Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Bercak di Kulit Jadi Tanda Penyakit Sifilis, Apa Bedanya dengan Penyakit Kulit Biasa?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar twit soal banyak bekas luka disebut gejala sifilis. Apakah bisa dibedakan dengan gejala penyakit kulit lainnya?
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang memperlihatkan lengan tangan dengan bercak-bercak dan disebut sebagai gejala dari penyakit sifilis, ramai di media sosial.

Unggahan ini dibuat oleh akun Twitter ini pada Kamis (9/5/2023). Dalam unggahan, tampak lengan tangan pengunggah terdapat bercak merah kehitaman yang menyebar cukup banyak.

Selain itu, pengunggah juga mengatakan agar siapa saja yang memiliki bercak seperti di dalam foto agar segera memeriksakan diri ke dokter.

"Baru kemaren seneng obat suntik sifilis banyak. Langsung habis lagi :(. Mana pengadaan obat pemerintah lama lagi :(. Tapi emang kasus sifilis ningkat drastis banget :(," tulis pengunggah.

"Becareful sifilis bisa nggak bergejala dan lebih gampang nular dari HIV, kalau punya bintik kayak gini periksa," tambahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Jumat (12/5/2023) pagi, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 4,5 juta kali dan mendapatkan lebih dari 360 komentar dari warganet.

Lantas, apakah bercak di kulit dari penyakit sifilis bisa dibedakan dengan bercak pada penyakit kulit lainnya?

Baca juga: Kasusnya Terus Meningkat, Kenali Gejala dan Pencegahan HIV dan Sifilis


Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin Ismiralda Oke Putranti menjelaskan, sifilis atau raja singa adalah salah satu bentuk penyakit infeksi menular seksual (IMS) pada orang dewasa. Sifilis dapat ditularkan melalui transfusi darah maupun dari ibu ke janin melalui tali pusat.

Ia mengatakan, terkait dengan gejala klinis sifilis, bisa bermanifestasi dalam beberapa stadium.

Pertama, stadium primer biasanya berupa luka di kemaluan, seputar anus atau bibir yang kenyal dan tidak nyeri. Biasanya tandanya hanya berupa lesi tunggal dan lukanya relatif bersih.

"Karena tidak nyeri, pada stadium ini sering tidak terdeteksi dan akhirnya luka itu hilang sendiri dan berlanjut ke stadium dua (sekunder)," ujar Ismiralda kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Jumlah Kasus Meningkat 5 Tahun Terakhir, Apa Itu Sifilis atau Raja Singa?

Sifilis dikenal sebagai penyakit seribu wajah

Ia mengatakan, sifilis dikenal sebagai penyakit seribu wajah (the great immitator) karena penyakit ini bisa menyerupai penyakit-penyakit lain. Namun pada sifilis, akan selalu disertai pembesaran kelenjar getah bening generalisata.

Gejala sifilis pada stadium sekunder ini bisa mengenai kulit, mukosa (lapisan kulit dalam), kelenjar getah bening, dan organ seperti tulang.

"Namanya saja the great immitator. Hal ini berarti, sifilis tidak bisa dibedakan begitu saja dengan penyakit kulit lainnya," ungkapnya.

"Untuk itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter Sp.KK/Sp.DV untuk dapat diketahui apakah itu sifilis atau penyakit kulit lainnya," sambungnya.

Baca juga: Benarkah Banyak Bekas Luka di Lengan Termasuk Gejala Sifilis?

Gejala klinis penyakit sifilis

Lebih lanjut, Ismiralda menjelaskan bahwa ada manifestasi klinis sifilis atau gejala klinis yang dialami seseorang saat mereka terkena sifilis.

Gejala klinis yang timbul pada kulit dibagi menjadi bentuk makulopapuler berwarna merah tembaga seperti pada gambar dalam unggahan dan juga sering disebut dengan roseola sifilitika. Lesi ini juga dapat dilihat di telapak tangan dan kaki.

Selain itu, bentuk lainnya juga bisa seperti panu, tampak sebagai bercak-bercak putih di hampir seluruh badan yang disebut dengan leukoderma sifilitika.

"Ada juga timbul jaringan kulit yang tumbuh sebagai kutil di kemaluan yang datar dan berwarna merah muda dan disebut dengan kondiloma lata," ucap Ismiralda.

Kendati demikan, ada juga yang berupa lepuh-lepuh disebut dengan pemfigus sifilitika.

Apabila sifilis sudah menyerang mukosa, maka akan tampak bercak-bercak putih keabu-abuan yang disebut mucous patch. Bercak ini bisa disertai dengan kebotakan pada rambut kepala seperti gigitan ngengat (moth eaten alopecia).

"Selain yang saya sebutkan tadi, masih banyak bentuk klinis lainnya yang bisa dikenali dengan pemeriksaan dokter," kata dia.

"Untuk itu, apabila mengalami gejala tersebut maka segera periksa ke dokter agar bisa dilakukan pengobatannya," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi