Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Malam Lailatul Qadar Menurut Perhitungan Imam Ghazali

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGROHO
Santriwati membaca Al Quran bersama saat mengaji malam ''selikuran'' di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (22/4/2022). Kegiatan membaca Alquran yang diikuti para santri dan santriwati tersebut untuk memperingati Nuzulul Quran sekaligus menyambut Lailatul Qadar pada malam 'selikuran' atau malam ke-21 Ramadhan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dalam Al Quran dijelaskan, malam lailatul qadar lebih baik dan mulia dari seribu bulan.

Karena keutamaan dan keagungan itu, Allah merahasiakan malam lailatul qadar di antara sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Meski tak ada yang tahu secara pasti kapan waktu lailatul qadar, sejumlah ulama telah membuat kaidah atau cara menentukannya.

Termasuk di antara ulama yang membuat kaidah waktu lailatul qadar adalah Imam Ghazali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ciri-ciri Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar

Dalam I'anatu at-Thalibin, Imam Ghazali mengatakan bahwa waktu turunnya lailatul qadar dapat diketahui dari hari permulaan Ramadhan.

Berikut rinciannya:

Karena awal Ramadhan tahun ini jatuh pada hari Kamis, maka malam Lailatul Qadar berpotensi jatuh pada 25 Ramadhan atau bertepatan pada Sabtu (15/4/2023) malam.

Baca juga: Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar, Apa Saja?


Kendati demikian, kaidah tersebut bisa berpeluang benar dan salah. Sebab, tidak ada yang tahu secara pasti waktu turunnya lailatul qadar.

Untuk itu, dianjurkan untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dikutip dari Lembaga Fatwa Mesir, Syekh Ali Jum'ah Muhammad mengatakan, banyak ulama memang berbeda pendapat dalam menentukan malam lailatul qadar.

Baca juga: Malam Lailatul Qadar: Tanda, Keistimewaan, dan Kapan Terjadinya

Namun, ia berharap agar umat Islam tetap menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan, bukan terbatas pada malam ganjil.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA:

"Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang menghidup-hidupkan (dengan beribadah) malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni".

Baca juga: Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar, Apa Saja?

Ciri-ciri malam lailatul qadar

Masih dari sumber yang sama, Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya telah menunjukkan mengenai ciri-ciri lailatul qadar.

Dalam tafsir itu, dijelaskan bahwa salah satu ciri lailatul qadar adalah Matahari ketika pagi hari akan terbit dengan warna putih.

Sementara dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW telah menunjukkan beberapa tanda Lailatul Qadar:

"Sesungghnya di malam Lailatul Qadar, malam akan terang, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Pada siang harinya, Matahari terbit dengan terang tetapi tidak terlalu memancar."

Tak hanya itu, 'Ubaid bin 'Amir menceritakan pengalamannya ketika berada di laut pada malam 27 Ramadhan.

"Saat malam 27 Ramadhan, saya sedang berada di tengah laut. Saya kemudian mengambil air laut dan kemudian mendapati air tersebut manis dan lembut," kata 'Ubaid.

Baca juga: Malam Lailatul Qadar, Ciri-ciri, dan Keistimewaannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi