KOMPAS.com - Beredar sebuah video yang menampilkan sebuah fenomena ketika Matahari berubah menjadi tiga.
Dalam keterangan video, disebutkan bahwa hal itu merupakan fenomena sundog yang terjadi di Swedia.
Video tersebut menampilkan banyak pengunjung yang sedang bermain ski di salju dengan latar belakang tiga Matahari membentuk sebuah lingkaran.
Baca juga: Daerah yang Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023
Satu titik Matahari di antaranya berada di pusat lingkaran.
Video selengkapnya dapat dilihat di sini: Fenomena Matahari berubah jadi tiga di Swedia.
Diketahui, video tersebut telah lama beredar di media sosial.
Independent memberitakan, fenomena langka itu terjadi di sebuah resor ski Vemdalen, Swedia bagian barat pada 2017 silam.
Baca juga: Jadwal, Daerah, serta Dampak Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023
Apa itu fenomena sundog?
Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, fenomena sundog lazim dijumpai di negara atau daerah beriklim dingin.
Wilayah tersebut misalnya negara di lingkar kutub, baik Artik maupun Antartika, seperti Rusia, Norwegia, dan Swedia.
"Itu fenomena sundog atau yang secara lazim disebut parhelion, itu hanya terjadi di wilayah yang beriklim dingin," kata Andi kepada Kompas.com, Minggu (16/4/2023).
Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Bertopi di Puncak Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG dan BMKG
Menurutnya, fenomena sundog hanya berada di daerah beriklim dingin karena partikel penghias penyebab fenomena ini adalah partikel es dengan sudut ketinggian Matahari seiktar 22 derajat.
Karena partikel pembias ini berada di suhu lebih dingin, maka akan terbentuk seperti tiga Matahari.
Ia menjelaskan, ini berbeda dengan fenomena halo Matahari atau halo Bulan yang banyak dijumpai di belahan dunia lain.
"Karena letak partikel es ini bukan berada di awan cirrus di lapisan stratosfer, sebagaimana halo Matahari atau halo Bulan," jelas dia.
Baca juga: Melihat Fenomena Halo Matahari di Surabaya, Apa yang Terjadi?
Asal nama sundog
Namun, partikel es tersebut berada di lapisan troposfer atau lapisan paling rendah atmosfer.
Dengan begitu, busur yang terbuntuk lebih besar ukurannya dibandingkan halo Matahari.
Dikutip dari Space, nama "sundog" diyakini berasal dari mitologi Tunan.
Nama tersebut mungkin mencerminkan kepercayaan bahwa Zeus, ayah dari semua dewa dan dewa langit dalam mitologi Yunani, membawa anjing-anjingnya melewati langit.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Berjemur di Bawah Sinar Matahari
Mereka sering muncul sebagai sahabat Matahari, sehingga tampak muncul ada dua Matahari palsu di sampingnya.
Karena sundog lebih umum terjadi saat Matahari dekat dengan cakrawala, waktu terbaik untuk mencari ilusi ini adalah di pagi atau sore hari saat Matahari terbit atau terbenam.
Fakta bahwa es adalah kunci penciptaan sundog, berarti Anda lebih mungkin melihatnya selama musim dingin, terutama semakin jauh ke utara.
Itu berarti pagi musim dingin pada bulan Desember di belahan Bumi utara memberikan waktu yang ideal untuk berburu sundog.
Baca juga: Manfaat Sinar Matahari bagi Kesehatan Mental
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.