buang air besar," tulis Mariko Aoki dilansir dari IFL Science.

Pengalamannya kemudian disetujui oleh banyak warga Jepang. Mereka mengaku merasakan sakit perut saat berada di toko buku.

Hingga saat ini, fenomena Mariko Aoki belum terbukti secara medis atau ilmiah. Namun, para dokter berspekulasi mengenai fenomena ini.

Ada yang menyebutnya karena masalah psikologis, pengaruh aroma bahan kimia dalam tinta buku, atau perasaan ingin BAB karena sering membaca buku di kamar mandi.

Baca juga: Cara Membersihkan Noda Kopi pada Halaman Buku

Sindrom iritasi usus besar

Dokter penyakit dalam spesialis gastrologi Ari Fahrial Syam menjelaskan, pembeli dapat merasa sakit perut saat berada di toko buku akibat posisi tubuhnya.

"Posisi saat memilih buku yang membungkuk terlalu lama bisa merangsang ingin BAB," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Selain itu, bisa juga akibat mengalami sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS). Sindrom ini merupakan kelainan yang terjadi akibat adanya gangguan pada saluran pencernaan.

Ia menjelaskan, ada hubungan antara otak dan usus. Saat stres, perasaan tersebut dapat berpengaruh pada kondisi tubuh manusia.

Saat berada di toko buku, pembeli mungkin membaca sesuatu yang tidak disukai. Selain itu, dia bisa saja kesulitan mencari buku yang diinginkan, atau sebaliknya, merasa sangat senang dan antusias saat ada di toko buku. Akibatnya, dia jadi ingin buang air besar.

"Ini pun terjadi pada mahasiswa yang ingin ujian. Bisa jadi dia bolak-balik ke belakang karena diare," lanjut Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Perut

Masalah psikologis

Psikolog klinis Personal Growth Jakarta Barat Ivana Kamilie menjelasakan bahwa kondisi ini mungkin disebabkan oleh keadaan psikologis bernama psikosomatis.

"Psikosomatis adalah kondisi di mana ada keterkaitan antara pikiran dan kondisi fisik," katanya kepada Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Menurutnya, kondisi ini juga dialami orang yang gugup atau tegang saat berdiri di depan umum atau melakukan wawancara. Orang tersebut kemudian merasa sakit perut dan deg-degan.

"Saya melihat fenomena orang sakit perut di toko buku lebih kepada kondisi psikologisnya. Mungkinkah dia tertekan saat baca buku atau ada sesuatu yang mengingatkannya dengan kondisi tertentu sampai dia stres," jelas Ivana.

Pemicu kondisi ini tergantung dengan keadaan pikiran seseorang. Untuk mengatasinya, masalah psikologislah yang harus diselesaikan bukan penyakit fisik yang dialami.

Menurut Ivana, orang tersebut dapat coba berlatih menenangkan diri dalam kondisi yang membuatnya cemas dan stres. Semakin lama, perasaannya menjadi lebih baik. Kemudian, sakit fisik yang dialami akan semakin berkurang.

Baca juga: Sering Sakit Perut? Waspadai 9 Tanda Sakit Perut yang Tak Normal Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi