KOMPAS.com - Sinar ultraviolet (UV) adalah jenis radiasi elektromagnetik yang berasal dari matahari dengan panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya tampak.
Meskipun gelombang UV tidak terlihat oleh mata manusia. Namun dalam beberapa situasi, ketika ia jatuh pada bahan tertentu menyebabkannya berpendar.
Radiasi ultraviolet memiliki daya penetrasi yang rendah, sehingga hanya menyebabkan efek langsungnya pada tubuh manusia terbatas pada permukaan kulit.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Peringatan Sinar UV Tinggi Jam 11.00-13.00
Lantas, apakah radiasi UV dapat menyebabkan kanker kulit?
Dampak radiasi ultraviolet
Dikutip dari Britannica, beberapa dampak radiasi ultraviolet pada tubuh manusia antara lain:
- Sunburn atau kemerahan pada kulit
- Perkembangan pigmentasi (suntan), di mana kulit menjadi cokelat
- Penuaan
- Perubahan karsinogenik.
Paparan radiasi UV secara terus menerus dapat menginduksi sebagian besar perubahan kulit yang umumnya terkait dengan penuaan, seperti kerutan, penebalan, dan perubahan pigmentasi.
Selain itu, ada juga frekuensi kanker kulit yang jauh lebih tinggi, terutama pada orang dengan kulit putih.
Tiga kanker kulit dasar yakni karsinoma sel basal, skuamosa, dan melanoma, telah dikaitkan dengan paparan jangka panjang terhadap radiasi ultraviolet.
Hal ini mungkin terjadi karena perubahan yang dihasilkan dalam DNA sel kulit akibat sinar ultraviolet.
Baca juga: Mengenal Sinar Ultraviolet atau UV: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya
Radiasi UV dan kanker
Dilansir Live Science, sebagian besar sinar UV alami berasal dari matahari. Namun, hanya sekitar 10 persen dari sinar matahari adalah UV.
Dan hanya sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang menembus atmosfer bumi untuk mencapai tanah.
Dari semua energi UV matahari yang mencapai ekuator, 95 persennya adalah UVA dan 5 persennya adalah UVB.
Tidak ada UVC terukur dari radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi, karena diserap oleh ozon, oksigen molekuler, dan uap air di atmosfer bagian atas.
Namun, radiasi ultraviolet spektrum luas seperti UVA dan UVB adalah yang terkuat dan paling merusak makhluk hidup.
Baca juga: Mengenal Stratosfer, Lapisan Atmosfer Bumi yang Mencegah Radiasi Ultraviolet
Perubahan warna kulit menjadi cokelat saat berjemur adalah reaksi terhadap paparan sinar UVB yang berbahaya.
Pada dasarnya, perubahan warna tersebut dihasilkan dari mekanisme pertahanan alami yang dilakukan oleh tubuh.
Kondisi tersebut mengandalkan pigmen yang disebut melanin, yang diproduksi oleh sel-sel di kulit yang disebut melanosit. Melanin menyerap sinar UV dan menghilangkannya sebagai panas.
Ketika tubuh merasakan bahaya akibat sinar matahari, ia mengirimkan melanin ke sel-sel di sekitarnya dan mencoba melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.
Pigmen tersebut menyebabkan kulit menjadi gelap. Melanin secara sederhana bisa disebut sebagai tabir surya alami.
Baca juga: BMKG Umumkan Indeks UV Indonesia Tinggi, Apa Bahayanya bagi Kulit?
2. Sinar UV dapat merusak DNAMeski tubuh memiliki melanin yang menjadi tabir surya alami, paparan radiasi UV yang terus menerus dapat membuat pertahanan tubuh kewalahan.
Ketika ini terjadi, akan ada reaksi toksik yang mengakibatkan sunburn, yakni efek sinar ultraviolet yang menyebabkan kemerahan atau nyeri.
Namun, dalam kondisi parah, dapat menyebabkan lepuh, bengkak, dan pengelupasan kulit luar. Selain itu, paparan sinar UV juga dapat merusak DNA dalam sel-sel tubuh.
Ketika merasakan ancaman tersebut, tubuh akan membanjiri area tersebut dengan darah untuk membantu proses penyembuhan. Peradangan yang menyakitkan juga bisa terjadi.
Baca juga: Manfaat Ultraviolet B untuk Imunitas, Berjemur Sebaiknya Dilakukan di Jam-jam Ini...
3. Risiko kanker akibat radiasi UVTerkadang sel dengan DNA yang bermutasi akibat sinar matahari dapat berubah menjadi sel bermasalah yang tidak mati, melainkan akan terus berkembang biak sebagai kanker.
Sinar UV menyebabkan kerusakan acak pada DNA dan proses perbaikannya, sehingga sel memperoleh kemampuan untuk menghindari kematian.
Hasilnya adalah kanker kulit, dan orang yang terkena atau mengalami sunburn berulang kali memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena kanker kulit.
Bentuk kanker kulit yang paling mematikan disebut melanoma, seseorang yang telah menerima lima atau lebih kondisi sunburn sangat berisiko mengalaminya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.