Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Bantah Kirim Drone ke Rusia untuk Bunuh Putin

Baca di App
Lihat Foto
Ria Novosti via Sky News
Pemerintah Rusia menembak jatuh dua drone yang ditujukan ke kediaman Vladimir Putin di Kremlin dalam apa yang mereka sebut sebagai upaya pembunuhan teroris terhadap Presiden Rusia.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ukraina membantah tudingan bahwa pihaknya melancarkan upaya pembunuhan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tuduhan tersebut muncul setelah adanya serangan pesawat tak berawak ke Kremlin, Rusia pada Rabu (3/5/2023), namun dibantah oleh Ukraina.

"Seperti yang Presiden Zelensky telah nyatakan berkali-kali sebelumnya, Ukraina menggunakan segala cara untuk membebaskan wilayahnya sendiri, bukan untuk menyerang orang lain," kata juru bicara kepresidenan Ukraina, Sergiy Nykyforov dikutip dari CNN.

Sementara itu, Penasihat Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan dalam unggahannya di Twitter, bahwa serangan tersebut bisa saja merupakan tindakan pasukan perlawanan lokal.

Menurutnya Kremlin hanya memakai insiden ini untuk dalih pembenaran serangan besar-besaran pada warga sipil di Ukraina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Istana Kremlin Diserang Drone, Rusia Tuding Ukraina Coba Bunuh Putin

Kronologi serangan ke kediaman Putin

Dikutip dari NPR, layanan pers Kremlin menjelaskan, pada hari Rabu (3/5/2023) pertahanan udara Rusia menembak jatuh dua drone yang mencoba menyerang kediaman Putin di dalam tembok Kremlin.

"Kami menganggap tindakan ini sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan percobaan nyawa presiden," kata Kremlin dalam rilis.

Meski demikian, saat serangan itu, Putin tak berada di dalam gedung tersebut.

Pihak Kremlin mengatakan, tak ada yang terluka dan tidak ada kerusakan material akibat jatuhnya pecahan drone yang hancur tersebut.

Dalam video yang viral terlihat adanya sebuah asap mengepul dari Kremlin. Selanjutnya video lain yang juga beredar menunjukkan momen saar drone meledak di atas Kremlin.

Drone tersebut terlihat terbang menuju atap kubah bangunan diikuti dengan ledakan kecil.

Video tersebut juga memperlihatkan adanya dua orang yang memanjat kubah sambil memegang senter, dan terlihat merunduk tepat sebelum momen ledakan.

Orang-orangg kemudian memanjat kubah yang terlihat di video kedua sembari menunjukkan bahwa mereka tengah menangani api akibat drone yang pertama saat drone kedua muncul.

 

Tanggapan AS

Seorang pejabat AS mengatakan bahwa Washington tak mendapat peringatan adanya dugaan serangan ini.

Sementara itu, pejabat AS yang lain mengatakan mereka masih bekerja untuk menilai klaim Rusia dan belum memvalidasi apakah serangan itu untuk upaya membunuh Putin.

"Kami tidak dapat memvalidasi dengan cara apapun. Kami benar-benar tidak tahu. Kita lihat faktanya seperti apa. Dan sangat sulit untuk berkomentar atau berspekulasi tentang ini tanpa benar-benar mengetahui faktanya," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.

Baca juga: Kemenkumham Bali Pasang Baliho Berbahasa Rusia, Apa Tujuannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi