Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kue Kering yang Identik dengan Perayaan Lebaran di Indonesia, Apa Saja Jenisnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Ameltha
Ilustrasi kue Lebaran seperti nastar, kastengel, lidah kucing, putri salju. Simak berapa kalori kue Lebaran seperti nastar, kastengel, lidah kucing, atau putri salju.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Idul Fitri adalah salah satu hari besar keagamaan yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Perayaan Idul Fitri di Indonesia identik dengan kue kering, seperti nastar, kastangel, dan putri salju.

Kue kering adalah kudapan yang terbuat dari tepung terigu, gula, mentega, telur, dan beberapa bahan lainnya. Kue ini berukuran kecil, memiliki banyak bentuk, dan dikemas dalam stoples kaca yang menggemaskan.

Baca juga: 25 Ucapan Hari Raya Idul Fitri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa perayaan hari raya Idul Fitri di Indonesia identik dengan kue kering?

Berikut adalah sejarah kue kering hingga alasan mengapa kue kering selalu ada dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia:


Sejarah kue kering

Dikutip dari Kompas.com (11/4/2022), keberadaan kue kering, sudah dikenal sejak abad ke-7 oleh bangsa Persia atau kini dikenal dengan nama Iran. Uniknya, kue kecil ini tercipta secara tidak sengaja.

Sejarah penemuan kue kering berasal dari para tukang roti yang ingin membuat kue seperti biasanya.

Saat hendak memanggang kue, para tukang kue kesulitan menentukan suhu oven yang akan digunakan. Untuk mendapatkan suhu yang tepat, mereka pun melakukan percobaan kecil dengan menjatuhkan sedikit adonan kue ke dalam oven.

Namun, siapa sangka, sedikit adonan yang terjatuh tadi justru bisa mengembang dan memiliki rasa yang renyah. Inilah kemudian menjadi awal terciptanya kue kering.

Baca juga: Sejarah Kue Keranjang Khas Imlek, dan Makna di Baliknya

Sebelum bisa dinikmati oleh semua kalangan seperti saat ini, dulunya kue kering adalah makanan mewah yang hanya bisa disantap kaum bangsawan.

Hingga pada akhirnya, pedagang Muslim menyebarkan kue kering ke berbagai wilayah yang menjadi persinggahan selama berdagang, salah satunya Eropa.

Sekitar abad ke-14, barulah kue kering mulai dinikmati berbagai kalangan di belahan dunia.

Seperti pada 1596 di Inggris, masyarakat kelas menengah menikmati kue kering berbentuk persegi kecil dengan kuning telur dan rempah. Sejak saat itu, kue kering semakin populer.

Selain itu, karena bentuknya yang kecil dan daya simpannya yang tinggi, membuat kudapan ini sering dijadikan sebagai bekal saat bepergian dalam waktu lama.

Baca juga: Sejarah Kastengel, Kue Kering Mahal yang Pernah Dijadikan Alat Barter

Mengapa kue kering identik dengan Lebaran di Indonesia?

Sejarawan kuliner Fadly Rahman mengatakan, tradisi menyajikan kue kering baru muncul saat masa kolonial Belanda.

Interaksi antara orang Belanda dengan masyarakat Indonesia pada abad XIX hingga XX melahirkan penyerapan budaya Eropa ke dalam budaya Indonesia, salah satunya soal kuliner.

“Bagaimana prosesnya bisa menjadi hidangan Lebaran ini tidak bisa dilepaskan dari interaksi sosial budaya masyarakat Bumi Putera, masyarakat Islam Indonesia, dengan orang-orang Eropa," ungkapnya dilansir dari Kompas.com (18/5/2019).

Sejak saat itu, sebagian masyarakat Indonesia mulai terpengaruh budaya kuliner Belanda dan mengalami perubahan selera.

Baca juga: Jika Lebaran Sabtu, Bolehkah Jumat Ikut Tidak Berpuasa?

Menurut Fadly, menyajikan kue-kue kering di hari Lebaran juga dapat menunjukkan derajat sosial seseorang.

Saat itu, masyarakat Indonesia menengah ke atas sudah tak mau lagi menyajikan makanan-makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung beras, tepung ketan, dan lain sebagainya.

“Masyarakat Indonesia mulai merasa kue tradisional itu teksturnya lengket, kemudian tidak awet, tapi kalau kue-kue kering disajikan berhari-hari pun, berminggu-minggu pun akan tetap awet untuk disajikan termasuk dalam momen Lebaran,” imbuh Fadly.

Baca juga: Meski Nikmat, Batasi Konsumsi Nastar, Kastengel, dan Putri Salju!

Jenis kue kering yang muncul saat Lebaran

Ada beberapa jenis kue kering yang sering muncul saat perayaan Lebaran di Indonesia. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Kue nastar

Kue nastar adalah salah satu kue kering yang banyak dicari masyarakat Indonesia saat Idul Fitri. Kue nastar memiliki tekstur yang lembut dan renyah dan dipadukan dengan rasa manis serta gurih di dalamnya.

Dikutip dari laman Indonesian Chef Association, kue nastar bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Belanda.

Selain itu, kata nastar juga berasal dari bahasa Belanda yaitu dari kata ananas atau nanas dan taartjes atau tart. Kemudian kedua kata tersebut disingkat menjadi nastar. Jadi, nastar merupakan tart dengan isian selai nanas.

Baca juga: Banyak Tersaji Kala Lebaran, Bagaimana Asal-usul Nastar?

2. Kastangel

Kastengel memiliki sebutan asli kaasstengels yang berasal dari bahasa Belanda. Kastangel terdiri dari dua kata, yaitu dari kata kaas (keju) dan stengels (batangan).

Jadi, secara etimologi kastengel berarti kue keju batangan. Adonan kue ini terdiri dari tepung terigu, telur, margarin, dan parutan keju.

Kastengel dulunya disajikan di rumah-rumah pejabat dan pegawai Belanda yang menikahi wanita pribumi atau nyonya-nyonya Belanda yang mengikuti suami mereka bertugas di Hindia Belanda. Merekalah sumber akulturasi tradisi makanan Belanda dengan pribumi.

3. Kue putri salju

Kue kering lain yang jadi kudapan favorit saat Lebaran adalah kue putri salju.

Dilansir dari Kompas.com (29/3/2023), kue putri salju memiliki tekstur yang sedikit lebih padat karena tambahan campuran kacang dan keju dalam adonannya.

Sesuai namanya, kue putri salju ditaburi dengan bubuk gula halus berwarna putih yang menyelimuti permukaan kue sehingga lumer saat dimakan dengan sensasi rasa gurih dan manis.

4. Kue lidah kucing

Meskipun memiliki nama yang unik, kue lidah kucing menjadi salah satu kudapan yang banyak dicari saat Lebaran.

Nama tersebut diberikan karena bentuk kuenya yang panjang dan pipih mirip dengan lidah kucing. Berkat bentuknya yang pipih itu membuat kue ini renyah saat digigit dan lumer di mulut.

Tak hanya namanya, proses pembuatan kue lidah kucing juga cukup unik, yakni kue dibentuk dengan cara menyemprotkan adonan di atas loyang. Kue akan matang dalam bentuk pipih dan melebar karena proses pengocokan mentega yang lama.

Baca juga: INFOGRAFIK: Sejarah Nastar

(Sumber: Kompas.com/Diva Lufiana Putri, Sherly Puspita | Editor: Inten Esti Pratiwi, Wahyu Adityo Prodjo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi