Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Asam Lambung adalah Penyakit Genetik? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/kjpargeter
ilustrasi apakah asam lambung adalah penyakit genetik?
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Asam lambung adalah masalah pencernaan yang cukup umum, terjadi akibat isi perut atau lambung bergerak kembali ke kerongkongan.

Dilansir dari Medical News Today, kondisi asam lambung dapat menyebabkan mulas dan sensasi "terbakar" akibat sebagian kandungan asam dalam lambung naik ke kerongkongan.

Ketika Anda mengalami gejala asam lambung yang terlalu sering, bisa jadi merupakan tanda penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD).

Gerd adalah bentuk asam lambung kronis yang lebih serius, serta dapat menyebabkan masalah kesehatan dan komplikasi jika tidak diobati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Silent reflux, Kondisi Asam Lambung yang Naik Diam-diam

Sebagian orang masih menggunakan istilah asam lambung dan GERD secara bergantian, namun keduanya sediktu berbeda.

Penyakit asam lambung adalah rasa mulas yang disebut gastroesophageal reflux (GER). Sedangkan GERD adalah bentuk kronis dari asam lambung.

Kebanyakan orang mengalami refluks asam hanya sesekali. Namun, penderita GERD mengalami asam lambung lebih dari dua kali seminggu.

Baca juga: Benarkah Cemas Berlebihan dapat Memicu Asam Lambung? Berikut Penjelasannya

Apakah asam lambung adalah penyakit genetik?

Ada banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara gen dan kondisi asam lambung dan GERD.

Dilansir dari Healthline, beberapa penelitian telah mengidentifikasi penanda umum dalam DNA terkait kondisi tersebut.

1. Studi pada anak kembar

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Alimentary Pharmacology & Therapeutics menemukan bahwa anak kembar lebih mungkin mengalami GERD, ketika salah satunya punya riwayat.

Penelitian ini melibatkan 481 kembar identik dan 505 kembar fraternal, dan korelasi lebih kuat pada kembar identik dibandingkan dengan kembar fraternal.

Ini menunjukkan bahwa genetika berperan dalam menyebabkan asam lambung.

Dalam studi lain juga diketahui bahwa satu kembar 1,5 kali lebih mungkin menderita GERD jika kembar identik mereka memiliki kondisi tersebut.

Studi tersebut membandingkan kejadian mulas di lebih dari 2.000 pasangan kembar identik.

Baca juga: Bisakah Asam Lambung Menyebabkan Kematian?


2. Studi pada penderita esofagus barrett

Esofagus barrett adalah salah satu komplikasi serius dari GERD. Kondisi tersebut terkait dengan peningkatan risiko terkena kanker kerongkongan.

Genetika mungkin memainkan peran yang sangat penting dalam menghadirkan kondisi esofagus barrett.

Dalam sebuah studi diketahui bahwa varian gen spesifik pada kromosom 6 dan 16 dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi pada esofagus barrett.

Studi tersebut menemukan gen penyandi protein yang paling dekat dengan varian ini adalah FOXF1, yang mana terhubung dengan perkembangan dan struktur kerongkongan.

Baca juga: Tips Mencegah Asam Lambung dengan Yoga

Sebuah studi pada 2013 juga melaporkan adanya hubungan antara FOXF1, esofagus barrett, dan kanker kerongkongan.

Sejalan dengan itu, pada penelitian tahun 2016, diketahui. ada tumpang tindih genetik yang signifikan di antara GERD, esofagus barrett, dan kanker kerongkongan.

Para peneliti menyimpulkan bahwa GERD memiliki dasar genetik, dan mereka berhipotesis bahwa ketiga penyakit tersebut terkait dengan lokus gen yang sama.

Baca juga: Pentingnya Menurunkan Berat Badan bagi Penderita Asam Lambung

3. Penelitian lainnya

Dalam penelitian lainnya, diketahui ada hubungan antara genetika dengan penyakit asam lambung dan GERD.

Salah satunya adalah sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Gastroenterology.

Penelitian tersebut menemukan bahwa polimorfisme spesifik (variasi DNA), yang disebut GNB3 C825T, terdapat pada semua 363 pasien GERD yang diteliti.

Dan polimorfisme tidak ditemukan dalam populasi kontrol yang sehat dalam penelitian ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi