Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Korban Kecelakaan Jangan Langsung Diangkat, Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Menolong korban kecelakaan jangan langsung diangkat
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ramai di media sosial mengenai video seseorang yang mencegah agar korban kecelakan tidak langsung sembarangan diangkat. 

Seseorang dalam video tersebut mengingatkan bahaya korban kecelakaan bisa meninggal di tempat atau cacat permanen apabila salah dalam penanganannya. 

Unggahan tersebut diunggah oleh akun Instagram @brorondm pada Minggu (9/4/2023).

Pengunggah menerangkan, seseorang tidak boleh asal mengangkat korban kecelakaan karena berpotensi alami cedera kepala dan tulang belakang.

"Jangan langsung diangkat. Bahaya, kita gak tau lehernya patah, tulang belakangnya patah. Orang jatuh gak bisa langsung diangkat. Kalau macet biarin macet. Nyawa lebih penting," kata seseorang dalam video tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bahaya, Korban Kecelakaan Jangan Langsung Diangkat, Ini Penjelasannya

Cerita pengunggah

Ronald Sinaga pengunggah video tersebut mengatakan, kejadian dalam video viral tersebut terjadi di seberang Bekasi Islamic Center, Bekasi Barat pada Sabtu (25/2/2023).

"Saya lihat ada kecelakaan. Itu sebenarnya kecelakaan itu karena sesama teman bersenggolan," kata Ronald Sinaga dihubungi Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Dia mengatakan, pertolongan pertama pada korban kecelakaan harus tepat dan tidak bisa sembarangan langsung diangkat. 

Sebab apabila langsung diangkat sembarangan, bisa jadi korban mengalami cedera di batang lehera atau tulang belakang. Kondisi tersebut bisa menyebabkan korban meninggal atau cacat permanen. 

Penjelasan dokter

Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan, dr. Dien Kalbu Ady mengatakan, apabila ada korban kecelakaan maka jangan langsung asal diangkat. Hal itu untuk mencegah kondisi korban lebih parah.

"Betul (jangan asal mengangkat)," kata Dien dihubungi Kompas.com, Kamis (6/4/2023).

Menurut Dien, dalam memberikan pertolongan kejadian gawat darurat seperti kecelakaan lalu lintas, prinsip penanganannya memerlukan penilaian yang cepat dan tepat. Hal itu untuk menghindari kematian dan kecacatan.

Dien menjelaskan, saat menolong korban kecelakaan maka harus memperhatikan keamanan korban, penolong maupun lingkungan.

Langkah selanjutnya yakni mengecek respons korban. Jika korban dalam kondisi tidak ada respons atau tidak sadar maka segera panggil bantuan untuk menghubungi rumah sakit.

Kemudian sembari menunggu tim medis rumah sakit datang, jika pasien tidak sadar maka bisa dilakukan resusitasi jantung, paru atau pijat jantung.

"Pada kasus bukan kejadian tidak sadar, bisa menghubungi rumah sakit atau layanan ambulance atau layanan gawat darurat yang lain," ujarnya.

Baca juga: Pahami 7 Pertolongan Pertama Kecelakaan Saat di Rumah

 

Bahaya patah tulang leher

Dien menambahkan, sebelum menolong korban kecelakaan, maka yang perlu diperhatikan adanya kemungkinan patah tulang leher, yang bisa berakibat fatal termasuk penyebab kematian.

"Ketika memindahkan korban, leher harus diimmobilisasi atau tidak boleh digerakkan," kata Dien.

Selanjutnya untuk mencegah leher agar tak bergerak, bisa dilakukan menggunakan sandal jepit apabila tidak ada neck collar, atau bisa dengan menggunakan kedua tangan dengan teknik yang benar.

Selain itu, juga harus memperhatikan saat melepaskan helm korban dari kepalanya yakni harus dilakukan dengan benar dan hati-hati.

Kemudian, jika korban mengeluarkan darah, maka penolong juga sebaiknya berhati-hati dengan diusahakan mengenakan alat pelindung diri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi