KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengaku salah perhitungan dalam melakukan pembongkaran jalur sepeda dan trotoar di simpang Pasar Santa, Jakarta Selatan.
Mulanya, pengaspalan jalur sepeda dan trotoar itu dimaksudkan untuk mengurai kemacetan dari Jalan Kapten Tendean ke Wolter Monginsidi.
"Ada perhitungan bahwa pembukaan jalur baru (menghilangkan pedestrian) bisa membuat jalanan lebih lancar," ujarnya, dilansir dari Kompas.com Selasa (18/4/2023).
Namun, fakta di lapangan justru sebaliknya. Kawasan tersebut justru mengalami kemacetan parah.
Menurut Syafrin, penyebab kemacetan itu karena penutupan akses putar balik (u-turn) untuk rekayasa lalu lintas yang dilakukan beriringan dengan penghapusan jalur sepeda dan trotoar di kawasan Santa.
Akibatnya, penumpukan kendaraan justru terjadi di sejumlah titik, mulai dari crossing di Jalan Ciranjang, Jalan Ciragil, hingga Jalan Gunawarman.
Hak pengguna trotoar hilang
Penutupan trotar dan jalur sepeda di simpang Pasar Santa turut dikeluhkan pejalan kaki.
Pasalnya, mereka tak lagi leluasa melewati simpang Pasar Santa usai trotoar itu diaspal untuk jalan raya.
Dilansir dari Kompas.com Selasa (18/4/2023), Jesicca (28) mengaku harus menyusuri median jalan yang masih berupa urukan tanah untuk menuju ke Jalan Wijaya 1 dari Jalan Suryo Raya.
"Jalur untuk pejalan kaki ditutup, tapi bagi pejalan kaki tidak disediakan jalur alternatif. Kami harus berjalan melipir, satu sisi ada taman, sedangkan sisi lainnya ada median jalan yang belum dirapikan,” ujarnya.
Dikeluhkan pesepeda
Masih dari sumber yang sama, pesepeda juga merasa dirugikan atas kebijakan penutupan jalur sepeda di kawasan Santa.
Farizal (27), pemuda yang biasanya melewati kawasan tersebut dengan sepeda kini harus memikul sepedanya untuk menuju ke jalur sepeda di seberangnya.
"Sangat disayangkan, saat negara-negara di dunia mengutamakan pejalan kaki dan pesepeda, di sini justru semakin mengurangi aksesibilitas kami. Ini seperti kemunduran peradaban,” ungkap Farizal.
Baca juga: Penutupan U-turn di Simpang Santa Bikin Macet Parah, Dirlantas: Banyak Orang Adakan Bukber Terakhir
Kemacetan makin parah
Tak hanya merugikan pejalan kaki dan pesepeda, kebijakan penutupan u-turn yang dilakukan bersamaan dengan penghapusan jalur sepeda dan trotoar itu justru membuat kemacetan semakin parah.
Andi (32), petigas keamanan di kawasan Pasar Santa mengatakan, kemacetan itu merupakan yang terparah dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.
"Wah macet banget, empat hari seperti ini, enggak pernah terurai. Dari hari Jumat kayak gini, pusing saya," tuturnya, dikutip dari Kompas.com (18/4/2023).
Disorot warganet
Di media sosial, pembuatan jalan raya dengan mengaspal jalur sepeda dan trotoar ini menjadi perhatian warganet.
Unggahan dengan foto kompilasi antara sebelum dan sesudah adanya perubahan tersebut diunggah oleh pengguna Twitter @adriansyahyasin.
"Yak sudah dimulai guys ruang kota Jakarta yang sebelumnya buat pejalan kaki dikembalikan jadi buat mobil. Pulau jalan yang dulunya trotoar di perempatan Santa/Tendean dibongkar dan kembali jadi jalan dengan dalih 'macet'. Jadi bubar ini complete street?" tulisnya.
Baca juga: Akui Penutupan U-turn Simpang Pasar Santa Bikin Macet, Dishub DKI Bongkar Beton Pembatas
Pembongkaran u-turn dan pembangunan lagi jalur sepeda
Kemacetan parah di kawasan Pasar Santa itu membuat Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akhirnya mengambil langkah untuk membongkar beton yang menutup u-turn.
Dengan begitu pergerakan pengendara kendaraan bermotor di lokasi tersebut bisa dioptimalkan.
Tak hanya itu, Pemprov DKI juga akan membangun kembali jalur sepeda dan trotoar di persimpangan Pasar Santa.
Diberitakan Kompas.com Selasa (18/4/2023), jalur sepeda dan trotoar itu rencananya akan dibuat tidak jauh dari lokasi pertama.
"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya," terang Syafrin.
Baca juga: Orang Indonesia Disebut Malas Jalan Kaki, Pakar: Kondisi Trotoar Tidak Memadai
Proses pembuatan kembali jalur sepeda dan trotoar akan melibatkan komunitas Bike to Work, Koalisi Pejalan Kaki, dan Komisi Penghapusan Bensin Bertambah (KBBI).
Selain itu, Road Safety Asociation, dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dalam pertemuan yang berlangsung pada Minggu (16/4/2023).
Dengan begitu, pejalan kaki dan pesepeda yang ingin menyebrang tetap memenuhi prisip aman dan nyaman.
"Pemprov DKI Jakarta terus melakukan kajian komprehensif tentang pola lalu lintas sebagai langkah penting dalam memahami akar masalah dan merancang solusi yang efektif," tandas Syafrin.
(Sumber: Kompas.com/Dzaky Nurcahyo, Muhammad Isa Bustomi, Ivany Atina Arbi, Larissa Huda | Editor: Ihsanuddin, Irfan Maullana, Ivany Atina Arbi, Larissa Huda).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.