Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sukhoi Jatuh di Gunung Salak, 45 Orang Tewas

Baca di App
Lihat Foto
ARSIP PENERANGAN LANUD HALIM PERDANAKUSUMA
Foto udara lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Pesawat berjenis Sukhoi Superjet 100 mengelamai kecelakaan dan jatuh di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 9 Mei 2012. 

Pada kecelakaan tersebut, semua penumpang dan awak pesawat yang berjumlah total 45 orang tewas.

Pesawat pabrikan Rusia itu melakukan penerbangan dengan tujuan demonstrasi kepada calon pembeli. 

Dikutip dari Kompas.com (9/5/2021), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pilot saat mengemudikan pesawat.

Saat penerbangan, pesawat Sukhoi tersebut dalam kondisi baik tanpa adanya gangguan sistem.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sudah Ada 5 Pesawat Hampir Kecelakaan di AS Tahun Ini, Apa Penyebabnya?

Kronologi kecelakaan

Pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA 36801 yang dioperasikan Sukhoi Civil Aircraft Company melakukan penerbangan promosi dari Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Penerbangan tersebut direncanakan menggunakan instrument flight rules (IFR) atau aturan terbang secara instrumen pada ketinggian 10.000 kaki.

Penerbangan yang direncakan selama 30 menit tersebut mendapat izin penerbangan di area Bogor, berada di selatan Jakarta.

Aleksandr Yablontsev yang saat itu menjadi pilot atau Pilot in Command (PIC), bersasumsi bahwa penerbangan itu telah disetujui untuk terbang ke arah radial 200 HLM VOR sejauh 20 Nm.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610, 189 Orang Meninggal

 

Pada pukul 14.20 WIB, pesawat lepas landas dari runway 06, kemudian berbelok ke kanan hingga mengikuti radial 200 HLM VOR, naik terus hingga ketinggian 10.000 kaki.

Empat menit setelah lepas landas, pilot melakukan komunikasi dengan Jakarta Approach dan menginformasikan pesawat telah berada di radial 200 HLM VOR dengan ketinggian 10.000 kaki.

Berselang dua menit atau tepatnya pada 14.28 pilot kembali melakukan komunikasi dan meminta izin untuk turun ke ketinggian 6.000 kaki.

Pilot juga meminta izin untuk membuat orbit atau lintasan melingkar ke kanan. Jakarta Approach pun mengizinkannya.

Tujuannya, supaya pesawat tak terlalu tinggi untuk proses pendaratan di Bandara Halim menggunakan runway 06.

Baca juga: Gara-gara Telat Mendarat 10 menit, Pesawat di Jepang Harus Terbang 16 Jam dari Normalnya Hanya 2 Jam

Detik-detik menabrak tebing Gunung Salak

Berdasarkan waktu yang tercatat di Flight Data Recorder (FDR) pada pukul 14.32 lewat 26 detik WIB, pesawat menabrak tebing Gunung Salak pada radial 198 dan 28 NM HLM VOR dengan ketinggian 6.000 kaki di atas permukaan laut.

38 detik sebelum benturan, Terrain Awareness Warning System (TAWS) memberikan peringatan berupa suara yang berbunyi “Terrain ahead, pull up” dan diikuti enam kali peringatan “Avoid terrain”.

Namun, sang pilot justru menghiraukan dan mematikan TAWS tersebut karena berasumsi bahwa peringatan itu diakibatkan oleh database yang bermasalah.

Tujuh detik menjelang pesawat menabrak tebing, terdengar peringatan berupa suara “Landing gear not down” dari sistem peringatan pesawat.

Peringatan tersebut akan aktif jika pesawat berada di ketinggian kurang dari 800 kaki di atas pemukaan tanah dan roda pendaratan belum diturunkan.

Saat tabrakan itu, pesawat diketahui sedang berada di ketinggian sekitar 2.000 meter dari permukaan laut atau sekitar 6.500 kaki.

Pada pukul 14.50 WIb, petugas Jakarta Approach menyadari bahwa pesawat tersebut telah hilang dari layar radar. Kemudian petugas mencoba menghubunginya.

Tidak ada bunyi peringatan sebelum lenyapnya titk pesawat di layar radar.

Satu hari kemudian, pada 10 Mei 2012, Basarnas berhasil menumkan lokasi jatuhnya pesawat.

Semua awak pesawat dan penumpang meninggal dalam kecelkaan tersebut, dengan kondisi pesawat yang hancur karena menabrak tebing.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Merpati Nusantara Jatuh dan Terbakar, Bocah 5 Tahun Selamat

(Sumber: Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta I Editor: Sari Hardiyanto)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi