Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Inflasi Makna Kemanusiaan

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.
Editor: Sandro Gatra

SEMULA saya menduga bahwa alih bahasa “kemanusiaan” ke Inggris adalah “humanism”. Dugaan saya keliru karena ternyata tersedia beranekaragam definisi humanism yang terkesan malah memerosotkan nilai makna kemanusiaan.

Gejala kemerosotan ke arah inflasi makna kemanusiaan mulai terasa sejak Friederich Nietzsche mengaburkan kemanusiaan dengan penyalahgunaan agama diperparah pelecehan Karl Marx bahwa agama adalah opium masyarakat disusul Jean Paul Sartre memaklumatkan ceramah legendaris “L'existentialisme est un humanism” (Existentialism is a Humanism) yang bahkan memicu gerakan berlawanan arah “Existensialism is not a Humanism”.

Misalnya, American Humanist Association dengan slogan eksplisit atheistis “Good Without A God” bersabda bahwa “Humanism is a progressive philosophy of life that, without theism or other supernatural beliefs, affirms our ability and responsibility to lead ethical lives of personal fulfillment that aspire to the greater good“.

Sementara The Humanist Society of Western New York sesumbar panjang lebar bahwa “Humanism is a joyous alternative to religions that believe in a supernatural god and life in a hereafter. Humanists believe that this is the only life of which we have certain knowledge and that we owe it to ourselves and others to make it the best life possible for ourselves and all with whom we share this fragile planet. A belief that when people are free to think for themselves, using reason and knowledge as their tools, they are best able to solve this world’s problems. An appreciation of the art, literature, music and crafts that are our heritage from the past and of the creativity that, if nourished, can continuously enrich our lives. Humanism is, in sum, a philosophy of those in love with life. Humanists take responsibility for their own lives and relish the adventure of being part of new discoveries, seeking new knowledge, exploring new options. Instead of finding solace in prefabricated answers to the great questions of life, humanists enjoy the open-endedness of a quest and the freedom of discovery that this entails “.

Tidak jelas apakah ada The Humanist Society of Eastern atau Northern atau Southern New York. Maka tidak diketahui definisi humanism lain-lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkesan para humanis Amerika Serikat alergi bahkan fobia terhadap agama. Suatu gejala buruk yang dapat dimengerti karena memang kerap kali agama disalah-gunakan sebagai deodoran untuk melakukan angkara murka pelanggaran hak asasi manusia seperti yang dilakukan kaum kolonialis Portugis dan Spanyol di Amerika Latin maupun para non-pribumi yang menggusur pribumi Amerika Serikat.

Para teroris abad XX dan XXI secara alasnologis juga gemar menyalah-gunakan agama sebagai alasan kekerasan yang mereka lakukan terhadap sesama manusia.

Sebagai seorang insan warga Indonesia pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya pribadi memilih sikap menghindari istilah humanisme demi lebih memantapkan diri pada istilah bahasa bangsa saya sendiri, yaitu “kemanusiaan”.

Saya juga tidak memubazirkan energi batin dengan upaya mendefinisikan kemanusiaan sebab sementara ini saya sudah yakin “Kemanusiaan adalah Mahkota Peradaban” .

Di atas landasan keimanan “Kemanusiaan adalah Mahkota Peradaban” saya secara sadar sengaja mengorientasikan makna kemanusiaan pada sila ke dua Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan titik berat pemaknaan lebih pada “Beradab” ketimbang “Adil” yang memang relatif lebih sulit dimaknakan akibat jauh lebih nisbi ketimbang “Beradab”.

Pemaknaan atas keyakinan bahwa segala sesuatu terkait dengan peradaban umat manusia mulai dari sains, teknologi, etika, moral, pendidikan, ekonomi, politik dan lain-lain unsur peradaban sampai dengan agama akan bukan hanya mubazir, namun bahkan rawan tergelincir menjadi buruk-dampak apabila tidak diorientasikan pada kemanusiaan.

Agama yang tidak diorientasikan pada kemanusiaan, alih-alih berdampak positif dan konstruktif justru negatif dan destruktif seperti telah terbukti pada masa serial Perang Salib atau Masaker Bartolomeus terhadap kaum Calvinis PErancis berlanjut pada konflik berdarah antara Katolik dan Protestan di Irlandia Utara.

Ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki membinasakan lebih dari 130.000 manusia merupakan akibat teknologi nuklir tidak diorientasikan pada kemanusiaan sebagai mahkota peradaban.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi