Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Air Terjun Kedung Kandang yang Terdampak Proyek Jalan Alternatif Gunungkidul-Sleman

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Air Terjun Kedung Kandang Nglanggeran pada tahun 2019.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Air Terjun Kedung Kandang di Gunungkidul, Yogyakarta diperkirakan sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

Air terjun tersebut terkena dampak akibat dari pembangunan jalan alternatif Gunungkidul-Sleman.

"Air terjun Kedung Kandang memang kena pembangunan jalan, memang betul terjadi, dan ini akan dikembalikan seperti semula sudah tidak mungkin kelihatannya. Karena sudah berubah semuanya," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono dikutip dari Kompas.com (13/4/2023).

Pihaknya mengatakan sudah melakukan peninjauan bersama Dispar DIY, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas Pupesdm) DIY, dan masyarakat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari pertemuan tersebut pihaknya akan merumuskan daya tarik wisata baru untuk menggantikan Air Terjun Kedung Kandang. 

Baca juga: Air Terjun Kedung Kandang Nglanggeran, Keindahannya Tinggal Kenangan

Mengenal Air Terjun Kedung kandang

Air Terjun Kedung Kandang, berlokasi di Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Air terjun ini memiliki ciri khas adanya bentuk air terjun yang berundak-undak seperti anak tangga yang terbentuk dari tebing-tebing vulkanik.

Perjalanan menuju Air Terjun Kedung Kandang dilakukan dengan melewati jalan setapak berupa tanah dan bebatuan dengan kiri-kanan area persawahan.

Dikutip dari Gunungkidulkab, untuk mencapai air terjun ini pengunjung harus melakukan tracking sekitar 900 meter dengan waktu tempuh jalan kaki dari parkiran menuju lokasi sekitar 15 hingga 30 menit.

Selama perjalanan, pengunjung akan disuguhkan panorama persawahan dan pemandangan dari ketinggian yang terlihat menawan.

Dilansir dari Kompas.com (9/4/2019) selama perjalanan menuju air terjun, pengunjung juga akan menjumpai sungai yang airnya bersumber dari Air Terjun Kedung Kandang. Selain itu, pengunjung juga harus melewati jembatan bambu yang melintang di atas sungai.

Sementara jika sudah sampai di lokasi air terjun, pengunjung akan dihadiahi pemandangan air terjun musiman yang terlihat elok berpadu dengaan persawahan di sekitarnya.

Di lokasi tersebut juga terdapat semacam menara pandang yang disediakan jika pengunjung ingin berfoto.

Air Terjun Kedung Kandang merupakan air terjun musiman yang akan terlihat indah saat musim penghujan dan akan mengering ketika kemarau tiba.

 

Tak akan pengaruhi penilaian UNESCO

Harry Sukmono saat ditanya apakah rusaknya Air Terjun Kedung Kandang akan mempengaruhi penilaian revalidasi Geosite oleh UNESCO pada tahun 2023, menurutnya hal tersebut tak akan berpengaruh.

Sebab kata dia, situs warisan geologi ini hanya melekat pada Gunung yakni Gunung Api Purba Nglanggeran.

"Warisan geologinya di Gunung Api Purba Nglanggeran. Ini yang utama, yang lainnya pendukungnya. Kebetulan inovasi nglanggeran, Kedung Kandang diangkat menjadi atraksi yang diangkat," kata Harry.

Sebagai informasi, Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan bagian dari Geopark Sewu dan telah tercatat dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

Desa Wisata Nglanggeran memiliki destinasi wisata Embung Nglanggeran, Air Terjun Kedung Kandang, dan Kampung Pitu.

Baca juga: Ngabuburit di Yogyakarta, Bisa ke Embung Nglanggeran dengan Panorama Indah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi