Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Close-up Hajar Aswad yang Dirilis Pertama Kalinya oleh Arab Saudi

Baca di App
Lihat Foto
Foto close-up beresolusi tinggi pertama hajar aswad
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi merilis foto close-up Hajar Aswad yang berada di Kabah, Masjidil Haram, Mekkah.

Hajar Aswad berada di sudut tenggara Kabah dan menjadi titik awal-akhir saat menjalankan ibadah tawaf.

Batu bersejarah itu berwarna kemerah-merahan dengan diameter 30 sentimeter dan dikelilingi bingkai perak murni untuk mengawetkannya.

Baca juga: Pertama Kalinya, Arab Saudi Merilis Foto Close-up Hajar Aswad dengan Resolusi Tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 

Proses foto Hajar Aswad

 

Presiden Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjidil Nabawi menerbitkan foto Hajar Aswad yang diambil secara close up pada 3 Mei 2021 lalu.

Dilansir dari Kompas.com, foto Hajar Aswad yang dirilis Pemerintah Arab Saudi pada 2021 itu dipotret menggunakan Fox Stack Panorama.

Teknologi tersebut digunakan agar foto batu yang dimuliakan tersebut menghasilkan foto dengan akurasi terbesar.

Ahli yang ditugasi memotret perlu waktu selama 7 jam gambar Fox Stack Panorama agar memperoleh foto dengan resolusi 49.000 megapixel.

Tak hanya itu, mereka juga melakukan editing foto Hajar Aswad yang memakai waktu hingga 50 jam.

Baca juga: Apakah Hajar Aswad Pernah Dicuri?

Sejarah Hajar Aswad

Hajar Aswad yang menjadi titik awal sampai akhir ketika melakukan Tawaf memiliki diameter 30 centimeter dengan aksen kemerah-merahan.

Dikutip dari Kompas.com, umat Islam yakin bahwa Nabi Ibrahim bersama putranya, Ismail yang menemukan batu tersebut.

Hajar Aswad ditemukan ketika keduanya mencari batu untuk pembangunan Kabah dan menjadikannya sebagai salah satu batu penjuru pada bangunan.

Kendati demikian, ada pendapat yang berkembang bahwa Hajar Aswad kemungkinan adalah meteorit.

Namun, tidak ada cara untuk melakukan uji hipotesis tanpa memeriksa atau memindahkan Hajar Aswad.

Belum ada juga temuan yang bisa memastikan jenis dan sifat Hajar Aswad karena batasan agama dan budaya sehingga batu ini mustahil untuk dibor dengan alasan ilmiah.

Batu yang tersimpan dalam bingkai oval berwarna perak tersebut dilarang dipindah oleh penjaga Hajar Aswad.

Baca juga: Ramai soal Hajar Aswad Kabah di Metaverse, Apa Itu Metaverse?

 

Sejarah dan asal-usul Hajar Aswad

Kendati Hajar Aswad tidak diperbolehkan untuk dipindah, ada dugaan bahwa batu ini adalah pecahan kaca atau benturan dan tubrukan meteorit yang terfragmentasi yang jatuh pada 6.000 tahun silam di Wabar.

Pendapat tersebut dikemukakan oleh peneliti asal Universitas Kopenhagen, Denmark Elsebeth Thomsen pada tahun 1980.

Ia mengatakan bahwa situs dampak itu berada di Gurun Rub'Al Khali yang berjarak 1.100 km di timur Mekkah.

Thomsen mengatakan, di lokasi ini ditemukan balok-balok kaca silika dengan interior berwarna kuning atau putih dan cekungan berisi gas.

Kondisi seperti itu memungkinan batu mengapung di air yang sesuai dengan properti Hajar Aswad yang mengapung di air dan tidak panas di dalam api.

Peneliti yang melakukan Survei Geologi AS kemudian memperkirakan bahwa tabrakan Wabar terjadi pada atau setelah 250 tahun dari sekarang.

Mereka juga menyampaikan, Hajar Aswad adalah obsidian dari aliran lava yang umum dari Harrat atau ladang vulkanik di Perisai Arab bagian barat.

Sayangnya, pendapat tersebut diragukan karena Harrat berada di timur Madinah Al-Munnawarrah yang meletus pada 1270 M.

Lava letusan mengalir ke barat menuju Madinah dan turun ke utaran Wadi sehingga tidak masuk akal jika lahar di beberapa titik di Arab bagian barat menemukan air dan memadat menjadi obsidian. 

Baca juga: Masjid Qiblatain, Saksi Perpindahan Kiblat dari Masjidil Aqsa ke Kabah

Penelitian Hajar Aswad

Keberadaan Hajar Aswad di Kabah ternyata mengundang berbagai peneliti untuk mengidentifikasi jenis batuan pada benda suci ini.

Salah satunya datang dari tim ahli geologi Universitas Oxford, AS yang ingin mempelajari sampel lokal dari empalsemen batu.

Mereka juga ingin mempelajari beberapa penting iridium dan banyak kerucut pecah pada Hajar Aswad.

Kondisi itu merupakan fitur geologi langka yang hanya diketahui terbentuk di batuan dasar di bawah kawah tumbukan meteorit.

Kemudian, Robert Dietz bersama John McHone pernah berkomentar pada tahun 1974 bahwa Hajar Aswad memili karakteristik pita difusi yang terlihat secara jelas pada batu akik.

Selain itu, peneliti lain juga menduga warna hitam pada Hajar Aswad yang terlihat mengkilap disebabkan oleh sentuhan berulang dari para peziarah.

Kondisi tersebut mengesampingkaan dugaan chondrite atau klasifikasi meteorit yang tidak tahan terhadap gesekan secara terus menerus.

Perlu diketahui bahwa Hajar Aswad terdiri dari delapan pecahan yang memiliki beragai ukuran. Selain menempel pada Kabah, pecahan Hajar Aswad lainnya juga ditemukan di Turkiye.

Baca juga: Arab Saudi Bangun Kubus Raksasa Mirip Kabah, Apa Tujuannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi