Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Sebut Sate Taichan Bukanlah Sate, Chef Angkat Bicara

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar unggahan yang sebut sate taichan bukan sate.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut sate taichan bukan sate viral di media sosial.

Pada Rabu (12/4/2023), seorang warganet melalui akun Twitter ini menyatakan bahwa sate taichan hanyalah daging tusuk biasa.

"Sate taichan itu bukan sate, cuma daging tusuk biasa, hasil buah karya orang-orang yang malas buat bumbu sate," katanya.

Dalam unggahan lainnya, ia menyebut suatu makanan bisa disebut sate kalau memenuhi tiga hal, yaitu daging, tusukan, dan bumbu. Jika kurang salah satunya, makanan itu tidak bisa disebut sate.

Hingga Sabtu (15/4/2023), unggahan tersebut sudah tayang sebanyak 1,4 juta kali, disukai 11.100 pengguna Twitter, dan diunggah ulang sebanyak 2.418 kali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, benarkah sate taichan tidak bisa disebut sate?

Baca juga: Jarang Diketahui, Indonesia Punya 252 Jenis Sate


Penjelasan chef

Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang mengungkapkan bahwa makanan bisa disebut sate jika terdiri dari daging yang ditusuk.

"Sate taichan bisa disebut sate," tegasnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Lebih lanjut, Chef Andreas menambahkan bahwa anggapan pengunggah kalau pembuat sate taichan malas membuat bumbu sate sebagai hal yang salah.

Sebaliknya, sate taichan diciptakan sebagai inovasi dari makanan sate.

Baca juga: Mengulik Sejarah Lahirnya Sate di Indonesia

Perkembangan sate

Dihubungi terpisah, dosen Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Fitri Rahmawati menjelasan bahwa sate awalnya merupakan makanan yang berasal dari Jawa.

"Pengertian sate sendiri adalah makanan yang terbuat dari daging yang dipotong-potong kecil dan ditusuk sedemikian rupa kemudian dipanggang," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Fitri mengungkapkan, sate sesungguhnya tidak memiliki bumbu yang spesifik berupa kecap dan kacang. Menurutnya, ada macam-macam bumbu sate.

Hal ini semakin menegaskan bahwa sate taichan tetaplah sate meskipun tidak memiliki bumbu kacang seperti sate lainnya.

Taichan biasanya berupa daging yang ditusuk kemudian dicocol bumbu seperti garam, penyedap rasa, sambal, atau kecap.

Fitri menjelaskan lebih lanjut bahwa sate yang berasal dari Jawa ini berkembang menjadi makanan Nusantara.

Kemudian, muncul beberapa daerah yang saat ini juga mempunyai menu makanan sate. Penyebutannya disesuaikan dengan nama daerah masing-masing.

Contohnya, ada sate madura, sate padang, sate banjar, sate ambal, sate ponorogo, sate blora, dan lain-lain.

"Sate juga sering dinamai berdasarkan bahannya," lanjut Fitri.

Ia mencontohkan antara lain ada sate ayam, sate kambing, sate tempe, sate kelinci, sate usus, sate telur puyuh, sate kerang, dan sate kerbau.

Di era sekarang, sate sudah menjadi makanan yang disukai di dunia internasional. Beberapa negara juga memiliki jenis hidangan yang mirip dengan sate. Misalnya, dakkochi (Korea Selatan) atau yakitori (Jepang).

"Selain itu, perkembangan makanan saat ini memang agak sedikit bergeser terutama makanan fusion. Saat ini “sate” sering merujuk pada bumbu kacang itu sendiri," lanjut Fitri.

Hal ini membuat banyak orang mengembangkan makanan sate fusion, seperti mi Indomie rasa sate.

"Itu hanya beda di bumbu kacang saja sudah disebut Indomie rasa sate," pungkasnya.

Baca juga: Resep Bumbu Sate Sebelum dan Sesudah Dibakar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi