Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Overdosis Fentanil yang Banyak Memakan Korban di AS?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik / Azerbaijan-Stockers
Ilustrasi obat fentanil yang menyebabkan banyak kematian di AS.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus kematian akibat dari overdosis obat-obatan di Amerika Serikat (AS) meningkat selama pandemi Covid-19.

Peningkatan kasus overdosis tersebut salah satunya disebakan oleh overdosis obat fentalin. Dilansir dari CNN, Rabu (3/5/2023), fentanil dikelompokan dengan opioid sintesis seperti tramadol dan nitazenes.

Pada 2021, tercatat hampir 70.000 orang di AS meninggal dikarenakan overdosis obat yang melibatkan fentanil. Jumlah tersebut meningkat hampir empat kali lipat selama lima tahun terakhir.

Di mana, pada 2021, sekitar dua pertiga dari total kematian akibat overdosis melibatkan opioid sintesis yang kuat, dan fentanil juga sering ditemukan bersama dengan obat lain yang juga dikonsumsi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Bahan Pangan Alami yang Bisa Membuat Overdosis

Lantas, apa itu obat fentanil yang banyak memakan korban di AS?


Mengenal apa itu obat fentanil

Dikutip dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), fentanil adalah opioid sintetik yang 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.

Fentanil adalah kontributor utama overdosis fatal dan nonfatal yang terjadi di AS.

Ada dua jenis fentanil, yakni: fentanil farmasi dan fentanil yang diproduksi secara ilegal. 

Fentanil farmasi diresepkan oleh dokter untuk mengobati rasa sakit yang parah, terutama setelah operasi dan untuk penderita kanker stadium lanjut.

Namun, sebagian besar kasus overdosis adalah fentanil yang diproduksi secara ilegal. Di mana obat tersebut didistribusikan melalui pasar obat ilegal karena efeknya yang mirip heroin.

Selain itu, fentalin ilegal juga sering dikonsumsi dengan obat lain karena potensinya yang ekstrim.

Baca juga: Ramai soal Perempuan Tak Sengaja Minum Obat Kuat Pria, Adakah Efeknya?

Fentalin dan overdosis

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan, fentanil adalah obat golongan narkotika atau opioid sintetik yang biasanya digunakan untuk mengobati nyeri hebat.

"Fentanil umumnya dipakai oleh pasien kanker yang sudah stadium akhir yang mengalami nyeri hebat yang sudah tidak mampu lagi diatasi dengan obat-obat analgetik lain," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Ia menyampaikan, fentanil dapat dijumpai dalam bentuk tablet, injeksi, maupun patch/plester. 

Di Indonesia, fentanil lebih banyak dijumpai dalam bentuk plester/patch atau injeksi.

Baca juga: 8 Cara Mengobati Sakit Kepala Tanpa Menggunakan Obat

Namun di AS, banyak produk fentanil ilegal dalam bentuk tablet yang sering dikombinasi dengan obat-obatan terlarang lain seperti kokain, metamfetamin, dan heroin, serta tak jarang juga dibuat menjadi obat palsu.

Zullies mengungkapkan, seperti halnya golongan opioid lain, seperti morfin dan heroin, seseorang yang menggunakan fentanil akan merasakan efek euforia atau “fly”, yang mungkin dianggap bisa menjadi pelarian masalahnya. 

"Tetapi ketika seseorang sudah menjadi kecanduan, ia tidak bisa menghentikan lagi penggunaannya karena otaknya memaksa, yang akhirnya menjadi overdosis dan bisa menyebabkan kematian," jelasnya.

Baca juga: Video Viral Remaja Perempuan Curi Motor, Kapolres Sebut Pelaku Broken Home dan dalam Pengaruh Obat-obatan

Tanda dan gejala overdosis obat fentanil

Zullies mengatakan, seseorang yang mengalami overdosis fentanil akan mengalami gejala seperti berikut ini:

  • Pupil mata mengecil
  • Tersedak
  • Kulit menjadi dingin dan/atau lembap
  • Penurunan kesadaran
  • Pernapasan melambat
  • Lemah dan bahkan bisa berhenti hingga berujung pada kematian

Bagaimana mengobati overdosis fentanil?

Lebih lanjut, Zullies mengungkapkan bahwa ada cara untuk mengatasi overdosis fentanil, yakni menggunakan obat nalokson, suatu antagonis reseptor opioid.

"Nalokson dapat dengan cepat membalikkan efek opioid dan dapat memulihkan pernapasan normal dalam 2 hingga 3 menit," kata dia.

"Nalokson dapat mencegah kematian akibat overdosis obat fentanil maupun obat opioid lainnya jika diberikan tepat waktu," tambahnya.

Ia mengatakan, nalokson tersedia dalam bentuk spray (di US) dan injeksi. Obat ini dapat diberikan melalui semprotan hidung atau injeksi ke dalam otot atau kulit.

Selain itu, nalokson bersifat short-acting sehingga mungkin perlu diberikan lebih dari sekali.

"Di Indonesia, obat-obat ini harus diperoleh dengan resep dokter, dan setahu saya hanya tersedia dalam bentuk injeksi," jelasnya.

Baca juga: Perhatikan Dosis, Ini Bahayanya Overdosis Konsumsi Vitamin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi