Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mengobati dan Menangani Stroke?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Lemau Studio
Kenali penyakit stroke.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Stroke merupakan penyakit yang terjadi ketika pembuluh darah pecah di otak atau ketika ada gumpalan darah yang menghalangi suplai darah ke otak.

Orang yang terkena serangan stroke biasanya akan mengalami kesulitan berjalan, berbicara, bahkan melihat.

Mereka harus segera mendapatkan pertolongan dari rumah sakit karena penyakit ini berisiko kematian. Semakin cepat dirawat, semakin cepat penderita stroke pulih seperti semula.

Lalu, bagaimana cara mengobati stroke?

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Serangan Stroke, Pasien Jangan Melakukan Tindakan Ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Pengobatan dan penanganan stroke

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), setiap penderita stroke memiliki kemampuan pulih yang berbeda-beda. Ada yang butuh waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Beberapa orang bisa sembuh total. Namun, ada juga orang yang mengalami cacat jangka panjang atau seumur hidup.

Saat seseorang mulai menunjukkan gejala stroke, segera hubungi ambulans atau bawa penderita ke rumah sakit. 

Dalam membawa pasien stroke sangat dianjurkan untuk menggunakan ambulans. Selain karena bisa melaju lebih cepat, tenaga kesehatan akan langsung memberikan tindakan darurat bahkan sebelum pasien tiba di rumah sakit.

Petugas ambulans juga akan memberikan perawatan darurat selama perjalanan serta memberi tahu staf di rumah sakit mengenai kondisi pasien.

Baca juga: Gejala Stroke Berdasarkan Usia Penderita, dari Bayi hingga Lansia

Diagnosis stroke

Ketika orang yang terserang stroke tiba di rumah sakit, dokter akan melakukan pemeriksaan detail terhadap gejala stroke yang dialami.

Menurut Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke AS (NINDS), dokter akan meminta orang tersebut menjawab pertanyaan serta melakukan beberapa tes fisik dan mental.

Hasilnya dihitung melalui Skala Stroke NIH yang berguna untuk mengukur kemampuan otak dan saraf.

Dokter juga akan memindai otak dengan Computed Tomography (CT) scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Tindakan ini dilakukan untuk menilai risiko, mendiagnosis, menentukan jenis serta luas dan lokasi kerusakan, dan mencari metode pengobatan stroke terbaik.

Pengobatan stroke

Pengobatan stroke umumnya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  1. Perawatan medis atau bedah darurat setelah stroke untuk meminimalkan tingkat cedera.
  2. Perawatan untuk mencegah stroke kedua atau berulang.
  3. Rehabilitasi untuk memperbaiki kecacatan akibat stroke.

Perawatan medis untuk mengatasi stroke tergantung dengan penyebab dan tipe penyakit yang diderita.

Penderita stroke iskemik yang terjadi akibat adanya gumpalan darah pada otak akan diberi obat Aktivator plasminogen jaringan (tPA). Dokter juga dapat mengobati stroke ini dengan obat pengencer darah atau operasi untuk menghilangkan darah beku.

Sebaliknya, pasien stroke hemoragik akan melakukan berbagai prosedur untuk menambal kebocoran pembuluh darah di otak.

Metode yang dapat dilakukan antara lain berupa bedah endovaskular atau pemasangan kliping atau penjepit untuk menghentikan pendarahan.

Baca juga: Stroke: Cara Diagnosis dan Pengobatannya

Mencegah stroke kambuh

Diperkirakan, 1 dari 4 penderita stroke akan mengalami kekambuhan.

Stroke berisiko menyerang lagi selama 90 hari setelah serangan pertama. Kejadian ini paling banyak terjadi satu minggu setelah serangan stroke awal.

Untuk mencegah stroke kambuh, mantan penderita stroke harus mengatasi penyebab stroke.

Ini berarti mengatasi penyakit jantung, tekanan darah tinggi, fibrilasi atrium (detak jantung cepat dan tidak teratur), kolesterol tinggi, atau diabetes.

Dokter dan terapis akan memberikan bantuan agar pasien sembuh dari penyakit itu dan memiliki gaya hidup lebih sehat.

Baca juga: Senam Aerobik untuk Rehabilitasi Stroke, Bagaimana Caranya?

Rehabilitasi pasien stroke

Rehabilitasi merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan agar penderita stroke dapat kembali hidup normal.

Proses rehabilitasi dilakukan setelah pasien berada di rumah sakit, biasanya satu atau dua hari setelah serangan stroke.

Tahapan ini membantu memudahkan transisi pasien dari kondisi terkena stroke di rumah sakit menuju aktivitas normal sehari-hari di rumah.

Rehabilitasi yang dapat dilakukan berupa terapi fisik, terapi okupasi untuk beraktivitas sehari-hari, terapi wicara, terapi vokasional untuk siap kembali bekerja, serta terapi psikologis.

Menurut Healthline, pemulihan stroke agar kembali normal sangat tergantung pada kondisi pasien. Berikut faktor yang mendukung pasien stroke dapat pulih secara total:

  • Seberapa besar kerusakan akibat stroke
  • Seberapa cepat pengobatan dilakukan
  • Bagaimana proses pengobatan dan pemulihan berlangsung
  • Usia penderita stroke
  • Masalah medis lainnya yang diderita.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi