Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Covid-19 Subvarian Arcturus yang Terdeteksi di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
wir_sind_klein/PIXABAY
Ilustrasi varian baru Covid-19 Arcturus.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 alias Arcturus terdeteksi sebanyak dua kasus di Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dua kasus tersebut ditemukan pada 23 dan 27 Maret 2023.

Dari dua kasus Arcturus, hanya satu orang berusia 33 tahun yang mendapatkan perawatan.

"Hanya satu yang dirawat yang usia 33 tahun. Yang usia 56 tahun tidak dirawat. Yang satu tidak ada gejala dan pelaku perjalanan luar negeri," ucap dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (14/4/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, pasien tersebut hanya dirawat selama 5-6 hari dan kini sudah dinyatakan sembuh.

Nadia pun menambahkan, gejala pasien Arcturus tidak tergolong berat maupun menimbulkan fatalitas. Kendati demikian, subvarian ini memang lebih cepat menular.

Lantas, apa itu dan bagaimana gejala subvarian Arcturus yang terdeteksi di Indonesia?

Baca juga: Varian Covid-19 Orthrus Masuk Indonesia, Terdeteksi 30 Kasus di Jakarta, Ini Gejalanya


Covid-19 subvarian Arcturus

Dikutip dari laman Live Mint (13/4/2023), subvarian Arcturus adalah nama yang diberikan untuk subvarian Omicron baru, yakni XBB.1.16.

Subvarian ini pertama kali terdeteksi pada Januari 2023 dan mulai dipantau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 22 Maret 2023. 

Sebab kala itu, subvarian ini memicu lonjakan kasus baru di sejumlah negara, termasuk India, Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.

Subvarian Arcturus merupakan rekombinan dari dua turunan varian Omicron BA.2, yaitu BA.2.10.1 dan BA.2.75.

Menurut sebuah studi di University of Tokyo, seperti dikutip Straits Times (13/4/2023), Arcturus hampir 1,2 kali lebih menular dari XBB.1.5.

Namun, virus corona ini dianggap tidak menimbulkan gejala lebih parah dari XBB.1.5.

Gejala subvarian Arcturus

Meski tidak menimbulkan fatalitas, beberapa pasien Arcturus masih melaporkan sejumlah gejala yang menyerang.

Berikut beberapa gejala Covid-19 subvarian Arcturus, seperti dilansir Straits Times dan Economic Times:

Beberapa gejala tersebut, termasuk:

  • Demam yang meningkat perlahan dan berlangsung selama 1-2 hari
  • Sakit kepala
  • Nyeri tubuh
  • Rasa tidak nyaman di perut atau gangguan pencernaan
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Pilek.

Banyak dari pasien Arcturus yang juga mealaporkan gejala konjungtivitis atau mata merah serta mata lengket.

Pada kasus varian sebelumnya, gejala konjungtivitis sebenarnya sudah muncul sekitar 1-3 persen pada pasien Covid-19.

Kendati demikian, belum bisa dipastikan bahwa konjungtivitis merupakan gejala khas pada kasus subvarian Arcturus.

Baca juga: Gejala Umum Covid-19 Berubah, Apa Saja Gejala Barunya?

Negara yang melaporkan subvarian Arcturus

Sejauh ini, Covid-19 subvarian Arcturus telah terdeteksi di 22 negara, termasuk Indonesia, India, Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia.

Di Singapura, 28.410 kasus Covid-19 tercatat pada minggu terakhir Maret, hampir dua kali lipat dari minggu sebelumnya yang sebanyak 14.467 kasus.

Namun, belum diketahui berapa banyak jumlah pasien yang terserang subvarian Arcturus di Singapura.

Sementara itu di India, kehadiran Arcturus membuat kasus Covid-19 meningkat sejumlah 3.122 dalam satu hari menjadi 40.215 kasus aktif per Rabu (12/4/2023).

Gelombang baru ini pun telah mendorong setidaknya dua negara bagian di India untuk memperkenalkan kembali penggunaan masker di tempat umum.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi