Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Paus Sering Terdampar di Pinggir Pantai? Ini Alasannya!

Baca di App
Lihat Foto
Yohanes Valdi Seriang Ginta
Bangkai satwa laut yang diduga seekor ikan paus ditemukan terdampar di Pantai Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali pada Kamis (19/1/2023)./ istimewa
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Fenomena ikan paus terdampar di pantai beberapa kali terjadi di Indonesia.

Pada Rabu (5/4/2023), paus sperma ditemukan terdampar di sisi barat Pantai Lepang, Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung, Bali.

Sebelumnya, dua ekor paus juga ditemukan terdampar di Pulau Timor.

Seekor paus lainnya ditemukan terdampar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa paus sering terdampar di pinggir pantai?

Baca juga: Mengenal Paus Sperma yang Terdampar di Pantai Bali dan Fakta-faktanya!

Penjelasan peneliti

Peneliti Mamalia Laut di Pusat Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sekar Mira menjelaskan, terdapat sejumlah faktor mengapa ikan paus terdampar di pinggir pantai, baik karena faktor alami, tidak alami, hingga yang berkaitan dengan aktivitas manusia.

"Kalau yang misalnya alami ya karena predator, dikejar oleh predatornya lalu dia (ikan paus) mencoba untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih dangkal tapi malah terdampar," terangnya kepada Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Faktor alami lain penyebab ikan paus terdampar bisa dikarenakan penyakit hingga cedera yang dialami.

"Bisa juga karena faktor alami di luar dia, misalnya gempa di bawah laut atau gangguan magnet bumi ketika ada radiasi sinar matahari, seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu di New Zealand," terang Sekar.

Adapun faktor tidak alami penyebab ikan paus terdampar bisa disebabkan karena kebisingan laut hingga aktivitas manusia.

Baca juga: Kisah Kiska, Paus Orca Paling Kesepian di Dunia yang Mati di Penangkaran

Polusi laut dan perbahan iklim

Paus terdampar di pinggir pantai juga bisa disebabkan karena polusi laut dan perubahan iklim.

"Bisa saja kalau ada marine debris (sampah laut) yang tertelan sama dia (paus), di beberapa kasus, marine debris-nya memblok saluran pencernaannya sehingga saluran pencernaan tidak bisa sampai ke lambung dan ususnya cedera," terang dia.

Terkait perubahan iklim, menurut Sekar, bisa dipicu oleh terjadinya cuaca ekstrem, seperti badai hingga pasang surut air laut.

"Kadang-kadang mereka yang biasanya aman-aman saja main di situ ternyata pas (air laut) surut, surutnya keterlaluan karena ekstrem. Jadinya dia tidak bisa kembali ke habitatnya," ujarnya.

Eksplorasi pengeboran minyak di laut juga bisa menyebabkan paus terdampar karena desibel yang terlalu tinggi.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Spesies Baru Paus yang Terancam Punah

Bisa karena dua penyebab atau lebih

Menurut Sekar, penyebab terdamparnya ikan paus di pinggir pantai membutuhkan pemeriksaan mendalam.

"Kalau ada mamalia laut yang terdampar itu enggak bisa gitu aja dibilang penyebabnya karena ini. Karena penyebabnya bisa disebabkan lebih dari satu hal juga," tuturnya.

Diperlukan pemeriksaan berupa studi pascakematian atau studi dari bangkainya untuk memastikan penyebab ikan paus terdampar.

"Jadi memang harus ada penelitian lanjutan supaya kita bisa tahu apa yang terjadi sama ikan pausnya," ujar Sekar.

Baca juga: Muntahan Paus Harganya Mencapai Miliaran Rupiah, Apa Manfaatnya?

Penelitian itu bisa berupa pemeriksaan fisik, mikrokopis, hingga histopotologi.

Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin dengan mengambil sampel ikan paus terdampar yang masih dalam kondisi segar.

"Kalau sudah membusuk ya uji bakteri dan uji fisiknya bisa enggak valid lagi karena ada pembususkan dan faktor lainnya," terangnya.

Oleh sebab itu, Sekar mengatakan, pengambilan sampel untuk pemeriksaan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.

Baca juga: Viral, Potongan Bagian Tubuh Hewan Laut Diduga Penis Paus, Benarkah?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi