Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selalu Ada di Hari Raya Idul Fitri, Apa Makna Ketupat?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Tiwuk Suwantini
Mankan makanan ketupat
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Ketupat menjadi salah satu menu khas di perayaan hari raya Idul Fitri.

Hampir tiap rumah menyediakan menu karbohidrat satu ini.

Biasanya ketupat disandingkan dengan opor atau masakan bersantan lainnya.

Lantas, mengapa ketupat selalu ada di hari raya Idul Fitri?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Lebaran Ketupat

Sejarah ketupat

Dilansir dari Kontan, ketupat pertama kali dikenalkan oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari 9 wali atau Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Menurut Diskominfo Kaltim, Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya yang mengandung filosofi nilai keislaman.

Awalnya, ketupat dikenal dalam kegiatan Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.

Bakda lebaran dimulai sejak pelaksanaan shalat Id.

Sementara Bakda Kupat adalah budaya yang dimulai sepekan setelah hari raya Idul Fitri.

Pada saat itu, masyarakat akan menganyam daun kelapa (janur) dan mempersiapkan hidangan ketupat.

Caranya dengan memasukkan beras ke dalam anyaman dan mengukusnya hingga matang.

Selanjutnya, ketupat akan dibagiakan kepada kerabat terdekat dan orang-orang yang lebih tua.

Baca juga: Cara Mudah Membuat Ketupat dan Sambal Goreng Kentang Lebaran 2022

Makna ketupat

Dilansir dari Kompas.com (21/5/2020), Sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung Fadly Rahman menjelaskan bahwa ketupat mewakili dua simbolisasi yaitu ngaku lepat dan laku papat.

Ngaku lepat berarti mengakui kesalahan. Sementara laku papat atau empat kali merupakan cerminan dari wujud empat sisi dari ketupat.

Empat laku ketupat memiliki makna sebagai berikut:

  1. Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
  2. Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
  3. Leburan (kata dasar lebur) berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
  4. Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.

Baca juga: Kerap Jadi Santapan Lebaran, Bagaimana Sejarah Ketupat?

Filosofi ketupat

Dilansir dari NU Online, ketupat memiliki filosofi sebagai permintaan maaf dengan mengakui kesalahan dan saling memaafkan.

Banyak makna filosofis yang terkandung dalam makanan ketupat.

Mulai dari bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa hingga bentuk segi empat mencerminkan prinsip "kiblat papat lima pancer".

Kiblat papat lima pancer bermakna bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah.

Sebagian masyarakat juga memaknai rumitnya anyaman ketupat sebagai cerminan berbagai macam kesalahan manusia.

Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan.

Adapun beras sebagai isi ketupat diharapkan menjadi lambang kemakmuran setelah hari raya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Nasi, Ketupat, Lontong, Mana yang Lebih Sehat?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi