KOMPAS.com - Insomnia adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur seseorang.
Hal tersebut membuat penderitanya menjadi sulit tidur, akibatnya dapat mengurangi energi dan mood hingga berpengaruh terhadap kesehatan.
Seseorang dapat mengalami insomnia jangka pendek (akut) yang berlangsung selama berhari-hari atau beberapa minggu.
Namun, beberapa orang bisa mengalami insomnia jangka panjang (kronis) selama satu bulan atau bahkan lebih lama.
Gejala insomnia bisa berbeda-beda, mulai dari kesulitan untuk memulai tidur, tidak dapat mempertahankan tidur, hingga bangun terlalu cepat dan tidak dapat tidur kembali.
Baca juga: 7 Penyebab Insomnia yang Sering Disepelekan, Apa Saja?
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia, antara lain:
- Riwayat keluarga atau genetik
- Perbedaan aktivitas otak, yakni memiliki otak yang lebih aktif
- Faktor medis dan kondisi kesehatan mental
- Insomnia karena stress
- Jadwal kerja atau perjalanan
- Kebiasaan tidur yang buruk dan jadwal tidak teratur
- Lingkungan tidur yang tidak nyaman
- Makan terlalu larut malam atau sebelum tidur
- Insomnia akibat efek obat-obatan
- Kafein, nikotin, dan alkohol.
Baca juga: 6 Ramuan Herbal untuk Mengatasi Insomnia, Apa Saja?
Insomnia pada lansia
Diketahui, orang tua atau lansia memiliki kecenderungan lebih rentan mengalami insomnia.
Dalam sebuah studi yang bertajuk Insomnia in the Older Adult, lansia cenderung memiliki lebih banyak gangguan komorbiditas atau penyakit bawaan hingga mengonsumsi banyak obat.
Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko insomnia atau gangguan tidur.
Penuaan juga dikaitkan dengan sejumlah perubahan dalam kontinuitas tidur. Banyak lansia yang mengalami kesulitan tidur, susah nyenyak, atau bangun terlalu dini.
Faktor-faktor seperti lingkungan kamar tidur, obat-obatan, hingga gangguan medis dan kejiwaan pada lansia juga dapat meningkatkan risiko insomnia.
Baca juga: 6 Manfaat Daun Sirsak: Cegah Insomnia, Kanker, dan Asam Urat
Penyebab insomnia pada lansia
Dilansir Mayoclinic, insomnia menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Beberapa alasan atau faktor yang memengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Perubahan pola tidurSeseorang akan sering mengalami tidur kurang nyenyak seiring bertambahnya usia. Suara bising atau perubahan lain di lingkungan kamar tidur lebih mudah membangunkan Anda.
Selain itu, jam biologis internal juga menjadi cepat, sehingga Anda lebih cepat lelah di malam hari dan bangun lebih awal di pagi hari.
Meski begitu, lansia umumnya masih membutuhkan jumlah tidur yang sama seperti orang yang lebih muda.
2. Perubahan aktivitasLansia mulai kurang aktif secara fisik maupun sosial, dan kurangnya aktivitas dapat mengganggu atau memengaruhi tidur malam yang nyenyak.
Semakin seseorang kurang aktif, semakin besar kemungkinan mereka untuk tidur siang setiap hari.
Hal itu kemudian dapat mengganggu pola tidur di malam hari dan menyebabkan mereka mengalami insomnia.
Baca juga: 7 Tanaman yang Bisa Mengundang Kantuk, Cocok untuk Penderita Insomnia
Masalah kesehatan juga bisa menjadi salah satu faktor mengapa orang-orang di usia tua lebih rentan mengalami insomnia.
Nyeri kronis akibat kondisi medis tertentu, seperti artritis atau masalah punggung, depresi, dan kecemasan, dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan insomnia.
Sering terbangun untuk buang air kecil di malam hari akibat masalah prostat atau kandung kemih, juga dapat mengganggu tidur.
Selain itu, sleep apnea dan sindrom kaki gelisah juga cenderung dialami seseorang seiring bertambahnya usia.
4. Mengonsumsi banyak obatOrang yang lebih tua atau lansia biasanya menggunakan lebih banyak obat resep daripada orang dewasa lebih muda, dengan berbagai alasan kesehatan.
Dan beberapa obat dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami insomnia atau sulit untuk tidur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.