Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pencurian Pantai di Jamaika, Masih Jadi Misteri hingga Kini

Baca di App
Lihat Foto
Pencurian pantai di Jamaika.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Jika membicarakan pencurian, kebanyakan dari kita pasti berpikir barang-barang berharga atau mewahlah yang diambil.

Tapi, bagaimana kalau yang dicuri adalah pantai?

Sekitar 15 tahun yang lalu, sebuah pantai pasir putih di Jamaika dicuri oleh sekelompok orang yang tidak dikenal.

Ratusan truk mencuri berton-ton pasir pantai dari pinggir laut Coral Spring, Trelawny, Jamaika di tengah kegelapan malam.

Hingga hari ini, pencurian tersebut masih tetap menjadi misteri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Seorang Atlet Hidup 500 Hari di Dalam Gua, Kesal Saat Dijemput


Kronologi pencurian

Dilansir dari Jamaica Observer, warga Jamaika menemukan pada Minggu, 20 Juli 2008, bahwa sebuah pantai yang berada di Coral Spring, Trelawny, Jamaika telah dicuri.

Ratusan ton pasir putih lenyap dari pantai yang dihuni Resor Ocean Coral Spring hanya dalam waktu satu malam.

Diperkirakan 500 truk bermuatan pasir mencuri pasir pantai dan diyakini telah menjualnya ke resor saingan.

Penyelidikan pun segera dilakukan. Namun, tidak ada bukti yang berhasil didapatkan. Hal ini membuat polisi tidak bisa melakukan penangkapan. Akhirnya, seluruh penyelidikan kemudian dihentikan.

“Anda punya orang penerima pasir yang dicuri, atau apa yang kita yakini sebagai pasir. Truk itu sendiri, penyelenggara, dan tentu saja ada kecurigaan bahwa beberapa polisi berkolusi dengan penggerak pasir,” kata wakil komisaris kejahatan di Pasukan Kepolisian Jamaika, Mark Shields.

Kejadian ini bahkan memicu munculnya perseteruan politik antara Partai Buruh Jamaika (JLP) dan Partai Nasional Rakyat Oposisi (PNP).

Baca juga: Kisah Kucing-kucing Angkatan Laut, Jadi Peramal Cuaca hingga Penjaga Pasokan Pangan

Harga pasir mahal

Di tahun itu, sedang ada banyak pembangunan rumah yang tidak diatur di seluruh Jamaika.

Jika dilihat dari jumlah pasir yang dicuri, muncul kecurigaan bahwa hotel mungkin terlibat dalam kejadian ini. Pasir itu kemungkinan digunakan untuk membangun hotel di sana.

Menurut The Guardian, Jaringan Advokasi Lingkungan Jamaika mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki hotel yang sedang dibangun pada saat pencurian. Mereka menduga hotel-hotel itulah yang terlibat dalam pencurian ini.

Desakan ini masuk akal mengingat pasir merupakan sumber daya alam yang laku secara komersial di Jamaika. Pasir putih setidaknya bernilai sekitar hampir Rp 15 triliun di pasar gelap.

Dikutip dari Jamaicans.com, pasir putih dicuri dan diselundupkan ke seluruh dunia. Nantinya pasir akan digunakan untuk membangun bunker di lapangan golf, mortar dan semen untuk kolam renang, dan memproduksi layar hp.

Akibat pencurian ini, Resor Ocean Coral Spring yang berada di lokasi kejadian menangguhkan operasinya.

Sebuah studi lingkungan lalu dilakukan untuk mengetahui efek dari pantai yang hilang terhadap hamparan garam, hutan bakau, dan hutan kapur kering di sekitarnya.

Kasus pencurian pantai bukan hanya terjadi di Jamaika. Kejadian yang sama juga pernah terjadi di India dan Hongaria.

Pihak kepolisian juga gagal melakukan penangkapan terhadap pelaku pencurian tersebut. Di saat yang sama, pemulihkan pasir di pantai itu hampir tidak mungkin dilakukan.

Sekarang, 15 tahun kemudian, kisah perampokan pasir di pantai Jamaika tetap menjadi misteri tanpa ditemukan pelakunya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi