KOMPAS.com - Gempa tektonik dengan magnitudo (M) 5,4 mengguncang Selat Sunda, tepatnya di barat laut Sumur, Banten pada Rabu (10/5/2023) pukul 11.24 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, gempa memiliki parameter update M 5,2.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,49 derajat LS dan 104,84 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 km arah Barat Laut Sumur, Banten," ujar Daryono, kepada Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Gempa M 5,4 Guncang Sumur Banten, Tak Berpotensi Tsunami
Daryono menyatakan, gempa Sumur, Banten memiliki kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, lanjut dia, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip," papar dia.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Gempa di Gedung Tinggi, Apa Saja?
Wilayah yang merasakan gempa Sumur, Banten
Daryono mengungkapkan, gempa Sumur, Banten berdampak dan dirasakan di sejumlah wilayah.
1. Pandeglang
- Dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
2. Sukabumi, Lebak, Serang, dan Cilegon
- Dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
3. Tangerang Selatan dan Bogor
- Dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Baca juga: Gempa Banten M 5,4 Hari Ini, Berikut Wilayah yang Merasakannya...
Gempa Sumur, Banten tidak berpotensi tsunami
BMKG menyatakan, dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Sumur, Banten tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 11.40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock.
Kepada masyarakat, BMKG mengimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," pesan Daryono.
Selain itu, tambahnya, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa.
Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.