Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Lengkap Gubernur Provinsi Lampung dari Masa ke Masa

Baca di App
Lihat Foto
ppid.lampungprov.go.id
Kantor Pemprov Lampung
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Daftar lengkap Gubernur Provinsi Lampung dari masa ke masa dapat disimak dalam artikel berikut ini. 

Provinsi Lampung berdiri sejak 59 tahun lalu, tepatnya pada 1964. Sebelum menjadi provinsi sendiri, Lampung secara administratif termasuk bagian dari Provinsi Sumatera Selatan.

Hingga kini, Lampung telah dipimpin oleh 12 gubernur dan 8 wakil gubernur. Berikut daftarnya:

Gubernur Provinsi Lampung

  1. Kusno Danupoyo: 1964-1966
  2. H Zainal Abidin Pagaralam: 1966-1972
  3. R Sutiyoso: 1972-1978
  4. Mayhen TNI (Purn) Yasir Hadibroto: 1978-1988
  5. Letjen TNI (HOR) (Purn) Poedjono Pranyoto: 1988-1998
  6. Drs H Oemarsono: 1998-2002
  7. Jenderal TNI (HOR) Hari Sabarno: 2002-2004
  8. Komjen Pol (Purn) Drs H Sjachroedin Z.P: 2004-2008
  9. Drs Syamsurya Ryacudu: 2008-2009
  10. Komjen Pol (Purn) Drs H Sjachroedin Z.P: 2009-2014
  11. Muhammad Ridho Ficardo: 2014-2019
  12. Ir H Arinal Djunaidi: 2019-2024

Wakil Gubernur Provinsi Lampung

  1. Drs A Subkie Harun: 1984-1988
  2. Drs Man Hasan: 1989-1993
  3. Drs H Suwardi Ramli: 1994-1998
  4. Drs H Oemarsono: 1994-1998
  5. Drs Syamsurya Ryacudu: 2004-2008
  6. Ir H Joko Umar Said: 2009-2014
  7. H Bahctiar Basri: 2014-2019
  8. Prof Dr (HC) Hj Chusnunia Chalim: 2019-2014. 

Penjabat Gubernur Lampung

1. Oman Sachroni: 1 Oktober 1997-Januari 1998

2. Tursandi Alwi: 5 Februari 2003-2 Juni 2004

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3. Syamsurya Ryacudu: 28 Mei 2008-2 Juli 2008

4. Didik Suprayitno: 13 Februari 2018-23 Juni 2018

5. Boytenjuri: 2 Juni 2019-12 Juni 2019.

 

Sejarah Lampung

Dikutip dari laman resmi Provinsi Lampung, Lampung telah lama menjadi salah satu incaran penjajah Belanda.

Namun, rencana Belanda mendapat perlawanan dari Kesultanan Banten yang saat itu menjadi pusat perdagangan di perairan Jawa, Sumatera, dan Maluku.

Kehadiran Banten ini mengusik rencana VOC untuk menguasai Lampung.

VOC pun mencari cara untuk memuluskan rencananya, salah satunya adalah menbujuk putra Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Haji sehingga terjadi perselisihan antara keduanya.

Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dengan imbalan akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung.

Pada 1682, Sultan Agung Tirtayasa berhasil digulingkan, Sultan Haji kemudian dinobatkan sebagai Sultan Banten.

Sultan Haji dan VOC kemudian sepat bahwa pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkann VOC.

Kendati demikian, tidak semua penguasa di Lampung tunduk pada kekuasaan Sultan Banten dan tetap menganggap Belanda sebagai musuh.

Perlawanan masyarakat Lampung terhadap Belanda pun semakin menguat, khususnya pada era Radin Inten.

Pada 1825, Belanda memerintahkan untuk menangkap Radin Inten, tetapi gagal.

Setelah meninggal dunia, perlawanan terhadap Belanda dilanjutkan oleh putranya Radin Imba Kusuma atau disebut Radin Inten II.

Setelah Perang Diponegoro selesai pada 1830, Belanda beberapa kali menyerbu Radin Imba Kusuma, tetapi gagal.

Radin Imba Kusuma terus mengajak warga Lampung untuk melawan Belanda, hingga akhirnya ia tertangkap dan dibunuh oleh tentara Belanda.

Sejak saat itu, Belanda mulai leluasa mengeksploitasi Lampung. Perkebunan mulai dikembangkan, seperti tembakau, kopi, karet dan kelapa sawit.

Kendati demikian, perjuangan membebaskan Lampung dari jerat penjajah pun masih terus berlangsung hingga Indonesia merdeka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi