Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Kapolres Nagekeo NTT Disebut Intimidasi Warga hingga Tancapkan Sangkur ke Meja, Ini Klarifikasinya...

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@merekam.jakarta
Video viral Kapolres Nagekeo dinarasikan sedang intimidasi warga dengan tancapkan sangkur ke meja
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan video Kapolres Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Yudha Pranata yang dinarasikan sedang mengintimidasi masyarakat adat Kawa.

Dalam video itu, tampak Yudha sedang berdialog dengan warga dan beberapa petugas pemerintahan di sebuah ruang terbuka.

Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya dengan mengeluarkan sangkur dan menancapkannya ke atas meja.

Sayangnya, video itu tidak memiliki suara sehingga tidak diketahui dengan jelas konteks pembicaraannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video selengkapnya dapat dilihat di sini: Video viral Kapolres Nagekeo disebut intimidasi warga dengan tancapkan sangkur.

Baca juga: Ramai soal Anggaran Rapat Rp 9,5 Miliar, Ini Penjelasan Perpusnas

Penjelasan Kapolres Nagekeo

Menanggapi hal itu, Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata membenarkan adanya video yang beredar itu.

Menurut dia, video tersebut diambil pada Agustus tahun lalu.

"Kejadian itu pada bulan Agustus 2022," kata AKBP Yudha kepada Kompas.com, Sabtu (29/4/2023).

Saat ditanyakan perihal alasan penancapan sangkur tersebut, hal itu merupakan simbol kepatuhannya kepada negara dan rakyat.

"Patuh kepada negara dan rakyat. Patuh untuk mendukung pembangunan agar jangan terhambat, patuh kepada rakyat yang memiliki hak atas pembangunan tersebut," jelas dia.

"Semenjak sangkur tertancap, sudah tidak ada lagi pengadangan. Semenjak sangkur tertancap, hak masyarakat didapatkan dengan lancar," lanjutnya.

Kepada Kompas.com, Yudha juga mengirimkan link video klarifikasi yang bersumber dari kanal YouTube Humas Polres Nagekeo yang diunggah pada Jumat (28/4/2023).

Baca juga: Viral, Video Oknum Prajurit Tendang Ibu-ibu, Ternyata Anggota Kopasgat TNI AU

Klarifikasi dari masyarakat adat Kawa

Video itu berisi klarifikasi dari masyarakat adat Kawa yang berada di lokasi kejadian dan video asli saat AKBP Yudha menancapkan sangkur di atas meja, lengkap dengan suara pembicaraan.

Dalam video klarifikasi tersebut, seorang warga masyarakat adat Kawa menegaskan bahwa narasi Kapolres Nagekeo mengintimidasi warga tidak benar. Menurut dia, AKBP Yudha saat itu justru membantu warga.

"Apa yang dilakukan Bapak Kapolres (Nagekeo) itu tidak sedang melakukan intimidasi terhadap masyarakat Kawa, tetapi apa yang dilakukan Bapak Kapolres saat itu justru menguntungkan, membantukan masyarakat Kawa," kata pria dalam video.

Baca juga: Beredar Video Puluhan WNI di Myanmar Meminta Dipulangkan, Disebut Korban Perdagangan Orang

Bentuk komitmen kepada warga

Ia menuturkan, tindakan AKBP Yudha yang menancapkan sangkur ke atas meja merupakan bentuk komitmen atau tanda patuhnya kepada warga.

Sangkur itu pun masih tampak tertancap di atas meja dalam video klarifikasi.

Menurut dia, dialog tersebut mempertemukan masyarakat adat Kawa dengan petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Dalam keterangan pria itu, Yudha meminta agar BPN segera menyelesaikan dokumen-dokumen masyarakat adat Kawa.

"Di saat itu justru kami masyarakat Kawa diuntungkan oleh teman-teman kamtibmas yang datang membantu kami untuk bersama-sama mengurus dokumen," jelas pria itu.

"Bahkan, Kapolres mengeluarkan sprindik di depan kami, mengeluarkan sprindik untuk anggotanya untuk berkantor bersama di BPN, untuk sama-sama mengecek dokumen masyarakat Kawa," sambungnya.

Baca juga: 2 Polisi Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Bebas, Berikut Alasannya

Menancapkan sangkur ke meja

Sementara itu, video asli yang memiliki audio itu memuat pembicaraan AKBP Yudha kepada warga dan petugas BPN.

Dalam video itu, tidak ada reaksi kemarahan Kapolres Nagekeo kepada warga.

Sebaliknya, ia justru meminta agar petugas BPN segera menyelesaikan dokumen-dokumen masyarakat ada Kawa.

Bahkan, AKBP Yudha menyebut petugas BPN seakan-seakan sengaja tidak segera menyelesaikannya.

"Kami tidak bisa menghalangi masyarakat untuk meminta haknya, itu hak mereka. Kami aparat sudah cukup bersabar," jelas Yudha.

"Tapi ada kesan disengaja, bukan lalai, kalau lalai cukup sekali dua kali, tapi ini disengaja," sambungnya.

Ia kemudian menancapkan sangkur ke atas meja seraya berkata, "Itu tanda patuh saya."

Baca juga: Viral, Video Nenek Diduga Menganiaya Cucunya di Dalam Angkot di Padang, Ini Kata Polisi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi