Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting! 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/pikisuperstar
Ilustrasi stunting pada anak. Ilustrasi underweight pada anak.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com – Stunting adalah masalah kesehatan ketika terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dikutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak-anak dikatakan mengalami stunting jika tinggi badan mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median "Standar Pertumbuhan Anak WHO".

Stunting pada awal bayi lahir, terutama pada 1.000 hari pertama sejak konsepsi hingga usia dua tahun memiliki konsekuensi atau akibat secara fungsional yang merugikan pada anak.

Dampak fungsional pada anak akan memengaruhi berbagai aspek, seperti kognitif, sensorik, motorik, dan bahasa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari NetMeds, tiga penyebab utama stunting adalah kebiasaan makan yang buruk, nutrisi ibu yang buruk, dan sanitasi (kebersihan dan kesehatan lingkungan) yang tidak memadai.

Beberapa penyebab lain adalah riwayat keluarga, kekurangan hormon pertumbuhan, stres, hipotiroidisme (kekurangan kelenjar tiroid), dan masalah kesehatan, seperti anemia, penyakit ginjal, atau penyakit paru-paru.

Baca juga: Awas Stunting! Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengukurnya pada Anak

5 cara mencegah stunting pada Anak

Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berikut lima cara untuk mencegah terjadinya stunting pada anak:

1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Cara yang cukup ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.

Disarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) eksklusif adalah ASI yang didapat secara langsung dari sang ibu, berpotensi mengurangi kemungkinan terjadinya stunting pada anak karena kandungan gizi mikro dan makro.

Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.

Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

Baca juga: Cegah Stunting dengan Konsumsi Telur...

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

MPASI adalah Makanan pendamping ASI yang sebaiknya diberika kepada bayi ketika usianya menginjak 6 bulan ke atas.

Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. Direkomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan.

Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

 

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.

Periksakan anak secara berkala ke layanan kesehatan yang terjangkau seperti Posyandu dan klinik khusus anak.

Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Anak-anak diketahui sangat rentan terhadap serangan penyakit, terutama jika lingkungan sekitarnya kotor atau tidak sehat.

Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting, seperti dikarenakan oleh diare.

Salah satu penyebab diare yakni dari paparan kotoran lingkungan sekitar yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Baca juga: 7 Makanan yang Membuat Anak Tumbuh Tinggi, Apa Saja?

Tips cegah stunting dengan ABCDE

Kemenkes juga memberi tips cegah stunting dengan rumus ABCDE. Berikut penjelasannya:

1. (A) Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD)

  • Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali
  • Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan).

2. (B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali

  • Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG.

3. (C) Cukupi konsumsi protein hewani

  • Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan.

4. (D) Datang ke Posyandu setiap bulan

  • Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan.

5. (E) Eksklusif ASI 6 bulan

  • ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.

Baca juga: Antara Pecel Lele, Milan Fashion Week dan Stunting

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi