Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loonkiito, Singa Jantan Liar Tertua di Dunia Mati Ditombak, Ini Kisahnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Maggy Meyer
Ilustrasi singa. Singa jantan liar diyakini sebagai salah satu yang tertua di dunia telah mati ditombak oleh penggembala.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pihak berwenang di Kenya mengatakan, seekor singa jantan liar yang diyakini sebagai salah satu yang tertua di dunia telah mati ditombak oleh penggembala.

Dilansir dari BBC, singa yang bernama Loonkiito dan berusia 19 tahun itu tewas selepas memangsa hewan ternak di Desa Olkelunyiet pada Rabu (10/5/2023) malam.

Desa tersebut berbatasan dengan Taman Nasional Amboseli di Kenya Selatan.

"(Loonkiito adalah) singa jantan tertua di ekosistem kita dan mungkin di Afrika," ujar kelompok konservasi Lion Guardians.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk diketahui, kebanyakan singa hidup hingga sekitar 13 tahun di alam liar.

Baca juga: Febrian Akhirnya Berdamai dengan Singa yang Tabrak Mobilnya di Taman Safari Prigen, Ini Ceritanya

Menurut World Wildlife Federation, hampir semua singa hidup di Afrika dengan populasi kecil di India.

Juru bicara Kenya Wildlife Service (KWS) Paul Jinaro mengatakan bahwa singa itu sudah tua, lemah, dan berkeliaran ke desa dari taman untuk mencari makanan.

Namun, Jinaro tidak dapat memastikan apakah Loonkiito termasuk singa tertua di negara itu, tetapi ia mencatat bahwa dia "sangatlah tua".

Lion Guardians, yang dioperasikan masyarakat Maasai, bertujuan melestarikan populasi singa di Taman Nasional Amboseli.

Mereka menyatakan bahwa berakhirnya musim kemarau biasanya mengarah pada peningkatan konflik antara manusia dan singa.

"Dalam keputusasaan, singa sering berpaling untuk mengambil ternak," katanya.

Baca juga: Ramai soal Singa Solo Safari Lepas dari Kandang, Ini Sanggahan Pengelola

Ditambahkan, pembunuhan Loonkiito adalah situasi sulit bagi kedua belah pihak, rakyat dan singa, dan memuji singa itu sebagai simbol ketahanan dan koeksistensi.

Paula Kahumbu, seorang pelestari satwa liar dan kepala eksekutif Wildlife Direct mengatakan, dia sedih dengan pembunuhan singa itu.

Dia pun menyerukan langkah-langkah untuk melindungi satwa liar di negara tersebut.

"Ini adalah titik puncak konflik manusia-satwa liar dan kita perlu berbuat lebih banyak sebagai negara untuk melestarikan singa, yang menghadapi kepunahan," kata Kahumbu.

Baca juga: Gajah di India Diuji Covid-19 Setelah Kematian Singa Asia akibat Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi