KOMPAS.com - Saat menggunakan internet, pengguna kerap mengikuti tes "I'm not a robot" untuk membuktikan dirinya bukanlah robot.
Tes ini biasanya mengharuskan pengguna internet untuk mengeklik atau mencentang kotak kecil di samping keterangan "Saya Bukan Robot".
Selain itu, bisa juga menyelesaikan tugas berupa memilih gambar benda tertentu dari sekian foto yang disediakan.
Baca juga: Profil Wahyu Kenzo, Crazy Rich Surabaya yang Terjerat Kasus Robot Trading
Namun, bagaimana cara kerja alat ini?
Tes "Saya Bukan Robot" atau Captcha
Tes untuk menentukan apakah pengguna merupakan manusia atau robot disebut sebagai Captcha, kependekan dari Completely Automated Public Turing Test to Tell Computers and Humans Apart.
Dikutip dari laman UMS, tes ini terdiri dari beberapa jenis, tetapi paling sering muncul adalah Captcha susunan alfabet acak serta Captcha pilihan gambar yang harus dipilih sesuai pernyataan.
Sesuai namanya, Captcha memang sengaja dibuat untuk melakukan verifikasi pengguna adalah manusia, dan bukan robot maupun program komputer sejenisnya.
Meski terlihat sederhana, tes-tes ini dapat menggagalkan upaya komputer atau robot untuk meretas kata sandi.
Baca juga: Daftar Password yang Paling Sering Digunakan pada 2021, Apa Saja?
Dilansir dari laman Reader's Digest, saat robot mencoba untuk meretas kata sandi, mereka akan memasukkan ribuan kombinasi kata sandi potensial.
Komputer atau robot ini dapat mengulangi tindakan yang diprogram dengan sangat cepat, misalnya mencoba semua kata sandi dari A hingga Z.
Kehadiran Captcha akan menjebak robot yang mencoba mengambil alih pengguna. Mereka dirancang untuk melakukan tugas kompleks, sehingga sebuah tes sederhana akan menggagalkannya.
"Komputer tidak pandai memecahkan masalah yang sepele bagi manusia," jelas chief technology officer Casaba Security, John Lloyd.
Kondisi ini berbeda dengan manusia, yang dengan mudah dapat mengenali kisi-kisi foto sebagai mobil, penyeberangan, atau lampu lalu lintas.
Baca juga: Celetukan Segede Gaban, Sebesar Apa Itu?
Cara kerja tes Captcha
Menurut firma keamanan siber Cloudflare, seperti dikutip IFL Science, tes Captcha bekerja dengan melacak pergerakan kursor pengguna saat mereka memindahkannya ke kotak untuk menjalankan tes.
Saat itulah, sebuah gerakan mikroskopis di bawah sadar yang kerap dilakukan manusia akan terekam.
Apabila kursor bergerak tidak pasti, meski sangat kecil dan tidak disadari, maka tes Captcha akan memutuskan bahwa pengguna adalah asli.
Gerakan inilah yang membedakan manusia, lantaran robot tidak dapat menirunya.
Baca juga: Apa Itu Komputer? Ini Pengertian, Sejarah, hingga Jenisnya
Selain Captcha, ada pula Recaptcha yang dapat menilai cookie atau kuki dan riwayat pencarian tersimpan dalam browser perangkat pengguna.
Kuki dan riwayat terkini tersebut dapat memberi tahu apakah pengguna manusia atau bukan.
Adapun sebagai informasi, Captcha muncul karena mesin pencari seperti Google mendeteksi aktivitas tidak biasa dari jaringan komputer yang digunakan.
Misalnya, alamat IP yang digunakan dianggap robot karena terlalu sering mencari kata kunci yang sama.
Bukan hanya itu, kemunculan Captcha juga dapat disebabkan komputer yang tertanam banyak spam.
Spam ini selalu mencari informasi di Google melalui komputer pengguna tanpa sepengetahuan atau di luar kontrol, sehingga mesin pencari menganggap sebagai aktivitas tidak wajar.
Baca juga: Cerita di Balik Viralnya Ajakan Rektor UNY Tonton Konser Sheila On 7 dengan IP
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.