Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Mimpi Bisa Dikendalikan Sesuai Keinginan? Ini Kata Dokter Spesialis Tidur

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/TIRACHARDZ
Ilustrasi tidur.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com – Setiap orang tentu pernah bermimpi saat tidur.

Mimpi yang dialami berbeda-beda, bisa hal-hal yang menyenangkan atau menakutkan.

Meksipun tak nyata, bahkan terkadang tak masuk akal, setiap orang pasti ingin mengalami mimpi yang menyenangkan.

Lantas, apakah mimpi bisa dikendalikan sesuai keinginan?

Baca juga: Ternyata, Tidur Telanjang Miliki Manfaat Kesehatan, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan dokter

Dokter spesialis tidur dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Andreas Prasadja mengatakan, seseorang bisa mengendalikan mimpinya sesuai apa yang diinginkan.

“Bisa dikendalikan, bisa dilatih,” kata Andreas kepada Kompas.com, Minggu (30/4/2023).

Ia menjelaskan, seseorang bisa mengalami mimpi yang berbeda sebanyak empat hingga enam kali setiap malamnya.

“Hanya saja kebanyakan orang tidak ingat isi mimpi saat bangun,” tuturnya.

Baca juga: Makanan yang Sebaiknya Dihindari Menjelang Tidur, Picu Mimpi Buruk dan Asam Lambung

Menurut Andreas, mimpi merupakan tahapan tidur yang penting.

“Karena kemampuan otak kita dibangun pada tahap tidur ini,” ungkapnya.

Ia mengatakan, hal yang terjadi saat bermimpi, merupakan kumpulan-kumpulan dari memori seseorang.

“Jadi mimpi itu kompleks ya, kalau dari memori, jadi setiap kali mimpi itu kita mengambil memori nya secara acak, jadi bisa tumpang tindih. Makanya isi mimpi bisa absurd atau aneh, misalnya kita makan komputer,” jelasnya.

 

Memori jangka panjang dan pendek

Memori tersebut bisa diambil dari memori jangka panjang (long term) atau jangka pendek (short term).

Memori jangka panjang yakni memori atas pengalaman yang dahulu pernah terjadi. Sedangkan memori jangka pendek adalah memori atas pengalam yang baru-baru saja terjadi.

Meski begitu, emosi yang ada saat bermimpi dipengaruhi oleh emosi sebelum tidur.

“Jadi memorinya acak, tapi muatan emosinya sama (saat sebelum tidur dan saat bermimpi),” terang Andreas.

Baca juga: Ramai soal Tidur Sesudah Waktu Subuh dan Ashar Memicu Mimpi Buruk, Ini Penjelasan Ahli

Sebagai contoh, seseorang sebelum tidur dikejar oleh tugas atau pekerjaan yang segara diselesaikan. Sehingga saat bermimpi, ia akan dikejar oleh hewan.

“Jadi memorinya secara acak, tapi muatan emosinya itu nyata. Memori bisa berantakan, muatan emosinya itu nyata,” kata Andreas lagi.

Demikian juga ketika terbangun setelah tidur dan mengalami mimpi, emosi dari mimpi tersebut masih akan terasa.

“Misal mimpinya senang, saat bangun menjadi bahagia. Mimpi sedih, bangun tidur bisa menangis,” ucapnya.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Tidur Malam yang Ideal?

Fungsi mimpi

Andreas menjelaskan, tokoh psikoanalisis, Freud mengatakan bahwa mimpi adalah saluran aman, di mana emosi-emosi terpendam yang tidak bisa dimunculkan saat terjaga atau bangun, bisa dimunculkan di mimpi.

Selain itu, mimpi mempunyai berbagai fungsi bagi individu.

“Kemampuan konsentrasi, daya ingat, stabilitas emosi atau kewarasan juga dibangun pada tahap tidur mimpi,” katanya.

Mimpi juga berfungsi sebagai tanda dari kesehatan seksual seseorang.

Pada pria, saat tidur malam penis akan mengalami ereksi (morning wood). Itu menandakan bahwa seksualnya sehat.

"Berbagai penyakit tidur banyak yang memotong durasi tidur. Hingga tahap tidur mimpi berkurang. Akibatnya gangguan ereksi," jelas Andreas.

Baca juga: Apa Saja Mimpi yang Paling Sering Dialami Orang di Seluruh Dunia?

Cara melatih agar mimpi bisa dikendalikan

Andreas memaparkan cara melatih mimpi agar bisa dikendalikan sebagai berikut:

  1. Siapkan catatan di samping tempat tidur.
  2. Catat setiap mimpi yang diingat saat bangun.
  3. Setelah terbiasa ingat, berusaha untuk sadar atau kenali saat bermimpi.
  4. Saat sudah tersadar bila sedang bermimpi, tingkatkan kesadaran tersebut.
  5. Jika sudah mempunyai kesadaran yang cukup saat bermimpi, seseorang bisa untuk mengontrol mimpi.

“Cukup sederhana untuk dilakukan. Membutuhkan konsistensi,” tandasnya.

Baca juga: Ramai soal Softlens Harus Dilepas Sebelum Tidur, Apa Dampaknya jika Tak Dilakukan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi