Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Alasan Utama Penumpang Harus Mengaktifkan Mode Pesawat Saat Terbang?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/ DCStudio
Ilustrasi penumpang pesawat menggunakan hp.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Penumpang diharuskan mengaktifkan mode pesawat di ponselnya ketika sudah berada di dalam kabin dan pesawat sudah siap tinggal landas.

Meski aturan ini sudah lama ada dan seluruh penumpang mematuhi, namun belum banyak yang tahu, apa guna setelan mode pesawat ketika kita akan mengudara.

Sebagian besar masyarakat yakin, sinyal ponsel akan mengganggu sistem navigasi di dalam pesawat yang ditumpangi.

Benarkah begitu?

Baca juga: Mudik Bawa Kucing Naik Pesawat, Ini Syarat dan Prosedurnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Benarkah ganggu sinyal pesawat?

Sistem navigasi dan komunikasi pesawat terbang menyesuaikan dengan jaringan radio. Ini sama dengan penggunaan perangkat elektronik. Karena itu, muncul keyakinan bahwa sinyal ponsel dapat mengganggu sinyal pesawat.

Kenyataannya, belum tentu begitu. Dilansir dari Live Science, Otoritas Penerbangan Federal AS dan Boeing melakukan penelitian tentang intervensi penggunaan perangkat elektronik pada pesawat.

Hasilnya, mereka tidak menemukan masalah dengan sistem pesawat atau perangkat elektronik pribadi selama ponsel digunakan saat fase penerbangan yang tidak kritis.

Pesawat sendiri memasuki masa kritis hanya saat lepas landas dan pendaratan.

Dikutip dari CNN Travel, Komisi Komunikasi Federal AS juga membuat bandwidth atau kuota maksimum transfer data yang ditujukan dalam penggunaan berbeda, telepon seluler dan komunikasi pesawat. Akibatnya, sinyal keduanya tidak mengganggu satu sama lain.

Di Eropa, perangkat elektronik bahkan tetap diizinkan untuk tetap menyala di pesawat sejak 2014.

Baca juga: Tata Cara Shalat Saat Perjalanan di Kereta, Pesawat, dan Bus

Ganggu jaringan di Bumi

Nyatanya, larangan penggunaan ponsel di pesawat ditetapkan bukan untuk menjaga sinyal pesawat tidak terganggu.

Aturan ini ada justru untuk mencegah gangguan sinyal terjadi di daratan alias di Bumi.

Jaringan nirkabel dihubungkan melalui tiang BTS. Jika semua penumpang pesawat menggunakan jaringan ponsel, tiang-tiang ini bisa mengalami kelebihan beban.

Kondisi ini akan memburuk seiring banyaknya penumpang pesawat.

Sebagai contoh, ada total 2,2 miliar orang yang terbang sepanjang 2021. Jika setengahnya saja menggunakan ponsel, maka beban jaringan yang diterima tiang akan sangat besar.

Selain itu, bandwidth frekuensi radio terbatas. Saat banyak ponsel menggunakan jaringan nirkabel 5G, spektrum bandwidth tersebut berada sangat dekat dengan sinyal navigasi bandara.

Hal ini bisa berisiko mengganggu sistem navigasi bandara yang mengatur proses lepas landas dan pendaratan pesawat.

Baca juga: Mengapa Jendela Pesawat Berbentuk Oval dan Bukan Persegi?

Agar kondisi kabin kondisi

Masih dari CNN, terlepas dari itu semua, penggunaan ponsel selama penerbangan juga dapat menimbulkan suasana kurang nyaman bagi pramugari.

Mereka akan kesulitan berbicara dengan penumpang yang sibuk memainkan telepon sepanjang penerbangan.

Jika satu pesawat berisi kurang lebih 200 penumpang yang masing-masing sibuk melakukan panggilan telepon, pramugari akan butuh waktu lama untuk melayani semuanya.

Penumpang juga berpotensi terus berbicara sepanjang perjalanan. Keadaan ini akan mengganggu penumpang lain yang mungkin ingin beristirahat selama penerbangan.

Perintah-perintah penting dari pramugari, seperti memakai sabuk pengaman, juga kemungkinan tidak akan didengarkan dengan seksama.

Kesimpulannya, sinyal ponsel tak mengganggu sistem operasi di dalam pesawat terbang itu sendiri. Namun meski begitu, lebih baik pemakaian ponsel dibatasi selama pesawat mengangkasa.

Karena saat dihadapkan pada sistem navigasi bandara, lepas landas adalah opsional, namun pendaratan adalah hal yang krusial dan tak bisa ditunda-tunda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi