Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Railing di Mal Dilarang Disandari, Benarkah Tak Bisa Menahan Beban?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi pengunjung mal bersandar di railing eskalator. (Pexels/Anna Shvets)
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut alasan railing atau pagar pembatas di lantai atas sebuah mal tidak boleh digunakan untuk bersandar ramai di media sosial.

Pada Senin (8/4/2023), akun Instagram ini membagikan video seorang warganet yang menjelasakan alasan railing tidak bisa disandari.

"Railing ini dibikin bukan untuk menahan beban. Tapi sebagai penanda bahwa di balik itu ada void," jelasnya.

Void merupakan batas antara lantai atas dan bawah sebuah gedung. Keberadaan railing, menurut warganet itu, dapat menjadi tanda agar orang tidak terjatuh menuju void.

Hingga Sabtu (13/5/2023), unggahan tersebut telah disukai 32.911 pengguna Instagram.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, benarkah orang dilarang menyandar di railing karena tidak bisa menahan beban?

Baca juga: Penjelasan Pengelola soal Video Viral Sepasang WNA Rusia yang Nekat Loncat Pagar Candi Prambanan

Penjelasan arsitek

Arsitek asal Jakarta Pusat sekaligus bagian dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ariko Andikabina membantah kalau railing sengaja dibuat bukan untuk menahan beban.

"Seharusnya boleh. Selain sebagai partisi atau pemisah, railing harus mampu menahan beban untuk sandaran," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/5/2023).

Menurut Ariko, jika memang ada larangan tersebut, bisa jadi ada keragu-raguan pada konstruksi railing.

Selain itu, mungkin dilakukan untuk sekadar berjaga-jaga semisal ada masalah pada konstruksinya.

Di sisi lain, ia menyebut mungkin larangan tersebut berlaku pada railing yang mayoritas terbuat dari kaca. Ini dilakukan karena ada ketakutan kacanya akan pecah.

"Kalau desainnya baik, seharusnya tidak rusak," lanjut dia.

Ia menyatakan, railing bisa saja terbuat dari kaca. Namun, tetap harus ada penyangga dari bahan lainnya yang dapat digunakan untuk sandaran orang.

Ini membuat kaca tidak langsung mengenai tubuh.

Baca juga: Viral Video Pengendara Jebol Pagar saat Penyekatan di Suramadu, Ini Penjelasan Polisi

Desain railing yang ideal

"Oleh karenanya, railing pada mal harus didesain dengan baik, meliputi kegunaan, kekuatan, dan tampilan visualnya," ujar Ariko.

Menurutnya, railing yang ideal seharusnya memperhatikan jarak dan ukuran antara tiang penyangganya. Selain itu, detail sambungan tiang railing juga perlu menjadi perhatian agar tidak goyah.

"Pastikan ketinggian railing sesuai standar agar memastikan keamanannya. Pastikan tidak dapat dipanjat," tambahnya.

Terkait void atau jarak antar lantai, Ariko menyarankan agar suatu gedung diupayakan tidak memiliki lebih dari empat lantai.

Ini untuk menghindari perasaan takut, pusing, atau vertigo sebagai dampak dari lantai yang terlalu tinggi.

Baca juga: Pemilik Pub Ini Pasang Pagar Listrik agar Pengunjung Patuhi Jarak Aman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi