KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya dilaporkan hampir saja memakan buah yang mengandung formalin di Labuan Bajo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Dikutip dari Kompas.com Kamis (27/4/2023), insiden itu terjadi ketika Jokowi mengajak keluarganya berlibur pada Sabtu (22/4/2023) hingga Selasa (25/4/2023).
Di tengah liburan itu, muncul laporan bahwa Jokowi hampir saja menyantap buah yang mengandung formalin.
Buah itu ditemukan oleh tim Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) 3 jam sebelum disantap oleh Presiden Jokowi.
Buah berformalin tersebut diperoleh dari salah satu tempat makan yang berada di Labuan Bajo.
Begitu ditemukan, buah tersebut langsung dipisahkan oleh petugas.
Lantas, apa itu formalin dan bahayanya?
Baca juga: 8 Buah Penurun Tekanan Darah Tinggi
Penjelasan BPOM
Koordinator Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Eka Rosmalasari mengatakan, formalin merupakan bahan yang tidak seharusnya digunakan untuk makanan dan minuman.
“Formalin itu bahan berbahaya yang sering disalahgunakan pada makanan dan minuman,” ujar Eka kepada Kompas.com, Jumat (28/4/2023).
Ia menjelaskan, formalin mempunyai aroma khas yang cukup menyengat dan tidak berwarna dalam bentuk larutan.
Formalin mengandung formaldehid sebanyak 37 persen dan biasanya ditambahkan metanol sebanyak 15 persen sebagai pengawet, dengan diproduksi melalui oksidasi penguapan kimiawi.
“Kalau konsentrasinya besar bisa terasa sekali. Ada juga yang diencerkan untuk memakainya. Kalau dicium jarak dekat bisa saja (justru) tidak terdeteksi,” tuturnya.
Baca juga: Daftar Terbaru Sirup Obat, Obat Tradisional, dan Suplemen Kesehatan yang Aman Menurut BPOM
Berikut penggunaan formalin yang sesuai:
- Pembunuh kuman, sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
- Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
- Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak.
- Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
- Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
- Bahan untuk pembuatan produk parfum.
- Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
- Pencegah korosi untuk sumur minyak.
- Bahan untuk insulasi busa.
- Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
- Cairan pembalsam (pengawet mayat).
- Pembasmi hama (disinfektan).
- Dalam konsentrasi yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.
Meskipun penggunaannya sesuai, tetap harus berhati-hati mengingat risiko dari formalin cukup besar.
Baca juga: Produk Indomie di Taiwan Ditarik, BPOM Pastikan Produk di Indonesia Aman
Dampak formalin bagi tubuh
Eka menjelaskan, dampak atau bahaya formalin bagi tubuh yakni bisa memicu berbagai penyakit berikut:
- Iritasi saluran pernapasan.
- Reaksi alergi.
- Kerusakan fungsi ginjal.
- Masalah hati.
- Masalah jantung.
- Masalah otak dan saraf.
“Pada penggunaan jangka panjang, dapat menimbulkan kanker,” tandasnya.
Baca juga: Cara Cek Bahan Pangan yang Bebas Formalin, Boraks dan Pewarna Tekstil
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.