Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerangan Mapolres Jeneponto: Kronologi, Penyebab, dan Korbannya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T.
Seorang bandar narkoba di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dari sel tahanan Mapolres Jeneponto dengan dibantu istrinya. Rabu, (12/4/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mapolres Jeneponto yang berada di Jalan Sultan Hasanuddin, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) diserang orang tak dikenal (OTK) menggunakan batu dan bom molotov pada Kamis (27/4/2023) dini hari.

Akibat kejadian tersebut, seorang anggota kepolisian mengalami luka-luka dan bangunan Mapolres Jeneponto juga mengalami kerusakan di beberapa bagian, seperti ruang Propam dan masjid.

Berikut kronologi, dugaan penyebab, dan identitas korban penyerangan Mapolres Jeneponto.

Baca juga: Mapolres Jeneponto Diserang OTK, Kapolda Sulsel Minta Anggotanya Tak Reaktif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi penyerangan Mapolres Jeneponto

Dilansir dari Kompas.com, Mapolres Jeneponto diserang oleh sekelompok OTK pada Kamis (27/4/2023) sekitar pukul 01.45 Wita.

Pada saat itu, sekelompok OTK secara tiba-tiba mendatangi Mapolres Jeneponto dan melakukan penyerangan.

Mereka melempari bangunan mapolres menggunakan batu dan bom molotov yang menyebabkan ruangan Propam dan masjid mengalami kerusakan.

Dari video yang beredar di media sosial, sempat terdengar suara letusan senjata api dari sekelompok OTK yang melakukan penyerangan.

“Benar ada kejadian tersebut dan sementara kami dalami motif dan pelaku penyerangan,” ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana.

Baca juga: Kapolda Sulsel Kunjungi Markas Polres Jeneponto Usai Diserang OTK

Dugaan penyerangan Mapolres Jeneponto

Setelah Mapolres Jeneponto diserang, beredar kabar bahwa peristiwa ini terkait cekcok antara 2 prajurit TNI dan seorang anggota Polri pada Rabu (26/4/2023) pukul 02.30 Wita.

Prajurit TNI tersebut berasal dari Kodam V/ Brawijaya dan Kodam XIII/ Merdeka, sementara anggota Polri berasal dari Polres Jeneponto.

Diberitakan oleh Kompas.com, cekcok tersebut terjadi di sebuah warung makan di Jalan Poros Empoang, Kecamatan Binamu, Jeneponto.

Menurut Pangdam XIV/ Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, cekcok antara prajurit TNI dan anggota Polri disebabkan oleh salam paham.

Pelaku cekcok juga sudah dimintai keterangan oleh instansi masing-masing dan akan diberikan sanksi tegas bila terbukti melanggar.

Kendati demikian, Totok menegaskan bahwa cekcok antara prajurit TNI dan anggota Polri tidak terkait dengan penyerangan Mapolres Jeneponto.

Baca juga: Mapolres Jeneponto Diserang OTK, Bom Molotov Meledak dan Satu Polisi Tertembak

 

Polda Sulsel terjunkan tim forensik

Untuk mendalami motif penyerangan Mapolres Jeneponto, Polda Sulsel juga telah menerjunkan tim forensik guna kepentingan penyelidikan.

Namun demikian, belum diketahui pasti apa motif atau tujuan sekelompok OKT menyerang Mapolres Jeneponto pada Kamis dini hari.

“Untuk perkembangan kasus tersebut, kita akan secara profesional melihat diawali dengan olah tempat kejadian,” ujar Kapolda Sulses Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Bandar Narkoba Kabur dari Sel Tahanan Mapolres Jeneponto Sulsel, Ada Dugaan Keterlibatan Polisi

Korban penyerangan alami luka tembak di perut

Akibat penyerangan Mapolres Jeneponto, seorang anggota kepolisian dilaporkan mengalami luka tembak pada bagian perut.

Identitas korban penyerangan adalah Bripka Musmuliadi yang berdinas di Polres Jeneponto.

Ia telah menjalani operasi untuk mengeluarkan proyektil dan saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit (RS) Bhayangkara.

Kapolda Sulses juga telah menjenguk Musmuliadi setelah melakukan pengecekkan Mapolres Jeneponto.

“Kondisi saudara Musmuliadi sudah membaik setelah menjalani operasi akibat luka tembak pada bagian perut. Namun sekarang masih di rawat di ruang ICU,” jelas Komang dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kronologi Tahanan di Polres Jeneponto Kabur Membonceng Istrinya Pakai Motor

(Sumber: Kompas.com/Abdul Haq, Reza Rifaldi | Editor: Ardi Priyatno Utomo, Dita Angga Rusiana).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi