Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menjenguk Mantan Ibu Kota Ottoman

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Bursa, Turkiye
Editor: Sandro Gatra

GARA-gara pesawat terbang dari Bandara Internasional Istanbul ke Bandara Internasional Bukares dibatalkan dengan alasan cuaca buruk bersamaan dengan prahara gempa bumi di perbatasan Turkiye dan Suriah pada awal Februari 2023, maka kami terdampar di Istanbul.

Kami bingung mau ke mana sebab sudah enam kali menapak petilasan Bizantium dan Ottoman di Istanbul.

Akhirnya kami putuskan untuk menjenguk Bursa yang terletak di kawasan Turkiye benua Asia sekitar 130 kilometer dari Istanbul.

Secara historis-kultural pilihan kami cukup tepat sebab Bursa pernah menjadi ibu kota kesultanan Ottoman.

Namun secara iklim kurang tepat sebab pada awal bulan Februari, cuaca di Bursa lebih buruk ketimbang Istanbul. Bursa lebih dingin, lebih bersalju plus lebih basah akibat curah hujan lebih berlimpah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa yang terletak di kali gunung Uludaq yang juga dikenal dengan julukan Bithynian Olimpus bercuaca sedemikian dingin sehingga kerap menjadi destinasi liburan musim dingin untuk main ski bagi warga Istanbul. Sayang saya bukan pemain ski.

Permukiman tertua ditemukan dekat Bursa adalah Ilipinar Hoyugu yang diduga sudah mulai hadir sejak tahun 5200 sebelum Masehi.

Disusul kota Yunani kuno, Cius yang didirikan ayah Iskandar Agung, Philip V kemudian dikembangkan oleh Raja Prusias I menjadi kota Prusa atas saran Hanibal dari Karthago yang kemudian mengungsi ke Prusa setelah dikalahkan oleh angkatan bersenjata kekaisaran Romawi sebelum pada tahun 74 sebelum Masehi diserahkan oleh Nikomedes IV sepenuhnya kepada kekaisaran Romawi.

Secara etimologis Bursa berasal dari bahasa Yunani “Prusa” (Latin : Pursa) yang berarti semacam dompet terbuat dari kulit.

Secara etimologis, istilah bursa dalam bahasa Indonesia layak diduga berasal dari Bursa. Di bawah kekaisaran Bizantium, Bursa berfungsi sebagai kota garnisun serta berkembang menjadi pusat industri sutra.

Studi tentang sutra Bursa yang paling berpengaruh dilakukan oleh Ottomanis Halil Ilmalcik. Maka Bursa sempat termashur pada masa Silk Road masih terbentang dari Chang An sampai ke Venezia.

Pada tahun 1326, kesultanan Ottoman merebut Bursa dari kekaisaran Bizantium untuk kemudian diangkat sebagai ibu kota kesultanan Ottoman.

Sultan Bayezid I membangun kompleks theologikal Bayezid Kulkiyesi serta Masjid Agung Ulu Cami di Bursa yang pada 1402 dibumi-hanguskan oleh cucu Timur bin Taraghay Barlas, Sultan Muhammad Mirza.

Setelah ibu kota Ottoman dipindah ke Hadrianopel yang kemudian disebut sebagai Edirne sebelum kemudian dipindah oleh Mehmed el Fatih ke Konstantinopel yang berganti nama menjadi Istanbul, Bursa tetap bertahan sebagai pusat spiritual maupun komersial bagi kesultanan Ottoman.

Sebagai sentra industri sutra, kini Bursa merupakan pemasok utama kebutuhan istana Ottoman termasuk Istama Topkapi di Istanbul terhadap kaftan, sarung bantal, sprei , kerudung, sulaman, korden dan sejenisnya.

Bursa masa kini bahkan menjadi pusat industri otomotif Turkiye. Pabrik mobil Renault, Fiat dan Karsan berada di Bursa.

Di Bursa juga hadir pabrik Coca Cola maupun pesaingnya, yaitu Pepsi Cola. Bursa International Textiles and Trade Centre berada di mantan ibu kota Ottoman sebagai bukti Bursa merupakan pusat industri tekstil kelas dunia.

Di masa kini, Bursa merupakan kota terbesar ke empat Turkiye setelah Izmir, Ankara, dan tentu saja yang terbesar adalah Istanbul.

Kebab terlezat yang pernah saya nikmati di planet bumi ini adalah di sebuah restoran tradisional Turkiye di pelataran puncak bukit Bursa indah bertetangga dengan makam Osman Gazi, sang pendiri kekaisaran Ottoman.

Bursa memang indah dan gemah ripah loh jinawi, maka oleh warga Turkiye diberi gelar sebagai Huedavendigar atau dalam bahasa Indonesia bermakna Anugerah Allah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi