Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal KRL Kembali ke Zaman Dulu Saat Penumpang Bergelantungan, Mungkinkah Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@tanyakanrl
Tangkapan layar unggahan potret KRL zaman dulu
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Commuter line atau kereta rel listrik (KRL) merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat.

Tak heran, transportasi yang dikelola PT KCI alias KAI Commuter ini selalu penuh sesak penumpang, terutama di jam-jam berangkat dan pulang kantor.

Namun, penambahan KRL melalui impor bekas dari Jepang tak kunjung mendapat lampu hijau.

Diberitakan Kompas.com (28/3/2023), Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, kemampuan pihaknya untuk membeli KRL baru sangat terbatas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab, keuntungan PT KCI hanya dipatok 10 persen saja akibat adanya public service obligation (PSO).

Hal ini pun memicu warganet Twitter untuk berkomentar, bahwa KRL kemungkinan akan kembali ke masa lalu, yakni penuh sesak hingga penumpang bergelantungan di luar kereta.

"Bau bau krl jabodetabek kembali ke setingan awal nih kaya nya," tulis pengunggah, Rabu (5/4/2023).

Lantas, mungkinkah KRL kembali ke zaman dahulu di mana penumpang bergelantungan di luar kereta?

Baca juga: Profil Evita Nursanty, Anggota DPR yang Sebut KRL Hanya Semrawut Saat Lebaran dan Tahun Baru


Penjelasan KAI Commuter

Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan menjelaskan, KRL yang penuh pasti terjadi di jam-jam sibuk.

"Kalau penuh sudah pasti di jam-jam sibuk, karena jumlah pengguna sudah di 800.000 per hari," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Namun demikian, keramaian yang terjadi tidak seperti gambar dalam unggahan media sosial Twitter itu.

Pasalnya, menurut Leza, potret KRL berdesakan hingga penumpang bergelantungan di samping dan di atas kereta adalah dokumentasi zaman dulu.

Dia pun menegaskan, commuter line tidak akan kembali seperti dalam potret tersebut.

"Peraturan sekarang kereta tidak akan diberangkatkan kalau pintu kereta terbuka," ungkapnya.

Baca juga: Viral, Video Penumpang KRL Jadi Spiderman Saat Kereta Penuh Sesak, Begini Ceritanya

Bergantung pada keputusan akhir Menko Marves

Terpisah, pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, nasib KRL saat ini masih menunggu keputusan akhir dari Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).

"Menunggu keputusan akhir dari LBP," kata akademisi Unika Soegijapranata itu, kepada Kompas.com, Rabu.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait rencana impor KRL bekas dari Jepang saat ini telah diterima Kemenko Marves.

Nantinya, tindak lanjut hasil audit tersebut akan kembali dirapatkan oleh Luhut selaku Menko Marves.

Menurut Djoko, keputusan tersebut akan sangat menentukan apakah kondisi KRL terutama di wilayah Jabodetabek semakin sesak atau tidak.

Apabila ternyata tidak impor, lanjut dia, terdapat tiga pilihan berisiko terkait KRL. Pertama, tetap beroperasi dengan risiko keselamatan.

Kedua, tidak dioperasikan dengan risiko penumpang terlantar. Ketiga, retrofit atau modifikasi teknologi dan fitur, tetapi tidak semua kereta bisa dilakukan.

"Tidak ada yang tepat, semua berisiko," terang Djoko.

Dia menambahkan, sebagai masa transisi, pilihan terbaik saat ini adalah mengimpor KRL.

"Masa transisi 2023 dan 2024, KRL impor. Tahun 2025 buatan PT INKA," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi