Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis BMKG soal Gempa M 5,9 Mentawai: akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
Gempa bumi mengguncang perairan Sumatera, Minggu (23/4/2023) pagi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo (M) 5,9 mengguncang wilayah Pantai Barat Sumatera pada Minggu (23/4/2023) pukul 04.17 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, episenter gempa terletak pada koordinat 0,98 derajat LS dan 98,33 derajat BT.

Tepatnya, gempa berlokasi di laut pada jarak 178 kilometer Barat Laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Gempa Mentawai Minggu pagi terjadi di kedalaman 23 kilometer.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono, kepada Kompas.com, Minggu pagi.

Hingga Minggu pukul 04.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 6,1 Guncang Mentawai, Terasa Hingga Padang dan Payakumbuh

Pemicu gempa Mentawai dan dampaknya

Daryono menyebut, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

Adapun gempa berdampak dan dirasakan di daerah Siberut dengan skala intensitas IV MMI. Artinya. jika pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Kemudian, di daerah Padang, Payakumbuh, Pasaman Barat dengan skala intensitas III MMI. Hal itu berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Baca juga: Analisis BMKG soal Gempa M 6,6 Tuban: Gempa Bumi Dalam akibat Deformasi Slab Pull Indo-Australia

Rekomendasi BMKG

Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata dia.

BMKG juga mengimbau masyarakat memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.

Atau, tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum masyarakat kembali ke dalam rumah.

Baca juga: Penjelasan Mengapa Gempa Tuban Justru Dirasakan di Wilayah yang Jauh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi