Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Sunat Perempuan, Adakah Bahayanya?

Baca di App
Lihat Foto
natushm/shutterstock
Ilustrasi praktik sunat untuk bayi perempuan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan seorang warganet yang terkejut usai tahu ia pernah menjalani prosedur sunat perempuan, viral di media sosial Twitter.

Melalui akun Twitter ini pada Selasa (25/4/2023), pengunggah menceritakan kalau sang ibu membuatnya disunat saat masih kecil. Padahal, ia adalah perempuan.

"Guys ini kejadiannya pas gue masih kecil, tapi gue shock banget. Aku kecewa sama emakku nggak salah kan? Ngerasa nggak jadi perempuan seutuhnya," tulisnya.

Beberapa warganet berkomentar kalau mereka juga disunat sewaktu kecil, namun beberapa lagi membeberkan bahaya dari sunat bayi perempuan.

Hingga Rabu (26/4/2023) siang, unggahan tersebut telah tayang sebanyak 1 juta kali, disukai 2.580 akun Twitter, dan dikutip 390 kali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa itu sunat perempuan dan bahayakah jika dilakukan?

Baca juga: Sejarah Hari Anti-Sunat Perempuan Sedunia 6 Februari


Penjelasan dokter

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSIA Anugerah Semarang Indra Adi Susianto menjelaskan bahwa prosedur sunat yang dilakukan pada perempuan bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu clitoris hood reduction (hoodplasty) dan female genital mutilation (FMG).

“Clitoral hood reduction (pengurangan tudung klitoris) menghilangkan jaringan berlebih dari lipatan kulit yang menutupi dan melindungi klitoris, dengan kata lain operasi ini adalah proses pembedahan bibir labia yang bertujuan untuk membuka bagian tutup klitoris," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/4/2023).

Indra menjelaskan, prosedur tersebut dilakukan dengan alasan medis. Misalnya, untuk membuang jaringan berlebih atau merekonstruksi agar penampilannya menarik sesuai keinginan pasien.

"Jenis prosedur clitoral hood reduction ini dilakukan dengan cara memperbaiki atau mengubah bentuk dan fungsi vagina atau bibir vagina agar kembali mengencang. Clitoral hood reduction biasanya digunakan untuk alasan rekonstruktif dan kosmetik," lanjutnya.

Menurut Indra, prosedur ini telah diuji dan aman selama dilakukan oleh dokter yang mendapatkan pelatihan secara khusus.

Baca juga: Ramai soal Sunat Bayi Perempuan, Bolehkah? Ini Jawaban Dokter

Sebaliknya, female genital mutilation merupakan prosedur yang melibatkan pemotongan alat kelamin perempuan untuk tujuan nonmedis. Contohnya, untuk menerapkan budaya tertentu.

FMG tidak memiliki manfaat kesehatan dan berbahaya jika dilakukan. Apalagi kalau terhadap bayi perempuan yang baru lahir atau anak-anak.

Terkait kepercayaan bahwa sunat perempuan dilakukan untuk mengurangi nafsu atau rangsangan seksual, dokter Indra menyebut hal ini tidak berhubungan.

"Tetapi prosedur ini memperlihatkan lebih banyak area klitoris yang sangat sensitif sehingga dapat menyebabkan sensasi seksual yang meningkat," lanjutnya.

Tindakan operasi ini dilakukan dengan membuat dua sayatan kecil pada area kulit sekitar klitoris, kemudian menggunakan laser CO2 untuk membentuk kulit di area klitoris dan menyesuaikan ukuran anatominya tanpa merusak jaringan saraf dengan presisi.

Baca juga: Viral, Foto Bayi Dirias dengan Kosmetik Tebal, Apa Bahayanya?

Sunat pada bayi perempuan harus ada tujuannya

Indra menegaskan kalau prosedur yang melibatkan pemotongan alat kelamin perempuan harus dilihat dari tujuan atau indikasi medisnya.

Indikasi medis yang membuat bayi dapat disunat, antara lain infeksi saluran kemih yang terus-menerus, demam berkepanjangan akibat infeksi kandung kencing, atau timbulnya benjolan atau soft tissue di area klitoris.

Terkait tindakan bidan atau dokter yang melakukan sunat pada bayi perempuan setelah lahir, Indra menyebut hal tersebut berbahaya untuk dilakukan.

"Seharusnya tidak boleh asal operasi. Bayi baru lahir bisa saja melakukan prosedur ini tapi harus benar-benar mengalami gangguan kandung kemih," lanjut dia.

Tenaga kesehatan yang boleh mengerjakan juga tidak semua orang, melainkan harus dokter spesialis kandungan atau bedah plastik yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

"Itu harus pakai laser, jadi tidak semua tenaga medis bisa," tambahnya.

Baca juga: Orgasme pada Wanita Tentukan Jenis Kelamin Bayi Laki-laki? Ini Penjelasan Dokter

Bahaya sunat perempuan tanpa alasan medis

Berbeda dari clitoral hood reduction yang dilakukan untuk tujuan medis, female genital mutilation dilakukan tanpa alasan medis sehingga tidak memiliki manfaat kesehatan.

Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), FGM justru dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang serius dan bahkan kematian. Jaringan genital anak perempuan yang sehat berpotensi rusak dan mengganggu fungsi alaminya.

Berikut efek yang akan timbul dari tindakan tersebut:

  • Rasa sakit
  • Perdarahan
  • Pembengkakan jaringan kelamin
  • Demam
  • Infeksi seperti tetanus
  • Masalah kencing
  • Masalah penyembuhan luka
  • Cedera pada jaringan genital di sekitarnya
  • Terkejut
  • Kematian

Efek jangka panjang dari FGM:

  • Gangguan kencing (sakit buang air kecil, infeksi saluran kemih)
  • Gangguan vagina (keputihan, gatal, vaginosis bakteri dan infeksi lainnya)
  • Gangguan haid (nyeri haid atau darah haid sulit keluar)
  • Jaringan parut dan keloid
  • Masalah seksual (nyeri saat berhubungan atau penurunan kepuasan)
  • Peningkatan risiko komplikasi persalinan (persalinan sulit, perdarahan berlebihan, atau operasi caesar) dan kematian bayi baru lahir
  • Berisiko harus menjalani operasi lainnya
  • Sulit menjalani persalinan (deinfibulasi)
  • Masalah psikologis (depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma, atau merasa harga diri rendah)

Atas bahaya ini, WHO telah melarang pelaksanaan sunat perempuan tanpa alasan medis.

Sementara Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI mengatur prosedur ini dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 1636/MENKES/PER/2010 tentang Sunat Perempuan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi