Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Pakar Ingatkan soal Bahaya AI, Apa Alasannya?

Baca di App
Lihat Foto
da-kuk
Ilustrasi sejarah artificial intelligence dan aplikasinya dalam dunia nyata.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Sejumlah pakar teknologi mengingatkan mengenai potensi bahaya teknologi kecerdasan buatan atau AI di masa depan.

Ddiketahui, artificial intelligence atau AI belakangan menjadi pembahasan banyak pihak sejak booming-nya ChatGPT. Sejumlah raksasa teknologi pun berlomba-lomba untuk menciptakan AI.

Meski demikian, sejumlah pakar mengingatkan potensi bahaya dari teknologi tersebut.

Berikut ini sejumah pakar yang mengingatkan soal bahaya AI:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pekerjaan yang Bakal Hilang 5 Tahun ke Depan, Apa Saja?

1. Elon Musk

Dikutip dari laman CNN, baru-baru ini Elon Musk memperingatkan mengenai potensi bahaya AI di masa depan yang menurutnya bisa menyebabkan kehancuran peradaban.

Menurutnya, AI lebih berbahaya dibanding desain pesawat yang salah urus atau salah pemeliharaan, serta lebih bahaya dibandingkan produksi mobil yang buruk.

"AI memiliki potensi, betapapun kecil kemungkinannya tapi tidak sepele. AI memiliki potensi-potensi kehancuran peradaban," kata Musk.

Sementara itu, dikutip dari laman NYPost, Musk mengatakan, ketergantungan pada AI untuk melakukan tugas-tugas yang nampaknya sepele, lambat laun akan menciptakan manusia yang bahkan lupa cara mengoperasikan mesin yang mengaktifkan AI sejak awal.

"Bahkan ketergantungan ringan pada AI/otomasi berbahaya bagi peradaban jika dilakukan terlalu jauh sehingga kita akhirnya lupa cara kerja mesin," kata Musk.

Musk telah berulang kali memperingatkan mengenai bahaya AI. Pada 2018 lalu bahkan ia menyebut AI lebih bahaya dibandingkan nuklir maupun Korea Utara.

Baca juga: Ramai soal Video Suara Jokowi Nyanyi Lagu Asmalibrasi, Pakar Ingatkan Bahaya AI di Tahun Politik

Musk menyampaikan bahwa ia mendukung peraturan pemerintah mengenai pembatasan AI meskipun dia sendiri mengakui tak menyenangkan untuk diatur.

Namun ia menyadari, begitu AI memegang kendali mungkin sudah terlambat untuk menetapkan pengaturan.

"Badan pengatur perlu memulai dengan kelompok yang awalnya mencari wawasan tentang AI, kemudian meminta pendapat dari industri, dan kemudian mengusulkan pembuatan aturan," kata Musk.

Meski dirinya berulang kali memperingatkan bahaya AI, namun sebagaimana diketahui, Musk selama ini dikenal sebagai salah satu sosok yang ikut menjadi bagian perlombaan AI.

Sebagai contoh perusahaannya Tesla, sangat bergantung pada kecerdasan buatan untuk melakukan pekerjaannya.

Selain itu, Musk sendiri juga menjadi anggota pendiri OpenAI, perusahaan di belakang ChatGPT.

Baca juga: Saat IBM Setop Rekrut Karyawan, Gantikan 7.800 Tenaga Kerja dengan AI

2. Geoffrey Hinton

Geoffrey Hinton yang juga dikenal sebagai bapak kecerdasan buatan, menyatakan mundur dari Google sembari memperingatkan bahaya AI yang akan berkembang ke depannya.

Hinton bahkan mengatakan dia menyesali pekerjaannya dan menyebut bahaya AI chatbots cukup menakutkan.

"Saat ini, mereka tidak lebih pintar dari kita. Tapi saya pikir mereka mungkin akan segera (lebih pintar)," kata Hinton dikutip dari BBC.

Dr Hinton mengatakan, alasannya mundur dari Google adalah karena usianya yang sudah tua, yakni 75 tahun.

Selama ini, penelitian Dr Hinton adalah terkait neural network dan deep learning yang melandasi lahirnya AI seperti ChatGPT.

Dalam kecerdasan buatan, neural network adalah sistem yang mirip dengan otak manusia dalam belajar dan memproses informasi.

Hal ini memungkinkan AI untuk belajar dari pengalaman layaknya manusia atau yang kemudian dikenal dengan deep learning.

Baca juga: Jenis Pekerjaan yang Tak Bisa Diganti AI, Ada Dokter dan Tukang Las

Hinton mengatakan, dalam jangka pendek AI mungkin memang akan memberikan lebih banyak manfaat daripada risiko.

Sehingga menurutnya, peringatan bahayanya soal AI bukan berarti AI harus berhenti dikembangkan.

"Bahkan jika semua orang di AS berhenti mengembangkannya, China akan mendapat keuntungan besar," katanya.

Namun dia mengingatkan, pemerintah memiliki peran penting untuk memastikan AI dikembangkan dengan banyak pemikiran terkait bagaimana cara menghentikannya menjadi tak terkendali.

Baca juga: Saat AI Berkembang Menakutkan, Apa yang Harus Dilakukan Negara?

3. Bill Gates

Pendiri Microsoft, Bill Gates juga memperingatkan mengenai bahaya AI.

Menurutnya, kemunculan AI akan mengubah masyarakat dalam beberapa cara yang sangat berpengaruh.

Yang paling berbahaya menurutnya adalah jika penerapan AI dilakukan untuk peperangan.

“Tempat yang menurut saya paling memprihatinkan adalah sistem senjata,” kata Gates dikutip dari CNBC.

Meski demikian, Gates mengatakan AI tetaplah memiliki potensi untuk melakukan banyak kebaikan bagi umat manusia karena bisa mengurutkan data dalam jumlah besar dan lebih mahir dibanding manusia.

Baca juga: ChatGPT Resmi Diblokir di Italia, Apa Alasannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi