Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kejanggalan Kematian AKBP Buddy, Keluarga Tak Percaya Bunuh Diri

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Tria Sutrisna
Seorang anggota polisi memegang bingkai foto Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu ditemukan meninggal dunia di rel kereta kawasan Jatinegara, Jakarta Timur pada Sabtu (29/4/2023).

Dikutip dari Kompas.com (29/4/2023), Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Buddy diduga meninggal karena bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta.

Dugaan tersebut berdasarkan hasil penyelidikan awal yang dilakukan oleh jajaran penyidik.

"Didapatkan untuk sementara hari ini, dari langkah-langkah yang kami lakukan ini patut diduga bunuh diri. Sementara ini dalam proses penyelidikan," ujar Trunoyudo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum.

"Untuk motif ini masih didalami. Jenazah korban saat ini sudah dibawa ke RS Polri untuk segera kami lakukan visum," kata Trunoyudo.

Terkait pernyataan Polda Metro Jaya yang menyebut kematian AKBP Buddy Towoliu karena bunuh diri, pihak keluarga menolak hal tersebut.

Berikut ini sejumlah kejanggalan kematian AKBP Buddy versi keluarga yang meragukan kematian karena bunuh diri:

1. AKBP Buddy baru menempati jabatan baru

Paman AKBP Buddy, Cyprus A Tatali menyampaikan, AKBP Buddy baru menempati jabatan barunya di Polres Metro Jakarta Timur. 

Sebelumnya AKBP Buddy baru saja dimutasi dari jabatan Kasubbid Paminal Polda Metro Jaya menjadi Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur.

Keluarga menduga kematian Buddy terkait tugas barunya untuk menyelidiki kasus narkoba dan berhadapan dengan pengedar hingga bandar narkoba.

"Kami menduga karena jabatan baru, mungkin diduga dia mau sidik. Kan Kasat Narkoba, kan di situ berhadapan dengan mafia, pelaku-pelaku mafia," ujar Cyprus dikutip dari Kompas.com (29/4/2023).

2. AKBP Buddy sempat terima telepon seseorang

Sebelum ditemukan meninggal dunia, AKBP Buddy disebutkan sempat menerima telepon dari seseorang saat tengah berada di kantor.

Setelah menerima panggilan telepon tersebut, AKBP Buddy lalu bergegas pergi ke suatu tempat.

"Enggak sampai satu jam dari terima telepon dari seseorang itu langsung dapat kabar berita beliau meninggal," ujar Cyprus dikutip dari Kompas.com (30/4/2023).

Cyprus menjelaskan, AKBP Buddy awalnya datang ke kantor Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Timur pada Sabtu pagi sekitar pukul 09.00 WIB untuk merenovasi ruang kerjanya sebelum mendapat panggilan telepon misterius itu.

3. Punya mobil, AKBP Buddy pergi dengan taksi online

Cyprus menyampaikan, kejanggalan selanjutnya adalah AKBP Buddy berangkat dengan memesan taksi online setelah mendapat panggilan dari seseorang tersebut. 

Padahal menurut Cyprus, AKBP Buddy memiliki mobil pribadi. Menurut keluarga hal tersebut dinilai janggal. 

"Berarti yang telepon ini tidak selevel atau di bawah dia. Karena dia harus cepat, kan kira-kira begitu. Berarti orang telepon itu minimal di atas daripada dia, kan kita menduga juga," kata dia.

4. Keluarga sebut tak ada indikasi bunuh diri

Cyprus juga menyampaikan, AKBP Buddy tak memiliki indikasi untuk bunuh diri karena menurutnya keluarganya cukup sejahtera.

"Dari kehidupan pribadi beliau tak ada gangguan jiwa, keluarga bahagia dan sejahtera," ungkapnya dikutip dari video KompasTv.

Ia menyampaikan, istri AKBP Buddy juga bukan ibu rumah tangga dan anaknya tengah bersekolah di Akpol.

"Dari sisi kesejahteraan nggak mungkin masalah ekonomi, gangguan jiwa juga nggak mungkin," kata dia.

Baca juga: Kasat Narkoba Polres Jaktim AKBP Buddy Disebut Bunuh Diri dengan Tabrakkan Diri ke Kereta, Kompolnas: Polisi Juga Manusia Biasa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi